Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Berikut Isi Pesan Terakhir Santri yang Tewas di Ponpes Kediri, Pulang Kondisi Mengenaskan

Kasus ini telah menarik perhatian dari pengacara terkemuka, Hotman Paris Hutapea, karena adanya beberapa kejanggalan yang ditemukan.

Editor: Alexander Pattyranie
kolase Instagram
Kolase foto tangkapan layar video viral Santri yang Tewas di Ponpes Kediri, dan foto ibundanya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pesan terakhir dari Bintang Balqis Maulana (14), seorang santri yang meninggal dunia pada Jumat (23/2/2024) di Kediri, Jawa Timur, menjadi viral di media sosial.

Isi pesan yang menyayat hati itu adalah permohonan tolong dan ungkapan ketakutan yang dikirimkan oleh korban kepada ibunya, Suyanti (38).

Kasus ini telah menarik perhatian dari pengacara terkemuka, Hotman Paris Hutapea, karena adanya beberapa kejanggalan yang ditemukan.

Timbul dugaan bahwa Bintang, yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mungkin telah mengalami penyiksaan oleh rekan-rekannya di sekolah.

Dalam pesan terakhirnya, Bintang mengaku merasa takut dan memohon agar segera dijemput pulang.

Santri yang meninggal dunia di Kediri, Jawa Timur, Bintang Balqis Maulana (14) sempat mengirimkan pesan terakhirnya kepada sang ibunda.
Santri yang meninggal dunia di Kediri, Jawa Timur, Bintang Balqis Maulana (14) sempat mengirimkan pesan terakhirnya kepada sang ibunda. ((Kompas.com/Rizki Alfian Restiawan))

"Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolonggh. Sini cpettt jemput," kata almarhum Bintang yang disampaikan melalui tulisan pesan WA kepada sang ibu, sekitar seminggu sebelum tewas, dikutip pada Senin (26/2/2024) sore.

Suyanti menceritakan, beberapa hari sebelum meninggal dunia, sang anak sering menghubunginya.

Bahkan dia meminta untuk dijemput ke Kediri.

Namun, buah hatinya itu tak menjelaskan dengan detail alasan mengapa ingin dijemput orangtuanya.

Tapi sempat mengeluh sakit.

"Dia minta dijemput. Tak tanya alasannya kenapa, ndak disebutkan. Intinya minta dijemput gitu," ungkap Suyanti berlinang air mata.

Menurut Suyanti, Bintang menyampaikan keinginan lewat pesan WA untuk pulang ke Banyuwangi sejak Senin (19/2/2024).

Bahkan korban sempat video call.

Pesan tulisan yang disampaikan lewat WA itu pun tak banyak.

Sangat singkat.

Yang diminta anaknya itu hanya ingin dijemput dari pondok.

"Bintang ini anaknya pendiam. Yang diminta hanya dijemput," ujar Suyanti.

Menanggapi curahan hati anaknya itu, Suyanti hanya meminta Bintang bersabar hingga bulan Ramadhan.

Namun sang anak menolak dan kekeuh untuk dijemput.

"Sabar tunggu ramadhan gak bisa ta nak? 'Gak, kata dia (Bintang). Begitu jawabnya singkat dalam pesan WA yang saya terima," cetus Suyanti sambil menunjukkan isi pesan WA Bintang.

Suyanti menjawab pesan tersebut ke sang anak demikian, karena posisi saat itu sedang berada di Bali.

Suyanti tengah bekerja bersama kakak Bintang.

"Terus ketika mau saya jemput sehari setelahnya, katanya tidak usah. Sudah enak dan nyaman begitu katanya," terang Suyanti.

Untuk menguatkan hati sang anak, Suyanti meminta Bintang membaca Al-Qur'an.

Dia juga meminta Bintang melaporkan kepada pengasuh pondok, jika terjadi apa-apa.

"Sabar ya nak banyak baca Al-quran, kamu ini anak yang kuat. Kalau ada apa-apa lapor kepada kiai," ucap Suyanti.

Suyanti juga mentransfer sejumlah uang kepada Bintang lewat rekeningnya, untuk keperluan berobat.

Karena sebelumnya sempat mengeluh sakit.

Untuk memacu semangat sang anak menuntut ilmu di pondok pesantren, Suyanti bahkan juga menjanjikan Bintang sebuah motor.

"Saya janjikan motor biar si Bintang ini semangat mondok," kata Suyanti.

Suyanti mengaku tak menyangka anak bungsunya itu pergi dengan begitu cepat.

Dia bahkan tak kuasa membendung tangis saat anaknya itu pulang dalam kondisi mengenaskan.

Minta bantuan Hotman Paris

Atas kasus kematian sang putra, Suyanti pun memviralkannya di media sosial.

Tak cuma itu, Suyanti juga minta bantuan ke pengacara kondang Hotman Paris.

Sembari menangis, Suyanti mengurai curhatan ke Hotman Paris lewat video singkat.

"Assalamualaikum Bang Hotman Paris, saya ibunya BBM, korban pengeroyokan di pondok pesantren hingga menyebabkan meninggal dunia anak saya. Tolong bantuannya untuk diusut tuntas supaya mendapatkan keadilan anak saya," imbuh Suyanti.

Diungkap Suyanti, hingga kini pihak pondok pesantren belum ada yang menghubunginya.

Suyanti masih menunggu itikad baik dan penjelasan dari pihak pesantren untuk menjelaskan penyebab sang putra tewas mengenaskan.

"Pihak pondok tidak ada yang menghubungi saya, enggak ada kata maaf sama sekali ke saya, hanya melalui kakak saya. Tolong saya bapak Hotman Paris, tolong saya," ujar Suyanti.

Pesan dan permintaan tolong yang dilayangkan Suyanti rupanya telah didengar Hotman Paris.

Melalui unggahan terbarunya, Hotman Paris pun mengaku akan segera membantu Suyanti dan keluarga guna mengusut penyebab kematian Bintang.

"Halo Kapolres Kediri gimana ini??? Anaknya menjadi korban penganiayaan hingga meninggal, di salah satu Pondok Pesantren di Kediri. Tapi pihak Pondok Pesantren terkesan tdk peduli tdk bertanggungjawab dan tdk menghubungi ibu Korban.? Apa benar begini???" tulis Hotman Paris.

 

Disebut tewas karena jatuh

Pihak keluarga menduga, Bintang meninggal dunia karena dianiaya, bukan karena terjatuh dari kamar mandi seperti yang disampaikan pihak pondok pesantren.

"Ada luka lebam dan sundutan rokok di sekujur tubuh, ditambah ada luka seperti jeratan di leher."

"Hidungnya juga terlihat patah. Ini sudah pasti bukan jatuh tapi dianiaya," kata Mia Nur Khasanah (22), kakak kandung korban.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega mengatakan, jasad korban sempat dibawa ke RSUD Blambangan Banyuwangi, untuk dilakukan visum.

"Di RSUD hanya dilakukan pemeriksaan luar (visum) pada jasad korban," kata Vega.

Jasad Bintang itu dibawa aparat Kepolisian dari Sektor Glenmore ke RSUD Blambangan, usai mendapat laporan pihak keluarga.

Menurut Vega, kasus kematian Bintang ditangani Polres Kediri Kota.

"Jadi selanjutnya penanganan kasus ini ditangani Polres Kediri Kota," ujar Vega.

Polisi Tetapkan 4 Tersangka

Setelah melakukan penyelidikan, kepolisian akhirnya menetapkan empat tersangka atas kasus meninggalnya Bintang Balqis Maulana.

Dari penyelidikan polisi, kematian korban dikarenakan aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh rekan-rekan sesama santri.

Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengungkapkan, peristiwa penganiayaan itu terjadi di lingkungan pesantren dan dilakukan oleh empat orang santri.

"Empat orang kita tetapkan sebagai tersangka dan kita laksanakan penahanan lebih lanjut,” ujar Bramastyo di hadapan awak media, Senin (26/2/2024).

Keempat tersangka itu adalah MN (18) seorang pelajar kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Kota Surabaya.

(Tribunsulbar.com)

Baca Berita Lainnya dari Tribun Manado di Google News

Sumber: Tribun sulbar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved