Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Israel Palestina

Internet Mati saat Israel Lancarkan Serangan di Gaza, Banyak Warga Hilang Kontak dengan 'Dunia Luar'

Hamas mengklaim bahwa dengan memutus komunikasi dari Jalur Gaza, Israel berusaha untuk menutupi kejahatannya tanpa pengawasan atau akuntabilitas.

Photo: AFP/EYAD BABA
BREAKING NEWS Korban Tewas Serangan Hamas Palestina ke Israel Kini Capai 350 Orang hingga Minggu (8/10/23). Kabar terkini konflik Israel dan Palestina. Korban tewas serangan Hamas Palestina ke Israel kini mencapai 350 orang, termasuk warga sipil--Internet Mati saat Israel Lancarkan Serangan di Gaza, Banyak Warga Hilang Kontak dengan Dunia Luar 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Serangan Israel ke Gaza baru-baru ini menyebabkan layanan internet terhenti untuk sementara waktu.

Putusnya jaringan internet di Gaza berdampak besar pada seluruh aktivitas, sejak Jumat (27/10/2023).

Hamas mengklaim bahwa dengan memutus komunikasi dari Jalur Gaza, Israel berusaha untuk menutupi kejahatannya tanpa pengawasan atau akuntabilitas.

"Zionis Israel mencoba untuk menciptakan citra kemenangan,” kata seorang pejabat senior, Osama Hamdan kepada Al Jazeera.

Direktur Komunikasi Turki, Fahrettin Altun, juga mengatakan serangan Israel terhadap pusat komunikasi di Gaza bertujuan untuk menutup informasi dari Palestina.

“Pemadaman listrik yang dilakukan Israel, yang dimaksudkan untuk mencegah semua saluran komunikasi internasional menghubungkan Gaza dengan dunia luar, jelas menunjukkan niat untuk melakukan kejahatan perang,” kata Fahrettin Altun di X, Jumat (27/10/2023).

“Ini adalah upaya untuk menyembunyikan kebenaran buruk tentang penghancuran nyawa warga sipil oleh Israel," lanjutnya.

Tak hanya itu, organisasi kemanusiaan internasional dan pers internasional telah kehilangan kontak dengan rekan-rekannya di Gaza.

Beberapa media internasional kehilangan kontak dengan kru dan jurnalis mereka di Gaza.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengatakan kepada para jurnalis dan pers di Gaza, IDF tidak bisa melindungi mereka.

"Israel tidak dapat menjamin keselamatan karyawan Anda, dan sangat mendesak Anda untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan demi keselamatan mereka,” menurut surat yang dikirim ke Reuters dan AFP.

Seorang jurnalis dari media Rusia di Gaza menggambarkan pengeboman yang sangat kejam oleh Israel.

“Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan terhadap anak-anak dan keluarga saya. Semua orang takut, semua orang ketakutan, dan ada teriakan di mana-mana di Jalur Gaza,” kata Masoud, seorang reporter lokal.

Menurut anggota NBC News, yang juga mengirim pesan kepada rekan-rekannya, semua internet, listrik, dan segalanya telah terputus.

“Situasi yang kami hadapi saat ini sulit, sangat sulit dan sangat berbahaya. Kami diserang secara besar-besaran dengan artileri dan udara,” kata kru NBC News itu.

Badan anak-anak PBB juga kehilangan kontak dengan rekan-rekan mereka di Gaza.

Sementara itu, ketua UNICEF, Catherine Russel, mengatakan dia sangat khawatir dengan keselamatan mereka.

Badan amal kesehatan internasional Doctors Without Borders (MSF) juga mengatakan tidak ada kontak dengan beberapa rekan mereka dari Palestina.

“Kami sangat khawatir terhadap para pasien, staf medis dan ribuan keluarga yang berlindung di rumah sakit Al Shifa dan fasilitas kesehatan lainnya,” kata MSF.

Selain itu, terputusnya komunikasi di Gaza juga berisiko pada layanan kesehatan di Gaza.

“Kami benar-benar kehilangan kontak dengan ruang operasi di Jalur Gaza dan semua tim kami yang beroperasi di sana karena pemerintah Israel memutus semua komunikasi telepon rumah, seluler, dan internet,” kata organisasi kemanusiaan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina.

"Gangguan ini mempengaruhi nomor darurat pusat '101' dan menghambat kedatangan kendaraan ambulans untuk korban luka dan cedera,” tambahnya.

Sementara itu, penyedia telekomunikasi terbesar di Gaza, Paltel, telah mengumumkan putusnya seluruh layanan komunikasi dan Internet karena meningkatnya serangan Israel.

“Pemboman hebat dalam satu jam terakhir menyebabkan hancurnya seluruh rute internasional yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar,” kata Paltel, Jumat (27/10/2023).

Israel menghancurkan infrastruktur terakhir Paltel yang menghubungkannya ke internet global.

Sementara itu, Netblocks, sebuah perusahaan Inggris yang melacak konektivitas internet secara global, mengonfirmasi pemadaman informasi di Gaza.

"Itu adalah gangguan terbesar terhadap konektivitas internet di Gaza sejak awal konflik dan akan dianggap oleh banyak orang sebagai pemadaman internet total atau hampir total," kata Isik Mater, direktur penelitian Netblocks, Jumat (27/10/2023).

“Hilangnya rute internasional kemungkinan akan sangat membatasi kemampuan penduduk untuk berkomunikasi dengan dunia luar," lanjutnya, dikutip dari NBC News.

Diketahui, Hingga Jumat (27/10/2023), jumlah korban meninggal mencapai lebih dari 7.326 orang tewas dan lebih dari 18.967 orang terluka sejak pertempuran Hamas-Israel di mulai pada Sabtu (7/10/2023), dikutip dari Al Arabiya.

Selain itu, lebih dari 100 petugas kesehatan tewas dan 15 dari 35 rumah sakit serta 57 layanan kesehatan dasar tidak dapat berfungsi.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Diolah dari artikel di Tribunnews.com berjudul Israel Matikan Internet saat Perluas Operasi di Gaza, Hamas: Zionis Ingin Tutupi Kejahatan

Baca Berita Lainnya dari Tribun Manado di sini

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved