Kisah Masjid Agung Pangeran Diponegoro Minut Sulawesi Utara, Bangunannya Digambar Seorang Kristen

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Masjid Agung Pangeran Diponegoro di Airmadidi adalah salah satu pusat kegiatan umat Muslim di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara (Sulut).

Masjid ini unik dikarenakan nama serta jejak toleransinya.

Tribunmanado mengunjungi Masjid ini pada Jumat (15/3/2024) sore.

Depan masjid terdapat tempat jual takjil yang ramai diserbu warga.

Seorang pria berpakaian gamis tampak di pendopo Masjid. Dialah Mahmud Ajiji. 

Mahmud Imam di Masjid itu. Ia menyambut ramah. Dari Mahmud mengalir cerita tentang sejarah Masjid yang kerap disebut sebagai Mesjid tertua di Minut.

"Ini didirikan tahun 1971," kata dia.

Terkait nama Diponegoro, ada sesuatu yang unik. Tak ada yang tahu kenapa Masjid itu dinamai Diponegoro.

"Dari orang orang tua juga tak ada yang tahu," katanya.

Sebut dia, disekeliling masjid itu juga tak ada turunan Diponegoro. 

Ia menduga nama Diponegoro disematkan lantaran pendiri mesjid itu pengagum Diponegoro.

"Itu analisa saya," kata dia.

Sebut dia, banyak orang Jawa yang datang ke Masjid itu hanya untuk menelusuri jejak Diponegoro. Namun tak ketemu.

"Sempat kami ingin ganti nama, tapi sudah tercatat di pusat," kata dia.

Mahmud membeber hal unik lainnya.

Ungkap dia, masjid itu digambar oleh seorang arsitek beragama Kristen.

"Sewaktu dipugar, Masjid ini digambar seorang beragama Kristen," katanya.

Dikatakannya, ini merupakan wujud toleransi yang sudah jadi napas warga Minahasa Utara. (Art)