Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

Hasil Pilpres 2024 Segera Diumumkan, Adian Singgung Pemilu Bisa Diulang, Ungkit Soeharto Dijatuhkan

Demo di depan KPU terus berlangsung jelang rampungnya rekapitulasi suara Pilpres 2024.

Editor: Glendi Manengal
TRIBUNNEWS/NICO MANAFE
Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu saat mengikuti wawancara khusus dengan Tribun Network di Studio Newsroom Tribun Network, Jakarta, Kamis (10/8/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Diketahui hari ini KPU bakal mengumumkan pemenang Pilpres 2024.

Terkait hal tersebut dari hasil rekapitulasi suara Prabowo-Gibran paling tertinggi.

Bahkan selisih sangaj jauh dari capres lainnya.

Lantas dilain hal demo terus dilakukan di depan gedung KPU RI.

Bahkan menjelang selesainya rekapitulasi suara Pilpres 2024.

Demo disebut bakal terus berlangsung.

Bahkan dari politisi yakni Adian Napitupulu mengunkit soal pemilu 2024 bisa diulang.

Hingga mengungkit soal Presiden Soeharto yang digulingkan rakyat.

Demo di depan KPU terus berlangsung jelang rampungnya rekapitulasi suara Pilpres 2024.

Diketahui, KPU akan mengumumkan dan menetapkan pemenang Pilpres 2024, hari ini.

Aktivis 98 Adian Napitupulu tampak diantara para pendemo tersebut.

Bahkan, politikus PDIP ini ikut berorasi membakar semangat para pengunjukrasa.

Adian Napitupulu bercerita mengenai Presiden kedua Soeharto yang digulingkan oleh rakyat pada 1998.

Adian bertanya apakah kejadian penggulingan presiden tersebut mungkin terjadi kembali atau tidak.

Hal tersebut Adian sampaikan saat menerima massa demo yang mendesak hak angket DPR dan pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di ruang Fraksi PDI-P, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024) malam.

Perwakilan massa demo berasal dari Banten Bersatu, Aliansi Mahasiswa Jawa Barat, Gerakan Sipil, dan Forum Koordinasi Nasional.

Lalu, tampak pula tokoh dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), yakni Ahmad Yani dan Marwan Batubara.

Mulanya, Adian bertanya apakah pemilu di Indonesia pernah diulang atau tidak.

"Termasuk misalnya apakah pemilu bisa diulang, pelajari sejarah.

Pernah enggak di Indonesia pemilu diulang?" tanya Adian ke sejumlah perwakilan massa demo.

"Pernah," jawab para pedemo. "Pernah, '97 pemilu, '99 kembali diulang.

Jadi kalau kita mau mencari jawaban, kita buka lagi sejarah itu.

Pernah tidak kemudian pemilu diulang kembali, pernah, tahun berapa? 1999," tutur Adian.

Lalu, Adian kembali bertanya kepada perwakilan massa, apakah hak angket DPR pernah menjatuhkan presiden atau tidak.

Adian mengingatkan bahwa sejarah sangat mungkin terjadi kembali di masa depan.

"Pernah tidak kemudian hak angket menjatuhkan presiden? Pernah enggak?" tanya Adian.

"Pernah," jawab pedemo.

"Kapan? Gus Dur. Tapi, pernah enggak kemudian hak angket tidak menjatuhkan siapa-siapa? Pernah.

Artinya bahwa sejarah itu selalu berulang dari waktu ke waktu.

Sehingga orang bilang satu-satunya yang kebenaran yang diajarkan pada sejarah manusia, manusia tidak pernah belajar dari sejarah.

Karena selalu berulang. Apakah mungkin terjadi pengulangan?

Ya mungkin saja, secara historis pernah terjadi kok," tegas Adian.

Kemudian, Adian memberi contoh Soeharto yang baru dilantik pada Maret 1998, tetapi tidak lama kemudian diturunkan dari jabatannya.

Dia kembali menyinggung mengenai sejarah yang mungkin terulang.

Menurutnya, sejarah akan terulang, baik itu harus menunggu 10 tahun, 20 tahun, maupun 30 tahun.

"Kemudian, 11 Maret 98 Soeharto dilantik. 71 hari kemudian, 21 Mei diturunkan.

Ia hanya dilantik 71 hari. Mungkin enggak terulang? Sejarah mengatakan pernah terjadi," imbuhnya.

Refly Harun Ikut Aksi

Jubir Timnas AMIN Refly Harun yang juga Pakar Hukum Tata Negara mengatakan bahwa ada hakim di Mahkamah Konstitusi (MK) yang lurus tetapi mendapatkan intimidasi.

Refly Harun juga mengatakan adanya kecurangan Pemilu 2024 secara terencana.

Tak hanya itu, Refly Harun menyebut para komisioner KPU itu hanyalah boneka kecurangan.

Refly pun menyerukan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser dari jabatannya.

Refly menyebut hal ini saat menggelar aksi demonstrasi tolak hasil Pilpres di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin (18/3/2024).

Kata Refly, MK merupakan agen kecurangan pada Pemilu 2024.

Hal itu disampaikannya saat unjuk rasa di depan Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2024).

"Agen kecurangan lain adalah Mahkamah Konstitusi. Sekali lagi kita ingatkan. Mahkamah Konstitusi agen kecurangan," pekik Refly.

Namun, kata Juru Bicara Timnas AMIN itu, masih ada hakim MK yang lurus tak mau jadi agen kecurangan.

Nahasnya, hakim yang namanya tidak disebutkan Refly itu terancam karena sikapnya, bahkan sampai mau ditembak.

"Tetapi di antara hakim-hakim Mahkamah Konstitusi masih ada hakim yang, paling tidak, lurus,"

Hakim yang lurus itu mau dipermasalahkan, mau ditembak, mau di-DKPP-kan, mau dikodeetikkan," jelas Refly dengan nada tinggi.

Refly mengajak masyarakat untuk melawan kecurangan pada pesta demokrasi yang menurutnya terjadi secara terencana.

"Kita harus lawan ini semua, karena kecurangan, karena keculasan, karena ketidakberesan, karena ketidakadilan, ini sudah by design, sudah direncanakan terlebih dahulu," jelasnya.

Karena kecurangan yang terjadi sudah terencana, maka, kata Refly, penghitungan oleh KPU tak relevan lagi.

"Yakin gak kalau pemilu ini curang? Apakah relevan lagi kita bicara tentang penghitungan suara. Tidak kalau semuanya sudah direncanakan," kata Refly.

Dia lantas membeberkan beberapa dugaan kecurangan yang terjadi di Pemilu 2024 ini.

Di antaranya ketika kubu Prabowo-Gibran selaku pasangan yang didukung Jokowi sudah bisa mengklaim kemenangan di saat sebelum Pemilu digelar.

"Bagaimana mungkin, pemungutan suara 14 Februari tetapi Istora sudah dipesan dua hari sebelumnya untuk selebrasi kemenangan."

"Teman saya, saya tidak sebutkan namanya, sudah dipanggil dari kubu 02. 'Sudahlah. Kalian tidak usah lagi bergerak. Karena kemenangan sudah ditentukan', itu satu pekan sebelumnya," papar Refly.

Refly menyebut aksi mereka yang rutin menggeruduk KPU RI untuk menyuarakan kecurangan Pemilu sebenarnya tidak terlalu berdampak besar.

Sebab, ia menyebut para komisioner KPU itu hanyalah boneka dalam kecurangan yang diatur oleh Jokowi.

"Karena kita hanyalah demo di depan boneka kecurangan."

"Tidak penting sebenarnya KPU, tidak penting Hasyim Asy'ari dan semua anggota KPU karena yang paling penting kita lengserkan adalah Joko Widodo," ujar Refly dari atas mobil komando.

Seperti diketahui, saat ini tengah berlangsung penghitungan hasil Pemilu 2024 yang tengah mendekati akhir oleh KPU. (*)

(Sumber Kompas)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved