Kisah Farida Bina, 31 Tahun Mengabdi Sebagai Peneliti Gunung Api Lokon dan Mahawu di Tomohon

TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Farida Rusanda Bina Amd (51), seorang peneliti gunung api sejak 31 tahun lalu, telah menciptakan jejak inspiratif di dunia vulkanologi. 

Kisah kehidupannya penuh dengan pengabdian untuk melindungi masyarakat dari bahaya letusan gunung berapi.

Bertemu di Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Kota Tomohon, Farida merupakan sosok yang ramah.

Ia juga suka berbagi informasi dengan orang lain mengenai gunung api.

Baca juga: Kisah Sukses Herman Anes, Petani Asal Tomohon yang Raup Penghasilan Mingguan Hingga Jutaan Rupiah

Pria kelahiran Tomohon, 5 Januari 1971, memiliki minat pada vulkanologi.

"Dari kecil juga sudah menjadi hobi," ucapnya pada Tribunmanado.co.id, Jumat 8/12/2023.

Dia mengatakan tertarik terhadap vulkanologi datang dari orangtuanya yang juga merupakan peneliti vulkanologi terkenal.

"Mereka memberikan inspirasi serta pemahaman tentang vulkanologi," ujar dia.

Setelah lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM), Farida kemudian melamar di Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Ia juga mengatakan pengalaman menarik dalam kariernya terjadi saat ia mengukur suhu di tengah kawah gunung api Lokon yang sedang aktif. 

"Waktu itu suhunya sangat panas, mencapai 686° Celsius," kata Farida dengan bangga. 

Ayah empat orang anak ini merasa tidak ada kesulitan yang ia dapati selama bekerja.

"Karena hobi, jadi semua yang dilakukan menyenangkan," ucapnya.

Selain meneliti gunung api, Beliau juga hobi bertani.