Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konferensi Dewan Gereja

Tutup Pertemuan Dewan Gereja Sedunia, Steven Kandouw Promosikan Potensi Sulawesi Utara

Wagub Sulut Steven Kandouw menutup pertemuan Dewan Gereja-Gereja Sedunia atau World Council of Churches (WCC) Hotel Yama Tondano, Rabu (7/2/2024).

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
Pemprov Sulut
Wagub Sulut Steven Kandouw menutup pertemuan Dewan Gereja-Gereja Sedunia atau World Council of Churches (WCC) Hotel Yama Tondano, Rabu (7/2/2024). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wagub Sulut Steven Kandouw menutup pertemuan Dewan Gereja-Gereja Sedunia atau World Council of Churches (WCC) Hotel Yama Tondano, Rabu (7/2/2024).

Hajatan international telah berlangsung sejak Kamis (1/2/2024).

Dalam seremoni penutupan, Wagub memaparkan segala keunggulan Sulut. Ia mengajak peserta dari berbagai negara untuk datang lagi.

Paparan Steven Kandouw berlangsung dalam bahasa Inggris.

Menurutnya, Provinsi Sulut dikenal sebagai Bumi Nyiur Melambai. Karena Sulut merupakan daerah penghasil kelapa terbaik.

Sulut juga, sebutnya, merupakan provinsi yang dikenal sebagai daerah 1.000 gereja.

“Sulut dijuluki sebagai daerah dengan 1.000 gereja. Itu bisa dilihat dari setiap seratus meter ada bangunan gereja,” ucap Kandouw yang disambut tepukan para delegasi.

Menariknya, Kandouw mengungkapkan bahwa masyarakat Sulut merupakan orang-orang yang ramah dan suka bergaul.

“Masyarakat Sulut sangat ramah, meski tidak punya uang sekali pun, akan tetap tesenyum,” tukasnya.

Kandouw yang menyampaikan salam hangat dari Gubernur Olly Dondokambey, kembali menyampaikan bahwa Sulut merupakan daerah yang istimewa dengan jumlah penduduk yang menjacapai 2,7 juta.

“Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, dengan jumlah 267 juta orang. Tetapi dari 38 provinsi yang ada di Indonesia, Sulawesi Utara mayoritas penduduknya beragama Kristen atau sekitar 70 persen.

Seluruh populasi di Sulut hanya 2,7 juta, sehingga jika dikomparasi dengan 267 juta, maka hanya 1 persen saja,” jelasnya.

Kandouw mengatakan, bahwa selama ini, banyak dunia luar yang menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang banyak menghasilkan terorisme, banyak fundamentalisme, banyak radikalisme.

"Ketika konflik terjadi banyak warga menetap di Sulut. Bahkan Sulut dijadikan sebagai rumah kedua. Hal itu dilakukan, karena Sulut adalah daerah yang aman. Tak heran jika ribuan real estate ludes terjual," katanya.

Alasan keamanan itulah yang jadi alasan bagi Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) untuk melaksanakan pertemuan Dewan Gereja-Gereja Sedunia atau WCC di Provinsi Sulut.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved