Pria Bunuh Tetangga
Viral Kasus Pria Bunuh Tetangga, Bermula dari Korban dan Ibu Pelaku Berselisih Masalah Tanah
Viral kasus seorang pria bunuh tetangga menghebohkan publik di Ponorogo, Jawa Timur.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus seorang pria bunuh tetangga menghebohkan publik.
Sang pelaku pun telah diamankan.
Ia adalah seorang pria bernama Prasetyo (25).
Kejadian ini terjadi di Ponorogo, Jawa Timur.

Motif Prasetyo membunuh tetangga sekaligus saudaranya ini pun terungkap.
Kasus pembunuhan ini didasari oleh sakit hati atas perlakuan korban terhadap ibu pelaku.
Hal itu terungkap saat pelaku dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Ponorogo.
Prasetyo mengaku membunuh korban karena menyimpan dendam sejak lama.
Prasetyo yang pulang dari perantauan sakit hati dengan perlakuan korban ke ibunya.
“Puncaknya ibu saya masuk rumah sakit selama empat hari."
"Saya murni membela ibu saya. Permasalahannya sengketa tanah,” tutur Prasetyo, Selasa, dikutip dari TribunJatim.com.
Kapolres Ponorogo, AKBP Anton Prasetyo, menjelaskan keluarga korban dan pelaku berselisih masalah batas tanas.
“Dimana korban sering menyakiti hati ibunya pelaku akibat dari masalah tanah tersebut."
"Korban sering mengancam keluarga pelaku,” paparnya dalam kesempatan yang sama.
Menurut Prasetyo, pelaku sengaja pulang ke Ponorogo untuk menghabiskan malam tahun baru di kampung halaman.
“Pelaku 28 Desember (pulang) ke Ponorogo, malam tahun baru pelaku dan teman-temannya merayakan tahun baru minum miras di halaman rumahnya."
"Selanjutnya pulang ke rumah,” jelasnya.
Setelah meminum miras, pelaku teringat perlakuan korban dan berencana melakukan pembunuhan.
Rumah pelaku dan korban berdekatan, hanya dibatasi kebun yang menjadi lahan sengketa.
“Akhirnya terjadi pembunuhan tersebut. Motif sementara yang bisa diungkap tentang sakit hati itu."
"Masih kami dalami jika ada motif lainnya,” ucapnya.
Berdasarkan hasil autopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo, korban tewas karena hantaman benda tumpul.
Korban mengalami luka di kepala belang, patah tulang rusuk sehingga organ vitalnya tidak berfungsi.
Sempat Cekcok
Sebelum pembunuhan, ada seorang saksi yang mendengar suara gaduh orang berteriak di jalan.
Orang tersebut berteriak "aku ra trimo (saya tidak terima)".
Saat saksi keluar rumah, ia melihat ada orang yang sudah tergeletak di jalan dan juga ada orang membawa ompak (beton penyangga tiang bendera) tiang bendera dijatuhkan ke tubuh korban.
"Mengetahui hal tersebut, saksi mendekat ke lokasi dan melihat pelaku serta mengatakan untuk bersabar, kemudian pelaku meninggalkan lokasi,"
"Selanjutnya saksi minta tolong tetangga sekitar dan lapor ke Polsek Pulung," katanya.
Sebelum polisi datang ke lokasi, pelaku telah kabur ke arah hutan.
Sedangkan korban sudah meninggal dunia yang diduga akibat pukulan balok kayu dan ompak tiang bendera.
Dibunuh Menggunakan Besi
AKBP Anton Prasetyo mengatakan pelaku dan korban sempat terlibat cekcok sebelum pembunuhan terjadi.
“Pelaku ketuk pintu ajak korban keluar di jalan. Sempat cek cok sebentar."
"Kemudian tersangka memukulkan batang besi ke bagian kepala belakang,” ucapnya.
Korban sempat memberi perlawanan sehingga pelaku kembali ke rumah dan mengambil tempat penyangga bendera.
“Korban terkapar, tersangka kembali ke rumahnya."
"Tetapi, keluar lagi dan menemukan umpak atau cor-coran bendera dumpal dihantam ke korban bagian dada,” jelasnya.
Batang besi dan tempat penyangga bendera yang digunakan untuk membunuh telah diamankan dan menjadi barang bukti.
Setelah melakukan pembunuhan, pelaku melarikan diri ke hutan.
Warga sempat mendengar pelaku dan korban terlibat perkelahian, namun tidak berani melerai.
“Tersangka dalam kondisi habis mabuk. Saksi lapor Polsek Pulung."
"Kemudian kami melakukan pengejaran hingga pendekatan persuasif keluarga pelaku, pelaku akhirnya serahkan diri pada Polsek Pulung,” bebernya.
Atas perbuatannya, pelaku dapat dijerat pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Pelaku Menyerahkan Diri ke Polsek Pulung
Kurang dari 24 jam pelaku pembunuhan Suyoto (52) di Desa/Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo menyerahkan diri ke polisi.
Adalah Prasetyo (25). Keduanya merupakan tetangga dan masih saudara jauh.
“Kurang dari 24 jam. Kejadian 02.30 wib, dilaporkan pukul 04.00 wib. Dan tersangka menyerahkan diri sekitar pukul 15.00 WIB,” ujar Kapolres Ponorogo, AKBP Anton Prasetyo, Selasa (2/1/2024).
AKBP Anton mengatakan bahwa Prasetyo merupakan saudara dari korban.
Keduanya sempat cekcok sebelum terjadi kejadian berdarah yang menyebabkan korban meninggal dunia.
“Termasuk menegak miras (minuman keras) sebelum pembunuhan. Beberapa botol alkohol sudah kami sita,” kata mantan Kapolres Madiun ini.
Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa tersangka sempat kabur ke kebun sesaat setelah menghabisi nyawa korban.
Pelaku dibawah pengaruh minuman alkohol memukul korban dengan batang besi dan ompak.
“Ompak itu tempat penyangga tiang bendera. Pelaku menghabisi nyawa korban di jalan depan rumahnya. Korban meninggal dunia di lokasi,” terang lulusan AKPOL 2003 ini.
Menurutnya, sesaat setelah memukul korban dan memastikan korban tersangka kemudian kabur ke kebun.
Petugas dari Satreskrim Polres Ponorogo mencoba melakukan pengejaran.
“Berbekal keterangan beberapa saksi yang menyebutkan tersangka kabur ke kebun kami ke kebun. Kami sisir satu per satu lokasi yang sekira pelaku mendatangi,” terangnya.
Setelah melakukan langkah-langkah persuasif, termasuk mendatangi keluarga tersangka akhirnya pelaku menyerahkan diri ke Mapolsek Pulung.
“Pelaku dikenai pasal 338 KUHP. Ancaman hukuman 15 tahun penjara,” pungkasnya.
Sebelumnya, Suyoto warga Dukuh Krajan, Desa/Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo ditemukan tewas tergeletak berlumur darah usai pesta tahun baru, Senin (1/1/2024) pukul 02.30 wib.
Warga berusia 52 tahun ini ditemukan tewas tergeletak di jalan desa depan rumahnya dengan kondisi kepala sebelah kanan berlumuran darah. Diduga korban tewas dibunuh.
Kakek Ditemukan Tewas di Malam Tahun Baru
Seorang kakek di Ponorogo, Jawa Timur bernama Suyoto (52) ditemukan tewas pada Senin (1/1/2024).
Berdasarkan keterangan warga, sekitar pukul 02.30 WIB terdengar terikan kata-kata 'aku ra terimo' (saya tidak terima).
Saat dilihat ke jalan, korban sudah dalam kondisi tergeletak berlumuran darah.
Warga melihat pelaku melarikan diri ke arah hutan usai kasus pembunuhannya diketahui.
Baca juga: Kronologi Lengkap Pembunuhan Berantai di Wonogiri: 3 Pria Diracun, 1 Perempuan Dicekik
Dugaan sementara pelaku membunuh menggunakan balok kayu dan ompak tiang bendera.
Salah satu warga, Karyono mengaku mendengar suara cekcok antara korban dan pelaku.
Keduanya sempat terlibat perselisihan di malam tahun baru.
“Nggak tahu persis cuman artinya ada orang teriak-teriak terus saya lihat pelaku (Prasetyo) itu bawa ompak dilempar kepada tubuh korban terus saya itu kan bingung takut akhirnya cari orang-orang terus saya lapor polisi,” ucapnya.
Karyono menyatakan para warga jarang melihat keduanya karena sama-sama merantau.
“Masih family itu rumahnya juga berdampingan. Selama ini ada masalah. Permasalahan saat ini saya nggak ngerti karena kedua-duanya perantauan semua."
"Satu merantau di Malaysia satu merantau di Kalimantan,” bebernya.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan di TPI Tumumpa Manado Sulawesi Utara Masih Misteri, Ini Kata Polisi
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com
Baca berita lainnya di: Google News
Sosok Irjen Asep Edi Suheri Kapolda Metro Jaya Minta Maaf Usai Rantis Brimob Lindas Driver Ojol |
![]() |
---|
Harga Daging Babi Terbaru di Manado Sulut Dijual Segini |
![]() |
---|
Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Korban Ricuh Demo Gaji DPR RI yang Tewas Dilindas Rantis Brimob |
![]() |
---|
Sosok Umar Amirudin dan Affan Kurniawan, 2 Driver Ojol Terlindas Mobil Taktis Brimob dan Dikeroyok |
![]() |
---|
Berita Populer Sulut: Sidang Perdana Kasus Dana Hibah GMIM hingga Penemuan Kerangka di Minut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.