Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Israel Palestina

Israel dan Hamas Setuju Lakukan Gencatan Senjata, Disepakati PM Netanyahu, 50 Sandera Dibebaskan

Israel dan Hamas Setuju Lakukan Gencatan Senjata. Disepakati PM Benjamin Netanyahu. 50 sandera dibebaskan.

Editor: Frandi Piring
Foto Kolase Dok. AFP-Said Khatib/Anas Baba
Israel dan Hamas Setuju Lakukan Gencatan Senjata, Disepakati PM Netanyahu, 50 Sandera Dibebaskan. Potret Kolase Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. 

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qidra, membantah keterangan Israel dan juga memberi tahu Al Jazeera bahwa bahan bakar itu tidak cukup untuk mengoperasikan generator selama satu jam, "Ini cemoohan terhadap pasien dan anak-anak," kata Al-Qidra seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Senin, (13/11/2023).

Berbicara dengan CNN, Netanyahu menegaskan sekitar "100 orang lebih" telah dievakuasi dari RS Shifa dan Israel telah menciptakan koridor aman.

Tetapi Wakil Menteri Kesehatan Munir al-Boursh mengatakan penembak jitu Israel ditempatkan di sekitar rumah sakit Al Shifa, menembak pada setiap gerakan, "Ada yang terluka di rumah, dan kami tidak bisa mencapainya," katanya kepada Al Jazeera. "Kami bahkan tidak bisa menengok keluar dari jendela."

Militer Israel mengatakan pasukan akan membantu memindahkan bayi pada hari Minggu.

Tetapi Medical Aid for Palestinians, badan amal berbasis di Inggris yang mendukung unit perawatan intensif neonatal Shifa, mengatakan memindahkan bayi yang sakit kritis itu rumit.

"Dengan ambulans tidak dapat mencapai rumah sakit... dan tidak ada rumah sakit yang punya kapasitas untuk menerima mereka, tidak ada indikasi bagaimana ini dapat dilakukan dengan aman," kata CEO Melanie Ward.

Opsi satu-satunya adalah agar Israel menghentikan serangan dan membiarkan bahan bakar masuk ke rumah sakit, kata Ward.

Kementerian Kesehatan mengatakan ada 1.500 pasien di Shifa, bersama dengan 1.500 personel medis dan antara 15.000 hingga 20.000 warga sipil, baik anak-anak, perempuan dan lansia yang mencari perlindungan.

Presiden Doctors Without Borders International, Christos Christou, mengatakan kepada "Face the Nation" di CBS bahwa dibutuhkan berminggu-minggu untuk mengevakuasi pasien.

Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Twitter X mengatakan RS al Shifa sudah tiga hari tidak punya persediaan air bersih dan sudah "tidak berfungsi sebagai rumah sakit lagi." Beberapa kelompok kemanusiaan mengatakan kepada The Associated Press mereka tidak dapat mencapai rumah sakit pada hari Minggu.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan rumah sakit lain di Kota Gaza, Al-Quds, "tidak lagi beroperasi" karena kehabisan bahan bakar dengan 6.000 orang terjebak di sana. Pembangkit listrik tunggal Gaza mati sebulan yang lalu, dan Israel melarang impor bahan bakar untuk mencegah Hamas menggunakannya.

Seorang perempuan yang melarikan diri dari utara Gaza, Fedaa Shangan, mengatakan dia menjalani operasi caesar di Al-Quds: "Lukanya masih segar." Dia mengatakan tentara Israel di dekat rumah sakit "tidak peduli dengan pasien, anak-anak, perempuan, dan lansia. Mereka tidak peduli pada siapa pun."

"Kami tidak ingin melihat penembakan di rumah sakit di mana orang-orang tak bersalah, orang-orang yang tidak berdaya, orang-orang yang mencari perawatan medis terjebak di tengah tembakan," kata Penasihat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan, kepada "This Week" di ABC.

"Tindakan internasional yang tegas diperlukan sekarang untuk menjamin gencatan senjata kemanusiaan segera" di tengah serangan terhadap perawatan kesehatan, direktur-direktur regional WHO dan lainnya mengatakan dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa lebih dari separuh rumah sakit di Gaza telah ditutup.

Muhammed Zaqout, direktur rumah sakit di Gaza, mengatakan Kementerian Kesehatan tidak dapat memperbarui jumlah kematian sejak hari Jumat karena petugas medis tidak dapat mencapai daerah yang terkena bombardir Israel.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved