Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Viral Penerjun Payung Salah Mendarat, Jatuh di Atap Warga hingga Parasut Tersangkut di Kabel Listrik

Viral penerjun payung dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) gagal mendarat saat terjun payung dari ketinggian, bikin warga Blitar dibuat histeris.

Editor: Glendi Manengal
Instagram isrocuey.official
Sosok Serda S, Penerjun Payung TNI yang Gagal Mendarat di Blitar, Kena Atap Warga,Parasut Tersangkut 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Beredar di media sosial seorang penerjun payung salah mendarat.

Diketahui kejadian tersebut terjadi di Blitar, Jawa Timur.

Dimana seorang penerjun payung yang diketahui anggota TNI salah melakukan pendaratan.

Penerjun payung tersebut mendarat di rumah warga.

Hal tersebut membuat para warga disekitar histeris.

Diketahui anggota TNI tersebut yakni Serda S.

Saat terjun panyung melenceng dari area yang diharuskan untuk lakukan pendaratan.

Salah pendaratan tersebut membuat dirinya jatuh di atap rumah warga.

Viral penerjun payung dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) gagal mendarat saat terjun payung dari ketinggian, bikin warga Blitar dibuat histeris.

Ia adalah Serda S, satu dari 211 personel TNI yang mengikuti latihan terjun payung.

Diketahui posisi Serda S yang melenceng dari area drop zone yang menyebabkan dirinya mendarat di atap warga.

Bahkan parasutnya sampai tersangkut di kabel.

Sebelumnya beredar video anggota TNI melakukan terjun payung hingga mendarat di atap rumah warga setempat.

Tampak seorang penerjun payung oleng, dia kemudian menyenggol antena yang terpasang di rumah.

Akibat kejadian itu, antena milik warga mengalami patah di bagian atas.

Tak sampai di situ, setelah menyenggol antena, penerjun payung itu tiba-tiba tersangkut kabel listrik milik PLN, yang memanjang di sepanjang jalan di depan rumah tersebut.

Warga pun panik, berlarian berusaha menyelamatkan penerjun payung itu.

Momen menegangkan itu viral usai diunggah oleh akun Instagram @Info_seputaran_blitar,

Detik-detik Penerjun Payung TNI Mendarat di Atap Rumah Warga Blitar, Posisi Melenceng 50 Meter.

Komandan Koramil Ponggok Kapten Inf. Slamet Gunarto mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi di Desa Gembongan, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Senin (27/11/2023) pagi.

“Yang bersangkutan adalah Serda S dari Batalyon Infanteri Para Raider 501 Madiun yang sedang menjalani Latjuntis (Latihan Terjun Taktis),” ujar Slamet, dikutip dari Kompas.com, Senin (27/11/2023).

Menurut Slamet, Serda S merupakan salah satu dari 211 personel TNI yang mengikuti latihan terjun payung.

Latihan dimulai sekitar pukul 06.30 WIB pagi itu dengan target pendaratan di Desa Gembongan yang berada di perbatasan wilayah Kecamatan Ponggok dan Kecamatan Udanawu.

Dari 211 personel yang mengikuti latihan terjun payung, kata Slamet, hanya Serda S yang posisinya melenceng dari area drop zone.

Kata Slamet, Serda S mendarat di atap rumah warga karena melenceng sejauh sekitar 50 meter dari area pendaratan yang telah ditentukan.

“Biasanya, hal itu terjadi karena angin kencang di atas,” tuturnya.

Warga Alami Kerugian

Slamet membenarkan bahwa akibat insiden itu warga pemilik rumah mengalami kerugian akibat sejumlah genteng pecah dan antena patah.

Namun, lanjutnya, warga tersebut tidak menuntut ganti rugi kepada pihak TNI.

Bahkan, warga setempat bergotong royong menyediakan nasi bungkus kepada 211 personel TNI yang mengikuti latihan.

"Kebetulan tadi saya sendiri yang menemui warga pemilik rumah. Kalau tidak salah namanya Pak Nasikin.

Kata beliau, tidak apa-apa, yang penting penerjunnya selamat," tutur Slamet.

Slamet juga menambahkan bahwa selama berlangsungnya latihan pihak PLN telah mematikan aliran listrik yang ada di sekitar area pendaratan.

Sesi latihan tersebut, kata dia, berakhir sekitar pukul 10.30 WIB.

Detik-detik menegangkan seorang prajurit TNI yang gagal mendarat saat terjun payung dari ketinggian.

Insiden tersebut terekam oleh kamera warga lalu dengan cepat viral di media sosial.

Video itu kemudian diunggah ulang oleh akun @mksinfo.official pada, Senin (10/7/2023).

Dikabarkan, insiden tersebut terjadi di Maros, Sulawesi Selatan.

Penerjun di angkut menggunakan mobil pickup menuju RSUD dr La Palaloi Maros.

Dalam video yang beredar, seorang warga yang sedang mengendarai mobil merekam prajurit TNI berputar-putar saat turun ke bawah.

Sedangkan parasut yang dikenakannya tampak dari jauh sama sekali tak terbuka.

"Insiden tersebut diduga terjadi lantaran parasut tak mengembang sempurna di udara saat melakukan terjun payung.

Bahkan, saat terjatuh prajurit TNI tersebut terputar-putar hingga sampai ke tanah," tulis akun @mksinfo.official dalam unggahannya.

Hal ini membuat sang perekam merasa tak yakin dengan apa yang dilihat mereka yang berjumlah dua orang tersebut.

"Bahayana,"

"Orang ji itu atau bukan

""Innalillah,"

"Ai bukan orang kapang ku liat itu,"

"Masa bukan orang itu,"

"Orang betulan," kata orang tersebut menjawab rekannya.

Disebutkan peristiwa tersebut terjadi di Kabupaten Maros.

Disamping itu, menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama (Marsma) TNI R Agung Sasongkojati membenarkan insiden itu.

Agung mengungkapkan anggota TNI tersebut sedang melaksanakan kegiatan Terjun Pentegaran (Jungar) yang berlangsung pada, Senin (10/7/2023) sekitar pukul 10.30 Wita di Maros, Sulawesi Selatan.

"Kejadian itu saat penerjunan kedua dari kegiatan Terjun Penyegaran (Jungar) dari prajurit Pasukan Gerak Cepat (Pasgat) Wingko 2 Makassar," kata Agung dikutip TribunTrends.com dari Kompas.com, Selasa (11/7/2023).

Akibat dari insiden itu, anggota yang menjadi korban mengalami patah lengan bagian kiri namun dalam kondisi baik, dan akan menjalani operasi pada Selasa (11/7/2023) di RSAU dr Dody Sardjoto Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.

"Kondisinya baik, sudah ditangani dalam proses pemulihan cedera," jelas dia.

Agung menambhkan, penyebap dari insiden tersebut memang karena parasut yang tak bisa mengembang secara sempurna.

Ia menuturkan, beruntung sang prajurit tersebut bisa mengambil langkah cepat dengan mengembangkan parasut cadangan, sehngga laju terjun sedikit bisa berkurang.

Kendati demikian, Agung mengku tak mengetahui pasti penyebab parasut tersebut tak bisa terbuka.

"Saya tidak tahu, namun informasinya memang kondisi angin variable di daerah pendaratan tersebut pada saat itu," tuturnya.

(Sumber Bangkapos/Vigestha Repit)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved