Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Israel Palestina

Israel Berselisih dengan PBB, Antonio Guterres Sebut Serangan Hamas Tak Muncul dari Kekosongan

Antonio Gueterres, mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Diplomat asal Portuga itu juga mendesak pembebasan semua sandera dan genjatan senjata.

Editor: Rizali Posumah
AFP/MICHAEL TEWELDE
Sekjen PBB, Antonio Guterres. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah Israel berselisih dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Itu setelah Sekjen PBB Antonio Guterres memberikan pernyataan yang menyebut bahwa serangan-serangan yang dilancar Hamas tidak muncul dari kekosongan. 

Antonio Gueterres, mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Diplomat asal Portuga itu juga mendesak pembebasan semua sandera dan genjatan senjat segera. 

Meski begitu, dirinya juga menegaskan bahwa pendudukan dan kekerasan di Palestina juga harus diakui.

"Penting juga untuk mengakui bahwa serangan-serangan oleh Hamas tidak muncul dari kekosongan," ujar Guterres, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (24/10/2023).

Antonio Gueterres menjelaskan, bangsa Palestina  telah mengalami 56 tahun pendudukan yang mencekik.

"Mereka melihat tanah mereka terus-menerus ditelan permukiman (Israel) dan dijangkiti kekerasan, ekonomi mereka tercekik, penduduk mereka terusir dan rumah-rumah mereka dihancurkan," ujar dia. 

Setelah penyartaan tersebut, pihak Israel dilaporkan menuntut Antonio Guterres mundur dari jabatannya.

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyebut Guterres "mengekspresikan pengertian" terhadap serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.

Ia menyebut,  pihaknya tidak akan memberi visa untuk pejabat-pejabat PBB.

Bahkan, Erdan mengklaim, pihaknya telah menolak visa untuk Wasekjen PBB Martin Griffiths.

Diplomat berkebangsaan Inggris Raya ini adalah wakil sekjen PBB yang mengurus bantuan kemanusiaan.

Jurnalis Al Jazeera di New York, Gabriel Elizondo menyebut Israel "murka" terhadap komentar Guterres. Namun, banyak negara menyambut pidato Guterres sebagai "pendekatan yang sangat berimbang."

Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen yang menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB disebut "sangat marah" hingga membatalkan pertemuan dengan Antonio Guterres.

"Benar-benar tidak biasa, melihat reaksi seperti ini terhadap seorang sekretaris jenderal," kata Elizondo.

Eli Cohen sendiri menolak seruan banyak negara untuk bertindak proporsional di Jalur Gaza. Ia menyebut respons proporsional terhadap serangan 7 Oktober adalah "penghancuran total hingga anggota terakhir Hamas."

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki menegaskan bahwa komunitas internasional memiliki "tugas kemanusiaan kolektif" untuk menghentikan "pembantaian" Israel di Jalur Gaza.

"Lebih dari dua juta warga Palestina menjalani misi bertahan hidup setiap hari, setiap malam," kata Al-Maliki dikutip Associated Press.

Operasi pengeboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan 5.791 orang, termasuk 2.360 anak-anak dan 1.292 perempuan. Lebih dari 16.297 orang juga terluka.

Sementara itu, kekerasan di Tepi Barat dalam kurun yang sama telah menewaskan 96 orang dan menimbulkan 1.828 korban luka.

Korban jiwa di pihak Israel akibat serangan Hamas berjumlah 1.405 orang, 5.431 terluka.

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

SUMBER: https://www.kompas.tv/internasional/455089/berselisih-soal-pendudukan-palestina-israel-tolak-visa-pejabat-pbb-hingga-wasekjen-martin-griffiths, https://www.kompas.tv/internasional/455015/israel-tuntut-sekjen-pbb-mundur-tak-terima-soal-genjatan-senjata-dan-pelanggaran-hukum

 

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved