Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen, Mazmur 39:8, Pengharapan Versus Optimisme

Mazmur 39:8 TB, Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap.

Editor: Erlina Langi
pexels
Pengharapan Versus Optimisme 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungan Harian Kristen hari ini

Mazmur 39:8 TB
Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap.

Pengharapan Versus Optimisme

Bayangkan bagaimana rasanya ketika kita sedang menunggu tawaran pekerjaan pada saat kita benar-benar sedang membutuhkan.

Kemudian bayangkan perasaan kita ketika kehilangan orang yang kita kasihi. Ini dua pengalaman yang berbeda, tetapi keduanya sama-sama menginginkan kehidupan yang lebih baik, situasi yang lebih baik daripada yang sekarang.

Di sinilah banyak orang berpaling kepada optimisme.

Namun, bagaimana jika optimisme mengubah cara kita berharap akan masa depan yang baru?

Optimisme seringkali tidak bersifat pribadi dan tidak melibatkan emosi, jadi kita hanya bergantung pada keadaan di sekitar sebagai patokannya. Tetapi pengharapan dalam Alkitab berbeda karena bergantung pada seseorang (Yesus), dan bukan pada keadaan kita.

Para penulis Alkitab banyak berbicara tentang pengharapan, dan meskipun mereka mengharapkan hal-hal yang sama seperti kita kedamaian, keselamatan, kesembuhan, kasih tetapi bagi mereka, “pengharapan” tidak berfokus pada hal-hal seperti itu, melainkan pada janji dan kuasa Allah.

Jadi mereka menulis hal-hal seperti, “Kepada-Mulah aku berharap.“ (Mazmur 39:8).

Berbeda dengan optimisme, yang hanya menilai permukaannya saja, pengharapan dalam Alkitab masuk lebih dalam dengan harapan agar Yesus mau menjumpai kita dalam kesedihan atau penantian kita.

Yesus sering mengingatkan teman-teman-Nya bahwa mereka tidak akan bisa memahami bagaimana segalanya terjadi mengapa orang saling menyakiti, mengapa penyakit terus berlanjut, atau kapan kejahatan akan berakhir.

Namun, Ia berjanji untuk memperbaiki dunia, dan Ia mengajak kita untuk bergabung dengan-Nya dalam memperbaiki dunia.

Sehingga kita bisa menemukan pengharapan dalam setiap tindakan kasih, pengampunan, dan kemurahan hati seperti Yesus.

Kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya merupakan dasar bagi pengharapan kita yang terutama bahwa suatu hari nanti Yesus akan datang kembali untuk memulihkan segalanya.

(*)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved