Pilpres 2024
Tanggapan TKN Prabowo-Gibran soal Ganjar yang Sempat Curiga Suaranya Berbanding Terbalik Dengan PDIP
Capres Ganjar Pranowo sempat heran dengan perolehan suaranya di kandang banteng yakni Jawa Tengah.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Diketahui Pilpres 2024 telah selesai.
Kini tinggal menunggu hasil perhitungan suara dari KPU.
Namun diketahui dari hasil Quick Count, pasangan Prabowo-Gibran sudah menang satu putaran.
Sementara di KPU hingga kini menunjukan pasangan Prabowo-Gibran mendominasi suara.
Terkait hal tersebut banyak pihak yang tak terima dengan hasil Quick Count dan hasil sementara perhitungan suara dari KPU.
Bahkan KPU dituduh melakukan dugaan kecurangan.
Hingga dari capres turut menanggapi soal hasil perhitungan suara.
Salah satunya yakni capres dari nomor 3, Ganjar Pranowo.
Yang mendapat tanggapan dari TKN Prabowo-Gibran.
Capres Ganjar Pranowo sempat heran dengan perolehan suaranya di kandang banteng yakni Jawa Tengah.
Ganjar yang diusung PDIP malah kalah di kandang banteng. Hasil ini menimbulkan kecurigaan dari Ganjar Pranowo.
Ia merasa curiga suaranya lebih rendah dari perolehan suara PDIP. Ganjar cuma memperoleh 17 persen suara di Pilpres 2024.
Sementara PDIP meraih peringkat pertama dari seluruh partai politik.
Berdasarkan penghitungan suara sementara, ternyata PDIP masih menguasai Jawa Tengah dan Bali sebagai kandang banteng.
Tentu ini menjadi anomali yang harus dicari penyebabnya oleh koalisi pendukung Ganjar-Mahfud.
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, pun memberikan pujian kepada PDIP yang masih menjadi pemenang suara di Jawa Tengah dan Bali.
Kedua daerah itu disebutnya masih 'kandang banteng'.
"(Jawa Tengah dan Bali) masih kandang banteng. Buktinya pilegnya masih menang. Jawa Tengah PDIP dapet 27 persen, Mas Ganjar dapet lebih 30 persen. Pemilihnya mas Ganjar melebihi pemilih PDIP," kata Nusron kepada wartawan di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Nusron mengungkit kekalahan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Jawa Tengah dan Bali lantaran Prabowo-Gibran diusung oleh koalisi besar.
Jika diakumulasi, parpol koalisi Indonesia maju bisa mendorong suara Prabowo-Gibran melampaui PDIP.
"Wong PDIP dapet 27 persen, hanya karena kita menang koalisi besar dibanding mereka koalisi kan sedikit itu aja. Masih karena apa? memang ini menandakan bahwa partai kita efektif. Jadi kita mendapatkan 53 persen di Jateng, Golkar dapet 13 persen, Gerindra dapat 14 persen, PAN dapat 7 persen, Demokrat dapat 8 persen, 41 persen kan," katanya.
"Kemudian kita berhasil ambil suara-suara NU, PDIP, orang PKB, orang PPP pada nyoblos kita, sebagian orang PDIP nyoblos kita dan lain-lain, ya partai kecil-kecil juga ya bolak-balik ya impas," sambungnya.
Nusron menyebut pemilih PDIP yang memilih Ganjar-Mahfud juga dinilainya solid.
Bahkan, mereka mencatat ada sekitar 80 sampai 90 persen pemilih PDIP mencoblos Ganjar-Mahfud.
"Jadi kalau dikatakan masih menjadi daerahnya merah, tapi tidak menjadikan daerahnya Mas Ganjar. Tapi masih daerah merah. Bali juga masih daerah merah tapi tidak menjadi daerahnya Mas Ganjar. Karena apa? Ternyata Mas Ganjar tidak bisa lebih besar daripada merah. Masalah spektrum aja ini," katanya.
Lebih lanjut, Nusron mengatakan bahwa Ganjar-Mahfud bisa saja mengalahkan Prabowo-Gibran di kedua daerah tersebut.
Namun, jika PDIP membawa koalisi yang besar saat Pilpres 2024 lalu.
"Kalau seandainya koalisinya Mas Ganjar gede, ya mungkin dapat gede juga. Kita diuntungkan dengan koalisinya gede, relawannya banyak. Kebetulan. Kalau yang lain Mas Ganjar, koalisinya kecil dan mungkin didominasi oleh satu partai, relawannya juga enggak begitu banyak," pungkasnya.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan anomali dalam hasil quick count atau penghitungan sementara raihan suara pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Di mana, pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD justru kalah di kandang banteng.
Kandang banteng yang dimaksud seperti daerah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Bali.
"Justru itulah yang salah satu anomalinya (Ganjar kalah di basis PDIP), karena pergerakan dari struktur itu sangat masif," kata Hasto dalam jumpa pers di Gedung High End, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Di sisi lain, Hasto juga menyinggung kepala daerah PDIP diintimidasi dengan ancaman tersangkut kasus hukum.
"Meskipun kami melihat kalau elemen-elemen kekuatan penggerak dari PDIP seperti kepala-kepala daerah dari kami banyak sekali yang dilakukan intimidasi yang dilakukan dengan menggunakan proses-proses hukum," ujarnya.
Adapun, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming unggul dalam raihan suara Pilpres 2024 di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count versi Litbang Kompas.
Dari 73,5 persen data yang masuk, pasangan nomor urut 2 itu mendapatkan 52,93 persen suara.
Sedangkan pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mendapatkan 33,07 persen suara.
Pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mendapatkan 14 persen suara.
(Sumber Tribun-medan)
Suara Gen Z - Milenial di Pilpres AS: Trump 45 Persen vs 36 Persen Harris |
![]() |
---|
Demokrat Hadapi Trump di Pilpres AS: Bukan Harris, Gavin Newsom Imbangi Biden |
![]() |
---|
Mayoritas Pemilih Serukan Biden Keluar dari Kontestasi Pilpres AS, Kamala Harris Ungguli Trump |
![]() |
---|
Segini Harta Kekayaan Gibran Rakabuming Raka Wapres Terpilih, Mulai dari Pengusaha Hingga Wali Kota |
![]() |
---|
Daftar 61 Nama Calon Menteri Prabowo-Gibran yang Beredar, Ada Ridwan Kamil hingga Hotman Paris |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.