Arti Kata
Apa Itu Carok? Viral Kakak Beradik Lawan 10 Orang hingga Tewaskan 4 Pesilat
Belum lama ini terjadi peristiwa carok Madura di Desa Bumianyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui sebelumnya viral soal aksi carok Madura di Desa Bumianyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Kabarnya kakak beradik berkelahi dengan 10 orang.
Namun kakak beradik tersebut tidak mengalami luka.
Berbeda dengan 10 orang tersebut 4 diantaranya meninggal dunia.
Kemudian sisanya melarikan diri diampuni pelaku.
Diketahui aksi yang terjadi dinamakan carok Madura.
Lantas apa sebenarnya arti dari carok?
Berikut ini penjelasannya.
Belum lama ini terjadi peristiwa carok Madura di Desa Bumianyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (12/1/2023).
Carok Madura tersebut melibatkan dua orang kakak beradik melawan 10 orang.
Dua orang kakak beradik tersebut bernama Hasan dan Moh Wardi yang kini ditetapkan sebagai tersangka.
Akibat dari insiden tersebut 4 orang meninggal dunia.
Keempat korban meninggal dunia yakni Mat Tanjar, Najehri, Mat Terdam dan Hafid.
Sedangkan sisanya berhasil selamat karena diampuni oleh Hasan dan Moh Wardi.
Lantas apa arti carok?
Dilansir dari Wikipedia, carok merupakan tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh masyarakat Madura untuk mempertahankan harga diri dari pelecehan orang lain.
Penyebab utamanya yaitu terjadinya pelecehan terhadap istri orang lain atau sengketa tanah dan sumber daya alam.
Carok dilakukan dengan dua cara, yaitu ngonggai dan nyelep.
Senjata yang digunakan hanya celurit.[4] Persyaratan melakukan Carok yaitu kadigdajan, tampeng sereng, dan banda.
Alasan atau penyebab
Di dalam masyarakat Madura, melecehkan istri dan anak orang lain merupakan hal yang memalukan bagi suaminya dan keluarganya.
Masyarakat Madura menganggap istri sebagai bagian dari kehormatan laki-laki, sehingga bentuk pelecehan apapun berarti mencari kematian.
Salah satu prinsip hidup masyarakat Madura yaitu membalas sesuatu sama persis dengan perbuatan yang diterimanya.
Bila ada anggota keluarga yang terbunuh, maka keluarganya juga akan membalas dengan cara yang sama.
Pemenang Carok selalu menyimpan baju dan senjata lawan yang dibunuhnya dan kemudian memberikannya kepada anak dan kerabat dekat pelaku Carok yang terbunuh. Tujuannya adalah untuk membalaskan dendam atas kematiannya.
Hal ini membuat Carok menjadi sesuatu yang diwariskan secara turun temurun.
Dalam perkara sengketa, Carok dijadikan sebagai cara terakhir untuk menyelesaikan masalah.
Pihak yang bersengketa akan mengadakan musyawarah terlebih dahulu untuk mencapai kesepakatan damai. Jika tidak terjadi kesepakatan maka Carok diterapkan.
Tata cara
Carok dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ngonggai dan nyelep. Ngonggai yaitu menantang lawan secara terang-terangan dengan mendatangi rumahnya.
Sedangkan nyelep yaitu menyerang lawan dari samping atau dari belakang saat dalam keadaan lengah.
Selain itu, Carok juga dapat terjadi secara mendadak tanpa ada persiapan sebelumnya.
Ini terjadi saat ada pelecehan harga diri secara tiba-tiba.
Carok secara terang-terangan memerlukan tiga syarat yaitu kadigdajan, tampeng sereng, dan banda. Kadigdajan berarti pihak yang akan berkelahi harus memiliki kesiapan secara fisik dan mental yaitu bela diri dan keberanian.
Tampeng sereng berarti memiliki tubuh yang kebal, sedangkan banda adalah biaya yang harus disiapkan untuk memulai Carok dan menanggung biaya setelahnya.
Banda digunakan untuk membayar mantra tubuh kebal, membiayai ritual kematian dari pelaku Carok yang terbunuh serta meringankan hukuman dalam putusan sidang peradilan.
Carok hanya dilakukan jika pihak yang akan berkelahi telah menerima persetujuan dari keluarganya.
Selain itu, Carok harus dilakukan dii tempat yang sepi dan sulit dijangkau oleh masyarakat. Para pelaku Carok juga harus mengenakan pakaian adat Madura dan hanya diperbolehkan menggunakan celurit sebagai senjata.
Sebelum Carok dimulai, diadakan tukar celurit dan penyampaian pesan kepada keluarga masing-masing apabila terbunuh.
Makna
Masyarakat Madura memaknai carok sebagai bentuk mempertahankan harga diri terutama dalam perkara suami terhadap istrinya.
Carok menjadi lambang kekuasaan suami terhadap istrinya sehingga terbentuk budaya berumah tangga terutama pada cara menerima tamu, cara berpakaian, dan pernikahan antar keluarga.
Selain itu, Carok juga menjadi pembentuk budaya pemukiman masyarakat Madura.
Sedangkan dari segi status sosial, Carok dijadikan alat untuk memperoleh kekuasaan dan melambangkan kekuatan bagi kerabat dan lingkungan sosial pelakunya.
Oleh karenanya, pemenang dalam Carok akan menyimpan senjata yang dipakai untuk membunuh serta mengubur mayat lawannya di pekarangan rumah.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk pewarisan dendam kepada keturunan dari pelaku Carok. (*)
(Sumber Tribunnewswiki)
Arti Deponir, Status Bambang Widjojanto yang Dibongkar Eddy Hiariej di Sidang Sengketa Pilpres 2024 |
![]() |
---|
Apa Itu Deponir, Eddy Hiariej Bongkar Status Bambang Widjojanto di Sidang Sengketa Pilpres 2024 |
![]() |
---|
Apa Itu Silent Majority? Disebut Penentu Suara Prabowo-Gibran Tertinggi di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Apa Itu Omon-omon, Diucapkan Prabowo saat Debat Ketiga Capres 2024, Ini Artinya |
![]() |
---|
Apa Itu Cees? Istilah Populer di Medsos Kini Jadi Bahasa Gaul, Ini Artinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.