Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Amos 3:7, Hamba yang Benar

Tapi tidak! Allah tetaplah Allah. Meski maha kuasa, tapi Dia sangat moderat dan kooperatif dengan manusia ciptaan dan buatan tangan-Nya.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Pexels.com
Renungan Harian Kristen Amos 3:7, Hamba yang Benar 

Sesuai kapasitasnya sebagai nabi, Amos menyampaikan firman Allah kepada umat-Nya.

Amos menjawab panggilan Allah untuk menegur dan memperingatkan mereka sesuai perintah Allah kepada umat Israel, tanpa kecuali, baik Yehuda (Israel Selatan), maupun Israel (Utara).

Dia menyampaikan kebenaran firman Allah kepada semua penguasa negeri, para raja, yakni Uzia raja Yehuda dan Yerobeam raja Israel, serta seluruh rakyat dan umat Israel dan Yehuda.

Agar mereka bertobat dari segala dosa mereka dan kembali datang kepada Allah.

Sebab, Allah telah menyatakannya kepada Amos, sebagai hamba-Nya sekaligus nabi Tuhan bahwa jika Israel, baik para rajanya maupun segenap umatnya tidak berbalik dari perbuatan yang jahat, mereka pasti dihukum.

Allah sekali-kali tidak akan berkompromi dengan dosa mereka.

Allah memakai Amos untuk menyatakan keputusan Allah, bahwa Allah akan segera menghukum Israel dan tidak segan-segan membuangnya kepada bangsa asing yang tidak mengenal Allah, untuk diperbudak seperti yang mereka rasakan di Mesir.

Amos sebagai nabi Allah menyatakan semua keputusan Allah itu tanpa kecuali dan tanpa takut dan gentar kepada kekuasaan raja Uzia dan Yerobeam yang jahat.

Dia dengan gagah berani menegur dan memperingatkan para pemimpin bangsa untuk bertobat dari kejahatannya.

Amos menyampaikan kebenaran, tanpa kompromi apalagi berkolusi dengan para pejabat atau penguasa.

Dia tidak takut dihukum atau kehilangan jabatan atau diasingkan oleh penguasa.

Dia tidak takut kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan materi, baik harta maupun kekayaan dan jabatan, karena mengeritik para pejabat yang sudah menjadi penjahat.

Itulah sebabnya, Allah memakai Amos hamba-Nya itu sebagai nabi Allah untuk menyatakan kehendak dan keputusan itu.

Amos, tidak mengecewakan Allah. Dia menyampaikan suara kenabian (profetis), tanpa berpikir keuntungan (profit).

Jadi, Amos sebagai hamba Tuhan, tidak "profit oriented" (orientasi keuntungan), tetapi "profet oriented" (orientasi suara kenabian).

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved