Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kapal Hilang Kontak

Fakta-fakta Kapal Karam di Pulau Ambo, Angkut Rombongan Pengantin, 2 Penumpang Tewas, 2 Orang Hilang

Kapal Bigetron GT-6 yang mengangkut 37 penumpang rombongan pengantin dikabarkan karam di perairan Pulau Ambo, Kecamatan Balabalakang, Kabupaten Mamuju

Tribun-Sulbar.com/Suandi
Kapal Bigetron GT-6 yang memuat rombongan pengantin Karam di Pulau Ambo. 2 penumpang ditemukan tewas, 2 orang masih dalam proses pencarian. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kapal Bigetron GT-6 yang mengangkut 37 penumpang rombongan pengantin dikabarkan karam di perairan Pulau Ambo, Kecamatan Balabalakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (21/12/2023).

Kapal tersebut memiliki rute pelayaran Pulau Ambo Kecamatan Balabalakang menuju dermaga Desa Sumare Kecamatan Simboro.

Berikut ini sejumlah fakta kapal karam di perairan Pulau Ambo, yang dirangkum dari laporan Tribun-Sulbar.com.

Sempat Hilang Kontak

Kapal motor Bigetron GT-6 hilang kontak di perairan Pulau Ambo, Kecamatan Balabalakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), pada Rabu (20/12/2023).

Kepala Basarnas Mamuju Muh Rizal mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari warga Sumare atas nama Budi bahwa adanya kapal dikabarkan hilang.

"Kami dapat laporan dari warga Budi, adanya kapal motor hilang kontak saat berangkat dari Pulau Ambo ke Mamuju pada jam 10 tadi siang," ungkap Rizal dalam keterangan resminya diterima Tribun-Sulbar.com, Kamis dini hari.

Rizal mengatakan, kapal motor tersebut berangkat dari Pulau Ambo pada pukul 10.00 Wita dan estimasi waktu tiba di Desa Sumare Mamuju pada pukul 16.00 Wita.

Namun dengan waktu yang ditentukan, perahu motor itu tak kunjung tiba di Desa Sumare.

"Pada malam hari perahu itu belum tiba di tujuan (Desa Sumare) Mamuju," terangnya.

Bangkai Kapal Ditemukan

Kapal Bigetron GT-6 yang sempat dikabarkan hilang kontak akhirnya ditemukan di Pulau Ambo Mamuju pada Kamis (21/12/2023).

Pantauan Tribun-Sulbar.com, bangkai kapal itu ditarik menggunakan tali ke pesisir pantai Desa Sumare Mamuju.

Bangkai kapal yang membawa 37 penumpang itu ditarik kapal Basarnas Mamuju dari lokasi tempat kecalakaan kapal.

Nampak separuh badan kapal berwarna putih itu sudah tiba dalam keadaan tenggelam ke laut.

Puluhan warga setempat berusaha menarik bangkai kapal yang sudah miring tenggelam.

Barang-barang di atas kapal lebih dulu dipindahkan oleh warga.

Terlihat barang-barang dekorasi pengantin di atas kapal juga ikut diamankan.

Kronologi Kapal Karam di Pulau Ambo Mamuju

Penyebab karamnya kapal Bigetron GT-6 yang karam di Pulau Ambo tujuan Sumare diungkapkan Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Kabupaten Mamuju, Muhammad Rizal.

Kapal ini memuat 37 penumpang ini kapal di perairan Pulau Ambo Kabupaten Mamuju.

Menurut Rizal, keterangan yang diperoleh dari pemilik kapal, ia menyimpulkan kapal karam disebabkan hantaman ombak.

"Ada ombak yang menghantam kapal," ujarnya saat ditemui di lokasi, Pantai Sumare, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (21/12/2023).

Kata Rizal, kapal berangkat pukul 10:00 WITA dari pulau Ambo hendak ke Sumare.

Pukul 13:00 WITA kapal Megatron tersebut sempat bertemu dengan kapal lain.

Namun, pukul 16:00 sisi kapal dihantam ombak cukup besar.

Banyaknya penumpang yang ada di kapal menyebabkan air masuk ke dalam kapal.

Hingga berita ini diturunkan, tim gabungan berhasil menemukan 35 korban.

Dimana dua diantaranya ditemukan tewas.

Sementara dua penumpang lainnya masih dalam proses pencarian.

Pengakuan Kapten Kapal

Sahabuddin, Kapten Kapal Bigetron GT-6, menuturkan awalnya dia berangkat dari Mamuju ke Pulau Ambo membawa barang-barang milik pengantin.

"Keluarga calon pengantin beli barang-barang di Mamuju, baru saya diminta untuk antar kesana (Pulau Ambo) di rumah pengantin," ungkap Sahabuddin saat ditemui wartawan di rumahnya Desa Sumare, Kecamatan Simboro,Mamuju,Kamis.

Setelah acara pernikahan selesai, Sahabuddin ingin bertolak ke Mamuju dengan membawa penumpang sebanyak 37 orang.

Kata dia, saat perjalanan kondisi lautan yang sedang ber ombak membuat kapal motor miliknya goyang dihantam ombak hingga tenggelam.

"Ombak besar itu, tapi yah namanya juga kita mau kecelakaan tidak ada yang tahu," ucapnya. 

Namun, Sahabuddin tidak banyak bercerita kepada wartawan karena masih dalam kondisi trauma usai mengalami kecelakaan kapal.

Mengingat kecalakaan kapal yang dialami dua penumpang dinyatakan meninggal dunia dan dua penumpang lainya masih dicari. (*)

(Tribun-Sulbar.com/Abd Rahman/Suandi)

Diolah dari artikel Tribunsulbar.com

Baca Berita Lainnya dari Tribun Manado di sini

Sumber: Tribun sulbar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved