Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Stunting

Pentingnya Peranan UMKM Atasi Stunting, Kadin: Ada 4 Pilar Pendorong Penurunan Stunting

Plh. Kadin Yuki Nugrahawan Hanafi menjelaskan penanganan stunting tidak bisa lepas dari tingkat pemberdayaan UMKM.

Bambang Ismoyo/Triunnews.com
PLH Ketua Kadin Yukki Nugrahawan Hanafi dalam acara Pencanangan Inisiatif Gotong Royong Untuk Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem 'Bersama Entaskan Stunting' di Menara Kompas Jakarta, Kamis (26/10/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Plh. Kadin Yuki Nugrahawan Hanafi menjelaskan bahwa penanganan stunting tidak lepas dari tingkat pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ).

Lanjut dia, karena stunting terjadi sejalan dengan tingkat ekonomi masyarakat daerah.

Ada 4 pilar untuk mendorong penurunan stunting sekaligus meningkatkan UMKM.

Pertama yakni masalah kesehatan, kedua adalah keberlanjutan, ketiga yaitu UMKM serta keempat yakni konsolidasi internal.

Ia juga meyakini target pemerintah untuk menurunkan stunting di tahun 2024 dapat dicapai.

Baca juga: Jutaan Anak di Indonesia Selamat dari Stunting, Wapres Maruf Amin: Hasilnya Sudah Mulai Terlihat

Baca juga: Gempa Terkini Sore Ini Kamis 26 Oktober 2023, Baru Saja Guncang di Darat, Info BMKG Magnitudonya

Plh. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Yuki Nugrahawan Hanafi mengatakan penanganan stunting atau gagal tumbuh tidak bisa lepas dari pengaruh tingkat pemberdayaan pelaku UMKM.

Menurutnya, dua hal ini berkaitan erat karena stunting terjadi sejalan dengan tingkat ekonomi masyarakat daerah.

“Penanganan stunting dan peningkatan kewirausahaan menjadi dua hal untuk kita mencapai Indonesia Emas 2045,” kata Yuki dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Yuki menegaskan pentingnya kolaborasi kerja besar dengan tematik Kadin di kepengurusan yang dipimpin Arsjad Rasjid.

“Inklusif tapi juga harus progresif sesuai dengan perkembangan,” urainya.

Kadin Indonesia sendiri memiliki empat pilar utama dalam mendorong penurunan angka stunting sekaligus meningkatkan pelaku UMKM.

Keempat pilar tersebut antaranya lain penanganan masalah kesehatan, keberlanjutan (sustainability), kewirausahaan atau UMKM serta konsolidasi internal.

Sebagai induk organisasi dunia usaha, Kadin mencoba in line dengan pemerintah dalam pengentasan stunting di mana sudah ada Perpres nomor 72 tahun 2021.

Menurut Yuki, hal ini sangat mendukung, memfasilitasi sekaligus menciptakan pelaku UMKM untuk dapat naik kelas.

“Jadi tidak hanya fokus pada penanganan stuntingnya tetapi bagaimana kita bisa memberdayakan ekonomi daerah.

Itu juga menjadi kata kunci,” tukasnya.

“Kita tidak mau terjebak di dalam middle income trap tapi buat saya dua hal ini yang sangat fundamental.

Stunting ini salah satunya bagaimana kita mau sejahtera kalau masih ada hal-hal yang perlu kita kerjasamakan,” kata Yuki.

Kadin sendiri telah memiliki program khusus untuk memberdayakan UMKM yang disebut Wiki Kewirausahaan sebagai wadah agar bagaimana mana mereka terkoneksi dengan dunia luar.

Anak-anak muda di sana sudah banyak yang bergabung.

Bahkan pihaknya juga sudah menandatangani MoU dengan salah satu negara agar mereka bisa melakukan ekspor produknya.

“Ada produk tanam, ada produk yang betul-betul UMKM.

Saya melihat itu merinding karena ini masih pekerjaan rumah kita bersama,” tutur Yuki.

Yuki menambahkan persoalan tunting ini bisa diselesaikan dengan cara gotong royong.

“Ini luar biasa lah menjadi tanggung jawab kita bersama.

Tanggung jawab kita sama-sama bisa mencapai target.

Dan saya setuju dimulai dari diri kita sendiri,” terangnya.

Dengan pengalaman Kadin pada saat Covid-19 dan masuk dalam penanganan stunting, kolaborasi pentahelix menjadi langkah yang harus diambil.

Yuki pun mendorong pengusaha mikro seperti pedagang bakso agar dapat meningkatkan daya saingnya sehingga kesenjangan dengan usaha menengah dan usaha besar bisa terus ditekan.

“Kita juga melihat kesenjangan usaha ini gapnya masih cukup jauh.

Kita ingin mendekatkan bonus demografi dan ditanggapi dengan hati-hati.

Kita punya cita-cita besar salah satunya stunting ini harus kita dorong dan diselesaikan bersama,” ucapnya.

“UMKM harus kita dorong naik kelas, saya selalu menyebutnya optimistis tapi kita juga harus realistis,” papar Yuki.

Kadin Indoensia meyakini target pemerintah menurunkan angka stunting 14 persen di tahun 2024 bisa dicapai.

Momentum Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2023 semestinya bisa membangkitkan rasa optimisme generasi muda untuk menyelesaikan persoalan stunting.

“Persoalan stunting ini kan bukan dimensi ekonomi semata, tapi ini juga sangat luas ada budaya di sana, ada politik ideologi juga.

Menurut saya kita harus punya komitmen di sana.

Dan UMKM menjadi kunci menyelesaikan stunting,” pungkasnya.

(Tribunnews.com/Reynas Abdila)

Baca Berita Tribun Manado di Google News

Tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved