Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen 1 Korintus 12:31, Kasih Tuhan

Sehingga, berbeda atau perbedaan itu adalah anugerah Allah yang tujuannya adalah untuk kebaikan dan kebahagiaan umat manusia.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
HO
Renungan Harian Kristen 1 Korintus 12:31, Kasih Tuhan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pertumbuhan tubuh rohani kita tergantung dari bagaimana kita memeliharanya.

Satu di antara cara merawatnya dengan memberi makan Firman Tuhan.

Sebab banyak yang bisa kita pelajari dari Alkitab.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Matius 4:12-17, Kabar Baik dari Allah

Satu di antaranya tentang kasi yang bisa membuat manusia bersatu.

Seperti judul renungan harian Kristen kali ini berjudul Kasih Tuhan.

Bacaan Alkitab diambil dalam 1 Korintus 12:31

Semua manusia tanpa kecuali, terlahir berbeda antara satu dengan yang lain.

Baca juga: Renungan Harian Keluarga Kristen, 1 Korintus 12:31, Jadikan Kasih yang Lebih Utama

Itu sudah menjadi kodrat Ilahi, karena rancangan Allah yang tak dapat dijangkau manusia.

Kembar se-identik apapun juga, tidak mungkin sama. Sebab jika manusia semua sama, tak mungkin berkembang.

Karena untuk bisa menikah saja, manusia harus berbeda. Bahkan sarat untuk bersatu, adalah berbeda.

Sehingga, berbeda atau perbedaan itu adalah anugerah Allah yang tujuannya adalah untuk kebaikan dan kebahagiaan umat manusia.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Matius 7:13‭-‬14, Sesaklah Pintu dan Sempitlah Jalan

Sebagai manusia pribadi, masing-masing ada prilaku individualis seiring dengan berbagai anugerah, karunia, talenta, potensi bahkan keunggulan yang Tuhan anugerahkan kepada kita.

Jika individualisme tak terkendali, rusaklah persekutuan jemaat, masyarakat dan keluarga.

Orang yang mempertentangkan perbedaan dan suka menonjolkan diri, mau menang sendiri, adalah asosial atau tidak bersosial.

Biasanya dia tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, selalu senang lihat orang susah, dan susah lihat orang senang.

Dalam praktik hidupnya, untuk mencapai egoisme dan ambisi pribadinya, dia mengabaikan dan mengorbankan orang lain.

Orang demikian sering berlaku sebagai homo homini lupus (suka memangsa sesamanya), cenderung "Machiavellistis" (menghalalkan segala cara) dan mempraktikkan politik "devide et impera" (adu domba atau memecah belah).

Dia rela melakukan tindakan apa saja, demi kepentingan dirinya, tanpa peduli dengan orang lain.

Orang lain dianggap tak berguna, kecuali dirinya. Yang lain hanya untuk melengkapi dirinya.

Inilah bentuk-bentuk prilaku radikal orang yang tidak menghormati perbedaan.

Padahal, hakikat perbedaan adalah agar kita hidup bersama dan bersama hidup dalam kebaikan di dalam Tuhan dan dalam bermasyarakat serta berkeluarga.

Rasul Paulus tahu persis ada orang yang merasa diri paling benar dan yang lain tak berguna.

Bahwa hanya dirinya saja yang penting, orang lain tidak.

Padahal, kelebihan apapun yang kita miliki, haruslah dipakai untuk kepentingan sesama juga, agar kita hidup sebagai makhluk sosial yang saling menghidupkan.

Terhadap prilaku yang demikian, Paulus memiliki kunci utama agar manusia bisa hidup bersama dalam perbedaan.

Itulah karunia-karunia yang paling utama dan jalan serta praktik hidup yang benar dan sempurna, yakni, kasih.

Kasih adalah kata kunci dan alat yang paling penting dan utama serta sempurna, menjawab perbedaan hidup.

Karena kasih dapat mempersatukan setiap perbedaan, dalam bentuk apapun dan seradikal apapun juga.

Mempraktikkan kasih berarti menghormati perbedaan.

Mewujudkan kasih berarti kita hidup bersama secara rukun, damai dan bahagia.

Itulah sebabnya, rasul Paulus dalam 1 Kor 13:13 mengatakan bahwa kasih adalah yang lebih besar dari iman dan pengharapan.

Petrus juga mengatakan bahwa kasih menutupi banyak sekali dosa (1 Pet 4:8).

Dan, Amsal 10:12 berkata, kebencian (egoisme) menimbulkan pertengkaran, sedangkan kasih menutupi segala pelanggaran.

Itulah sebabnya, kasih menjadi kunci yang mempersatukan perbedaan.

Karena kasih dapat mengalahkan segala yang jahat.

Yesus mengajarkan bahwa kasih yang kita lakukan adalah tanpa batas, tidak pilih orang dan berlangsung terus menerus.

Bahkan Yesus mengajarkan dan mengingatkan kita agar musuhpun harus kita kasihi.

Yesus berkata dalam Matius 5:44; "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." Kata Yesus juga dalam Lukas 6:27; "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;"

Demikian firman Tuhan hari ini.

Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. (ay 31)

Paulus menguraikan tentang pentingnya memiliki kasih untuk menghormati perbedaan dan saling melengkapi kepelbagaian perbedaan (1 Kor 13). Kasihlah yang utama dari semuanya.

Sebab kasih pasti sabar, tidak sombong, rendah hati, suka menolong bahkan rela berkorban untuk sesama.

Jika kita mempraktikkan kasih dalam hidup, kita telah melakukan apa yang terbaik bagi sesama, dalam perbedaan. Itu menyenangkan hati Tuhan.

Seperti kata Tuhan Yesus, kasih adalah kegenapan hukum Taurat. Maka praktikkanlah kasih itu secara vertikal kepada Tuhan dan secara horisontal kepada sesama. Itu memuliakan Tuhan.

Perbedaan apapun bahkan yang menjurus kepada pertentangan hingga permusuhan atau perselisihan dengan sesama, siapapun, jika kita memiliki kasih, semuanya akan terselesaikan dengan damai.

Dengan kasih, semua akan indah pada waktunya, karena Tuhan pasti mengasihi kita. Amin

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved