Kabar Israel Palestina
2 Lansia Warga Israel Dibebaskan Hamas karena Alasan Kemanusiaan
Pembebasan Yocheved Lifshitz dan Nurit Cooper, warga Israel, dilakukan setelah mediasi antara Hamas dengan Qatar dan Mesir.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Setelah melepaskan dua warga Amerika Serikat, Hamas kembali membebaskan dua orang sandera.
Dua sandera yang dibebaskan Hamas tersebut adalah Yocheved Lifshitz dan Nurit Cooper, warga Israel.
Yocheved Lifshitz dan Nurit Cooper dibebaskan pada Senin (23/10/2023) dengan bantuan Komite Palang Merah Internasional.
Komite Palang Merah Internasional mengatakan bahwa mereka telah mengangkut kedua perempuan tersebut keluar dari Gaza.
Keduanya kemudian dibawa ke penyeberangan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir.
"Kami berharap mereka akan segera kembali bersama orang-orang yang mereka cintai," kata ICRC di posting X.
Gambar-gambar di stasiun televisi Mesir, Alqahera News, yang dekat dengan badan intelijen, menunjukkan kedua perempuan tersebut masuk ke dalam ambulans, salah satunya dengan bantuan paramedis.
Setiap perempuan kemudian terlihat terbaring di atas tandu di ambulans yang terpisah, dikelilingi oleh petugas pertolongan pertama dan personil ICRC.
Diketahui, sebelumnya militer Israel sempat mengungkap jumlah sandera Hamas.
Mereka mengonfirmasi bahwa ada 222 orang yang disandera Hamas.
Para sandera tersebut ditangkap ketika orang-orang bersenjata Hamas menyeberangi perbatasan dan menyerang komunitas kibbutz, kota-kota dan pangkalan militer di Israel selatan.
Alasan 2 Warga Israel Dibebaskan Hamas
Alasan Yocheved Lifshitz dan Nurit Cooper dibebaskan pun diungkap sayap militer Hamas, Brigade Ezzedeen al-Qassam.
Menurutnya, kedua perempuan lanjut usia tersebut dibebaskan dengan alasan kemanusiaan yang mendesak.
Pembebasan Yocheved Lifshitz dan Nurit Cooper juga dilakukan setelah mediasi oleh Qatar dan Mesir.
Suami Yocheved Lifshitz dan Nurit Cooper Masih Disandera Hamas
Sementara, suami Yocheved Lifshitz dan Nurit Cooper mereka dilaporkan oleh media Israel masih berada dalam tawanan.
Sosok Yocheved Lifshitz dan Nurit Cooper
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi identitas kedua perempuan tersebut, yang berusia 85 dan 79 tahun, dan mengatakan bahwa mereka tinggal di kibbutz Nir Oz.
"Mereka saat ini sedang menuju ke sebuah pusat medis di Israel yang secara khusus dipersiapkan untuk kedatangan mereka," kata kantor PM Israel, dikutip dari The Times of Israel.
Pemerintah Netanyahu pun berterima kasih kepada Palang Merah atas bantuannya dalam membebaskan kedua sandera Hamas tersebut.
"Saya dapat mengonfirmasi bahwa ibu saya Yochi (Yocheved) Lifshitz adalah salah satu dari dua sandera yang dibebaskan oleh Palang Merah malam ini," kata putrinya, Sharone Lifschitz, dalam sebuah pernyataan, diberitakan AFP.
Diketahui, sejak 7 Oktober 2023, empat wanita telah dibebaskan Hamas.
Sebelumnya, ibu dan anak asal Amerika Serikat, Judith dan Natalie Raanan, dibebaskan pada Jumat (20/10/2023). Hamas juga mengungkap alasan kemanusiaan dan upaya yang dilakukan oleh Qatar dan Mesir.
Korban Bertambah, Mengundang Keprihatinan Internasional
Para pejabat Israel mengatakan bahwa serbuan Hamas menewaskan 1.400 orang, menjadi serangan terburuk yang pernah terjadi di negara itu.
Israel kemudian membalas dengan kampanye pengeboman yang menurut otoritas kesehatan Gaza yang dikelola Hamas telah menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Para sandera yang berasal dari berbagai negara telah menjadi isu utama bagi pemerintah Israel untuk membenarkan pengeboman terhadap "target Hamas" di Gaza.
Namun, jumlah korban jiwa Palestina yang terus meningkat telah mengundang keprihatinan internasional.
Pihak militer mengatakan bahwa beberapa serangan darat ke Gaza dalam beberapa hari terakhir telah menemukan mayat-mayat yang diculik dari dalam wilayah Israel dan kemudian dibuang.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari pada Senin mengatakan serangan infanteri dan tank ke Gaza pada malam hari telah berusaha untuk "menemukan dan mencari informasi yang tersedia tentang para sandera".
Ketika ditanya tentang laporan bahwa lebih banyak sandera dapat dibebaskan, Hagari menolak berkomentar banyak.
"Kami melakukan semua yang kami bisa untuk membebaskan semua sandera, apa pun kewarganegaraannya," jawabnya.
(Kompas.com/Irawan Sapto Adhi)
Diolah dari artikel Kompas.com
Baca Berita Lainnya dari Tribun Manado di sini
Popularitas Benjamin Netanyahu Menyusut, Warga Israel Berunjuk Rasa Menuntut Pemilu Darurat Digelar |
![]() |
---|
Kejamnya Agresi Militer Israel, 20.000 Lebih Anak Palestina di Gaza Meninggal Dunia |
![]() |
---|
PM Italia: Israel Masuk Jebakan Hamas dan Rencananya Berjalan Mulus |
![]() |
---|
Israel Usulkan Gencatan Senjata kepada Hamas, Presiden Biden Sebut Perang di Gaza Segera Berakhir |
![]() |
---|
Israel di Ambang Kehancuran, Hamas Palestina Pegang Penuh Kendali di Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.