Kabar Rocky Gerung
Pria Ini Jadi Sorotan di Indonesia, Setelah Kejadian Rocky Gerung Dilempar Botol Saat Diskusi
Profil Waluyo Wasis Nugroho, pria yang kini jadi sorotan di Indonesia setelah kejadian Rocky Gerung dilempari botol saat diskusi di Yogyakarta.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang pria menjadi sorotan setelah terjadi kehebohan pada kegiatan diskusi di Yogyakarta.
Ada yang melempar botol kepada seorang pembicara. Pembicara itu adalah Rocky Gerung.
Botol dilempar oleh seseorang yang diduga tak ingin kehadiran Rocky Gerung disana.
Terkait kejadian heboh ini, pria bernama Waluyo Wasis Nugroho menjadi perhatian.
Kini tak sedikit info tentang profil Waluyo Wasis Nugroho.
Foto dan namanya ada dimana-mana.
Siapa Waluyo Wasis Nugroho. Berikut profilnya.
Berdasarkan penelusuran (dari Tribunsumsel.com) diketahui jika Waluyo Wasis Nugroho bekerja sebagai penggiat sosial.

Waluyo Wasis Nugroho juga sebagai ketua umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB).
Waluyo Wasis Nugroho kerap dikenal juga dengan nama Gus Wal.
Berdasarkan penelusuran di akun instagramnya Abdul Rozak Waluyo Wasis Nugroho.
Diketahui jika Waluyo Wasis Nugroho memposting sejumlah pemberitaan terkait aksi penolakan terhadap Rocky Gerung dan Refly Harun.
Seperti pada postingannya membagikan poster penolakan tegas terhadap Rocky Gerung dan Refly Harun.
"PNIB Kembali Tolak & Usir Kehadiran Refly Harun & Rocky Gerung Di Jogja Kota Pelajar Berbudaya Bermartabat
Rocky Gerung masuk lewat pintu belakang yang sawah sawah kering, karena pintu masuk Cafe Nuri di Blokade Oleh massa PNIB.
Dan Nyaris Bentrok Dengan aparat keamanan yang berjaga di lokasi," tulis Waluyo Wasis Nugroho, Jumat (8/9/2023).
Selain tolak Rocky Gerung dan Refly Harun, ternyata Waluyo Wasis Nugroho sempat viral dengan sejumlah aksi penolakan lainnya.
Salah satu yakni penolakan terkait reuni 212 beberapa tahun silam dan Waluyo Wasis Nugroho sempat melaporkan sosok ustaz Maaher Athuwalibi ke polisi terkait kasus penghinaan terhadap Gus Dur.
Kronologi Kejadian
Pengamat politik Rocky Gerung lagi-lagi mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan.
Kali ini terjadi di Yogyakarta saat acara yang digelar Mahasiswa HMI Komisariat FEB UGM dan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Bulaksumur-Karangmalang (IMM BSKM).
Saat diskusi di Kopi Nuri di Jalan Anggajaya Condongcatur Kapanewon Depok Sleman, Yogyakarta pada Jumat (8/9/2023), tiba-tiba ada massa yang berteriak-teriak di luar area diskusi.
Tak hanya itu, Rocky Gerung, Refly Harun, Saut Sitomorang dan Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor serta Ekonom Awally Rizki diserang dengan menggunakan botol.
Memanasnya situasi terjadi sejak awal diskusi bertajuk 'Masa Depan Demokrasi di tengah Derasnya Arus Korupsi' dimulai.
Massa yang mengatasnamakan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) sudah meneriakkan penolakan atas kehadiran Rocky Gerung dan Refly Harun.
Dibalik barikade polisi berpakaian lengkap, mereka pun membentangkan spanduk bertuliskan 'Yogyakarta Kota Pelajar, budaya dan Bermartabat. Tolak Rocky Gerung dan Refly Harun'.
Diskusi kebangsaan yang digelar Mahasiswa HMI Komisariat FEB UGM dan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Bulaksumur-Karangmalang (IMM BSKM) di Kopi Nuri di Jalan Anggajaya Condongcatur Kapanewon Depok Sleman, Yogyakarta pada Jumat (8/9/2023).
Rocky Gerung, Refly Harun, Saut Sitomorang dan Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor serta Ekonom Awally Rizki diserang dengan menggunakan botol.
Massa penolak dan peserta diskusi pun sempat bersitegang.
Mereka tetap menolak kehadiran Rocky Gerung dan Refly Harun.
Meski demikian, Rocky Gerung dan Refly Harun tak gentar.
Mereka tetap memaparkan sejumlah pandangannya di hadapan ratusan mahasiswa yang hadir.
Namun, di tengah diskusi, sebuah botol air mineral melayang mengenai leher Refly Harun yang duduk di antara Rocky Gerung dan Saut Situmorang .
Spontan situasi langsung memanas.
Massa dari peserta diskusi sempat hampir baku hantam dengan massa penolak yang berada di tepian tempat diskusi.
Petugas langsung berupaya mengendalikan situasi.
Tak berselang lama, tensi kedua massa berangsur menurun.
Refly mengatakan semarah-marahnya menolak seharusnya jangan sampai melakukan kekerasan.
Orang yang melakukan kekerasan, menurut dia, sudah pasti tidak benar.
Apalagi, persoalan penolakan tersebut berkaitan dengan ucapan Rocky Gerung ke Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Tidak ada hubungan dengan dirinya.
Bagi dia, sepanjang hanya protes sebenarnya tidak apa-apa.
Tetapi jika protes dibarengi dengan melakukan kekerasan fisik sudah lain persoalan.
"Bukan persoalan kena lehernya, sekarang kalau kena mata gimana?. (Seumpama) Kacamata saya pecah ketika saya lagi mendelik, tiba-tiba pecahan masuk mata. Saya kena di sini (menunjuk leher), kan dekat sekali," kata Refly dikutip dari Tribun Jogja.
"Tapi ini pelajaran. Coba bayangkan kalau yang dilemparkan senjata tajam, ya kan. Untung cuma air mineral," imbuhnya.
Rocky Gerung turut menanggapi jalannya diskusi kebangsaan tersebut yang diwarnai penolakan massa.
Menurut dia, diskusi bertema korupsi tersebut merupakan diskusi antara peserta dengan yang bukan peserta.
Ia menganggap semua berhak mengekpresikan dalam bentuk pikiran maupun demonstrasi.
"Asalkan jangan pakai kekerasan. Tadi ada kekerasan, itu tidak bagus," ujar Rocky.
Sebagaimana diketahui, sejumlah orang yang mengatasnamakan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) mendemo Rocky Gerung dan Refly Harun di Sleman .
Massa tersebut menolak kedatangan Rocky dan Refly Harun dalam acara diskusi kebangsaan bersama mahasiswa yang rencananya bakal digelar di Kopi Nuri, Condongcatur, Depok, Kabupaten Sleman, Jumat (8/9/2023).
"Seperti kemarin, kami (hari ini) menolak kedatangan (Rocky dan Refly) di acara di Jogja. Karena Jogja kota berbudaya, kami tidak mau diobok-obok acara seperti ini," kata Fajar Yuda, mengatasnamakan massa dari PNIB.
Menurut dia, acara diskusi tetap diperbolehkan berlangsung tetapi tanpa kehadiran Rocky Gerung maupun Refly Harun .
Sementara itu, Ketua Umum PC IMM BSKM, Muhammad Sulhan Fathoni mengatakan, diskusi kebangsaan yang digelar mahasiswa hanya untuk belajar.
Menurut dia, Ia bersama teman-temannya hanya ingin belajar dengan menghadirkan beberapa narasumber.
Di antaranya Rocky Gerung , Refly Harun dan Saut Situmorang .
Menurut dia, ada tiga poin yang akan didiskusikan bersama para narasumber.
Yaitu, mengenal korupsi sebagai akar permasalahan dari banyak masalah di semua sektor di Republik ini.
Kemudian mengenal bagaimana cara menangani korupsi dengan pendekatan-pendekatan baru salah satunya social cost untuk penindakan.
"Ketiga kita sudah secara moral ingin mengetahui bagaimana korupsi ini telah melanggar demokrasi, telah menghancurkan demokrasi yang ada di Indonesia dengan cara-cara korupsi-korupsi berjamaah dan kongsi-kongsi buruknya," kata dia.
Sebagai mahasiswa, pihaknya mengaku sudah jengah dengan adanya kasus money politik, korupsi dan permasalahan lain di negeri ini.
"Kita sebagai mahasiswa sudah jengah, kita sudah tidak mau lagi mendengar ada kasus korupsi baru yang lama diselesaikan. Tugas kita sebagai mahasiswa belajar dan (diskusi) ini salah satu cara untuk kita belajar secara publik. Ini semua dilindungi undang-undang," ujar dia. (*)
Profil Rocky Gerung
Rocky Gerung lahir pada 20 Januari 1959, dimana ia adalah seorang filsuf dan akademisi di Tanah Air.
Rocky Gerung memiliki latar belakang sebagai alumni Ilmu Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Rocky Gerung lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 1986.
Pria kelahiran kota Manado ini pernah mengajar di Perguruan Tinggi Universitas Indonesiadi departemen Ilmu Filsafat selama 15 tahun, namun pada tahun 2015 ia memutuskan untuk berhenti mengajar.
Alasan Rocky Gerung berhenti mengajar karena adanya peraturan UU No. 14 Tahun 2005 yang memberikan persyaratan bahwa seorang Dosen harus minimal bergelar magister atau S-2, dimana saat itu Rocky hanya menyandang gelar Sarjana atau S-1.
Untuk diketahui, sebelum menjadi dosen, Rocky Gerung telah menduduki bangku kuliahnya terlebih dahulu di Universitas Indonesia pada tahun 1979.
Saat itu, Rocky Gerung memilih program studi atau jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang masuk dalam Fakultas Ilmu Sosial.
Namun, Ia tidak menyelasaikan kuliahnya dengan jurusan tersebut, melainkan ia melanjutkan pendidikannya dengan jurusan Ilmu Filsafat di kampus yang sama.
Bahkan, ia juga kerap menjadi narasumber di berbagai acara televisi.
Termasuk menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One.
Rocky Gerung sempat menjadi dosen tidak tetap di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Disamping itu, pada bidang politik, Rocky Gerung bersama Sjahrir dan Kartini (Istri Sjahrir) pernah mendirikan Partai Indonesia Baru (PIB) pada tahun 2002.
Selain itu, Rocky Gerung merupakan seorang peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).
Pada 2007, Rocky Gerung ikut mendirikan SETARA Institute, sebuah perkumpulan yang didedikasikan bagi pencapaian cita-cita dimana setiap orang diperlukan setara dalam menghormati keberagaman.
Nama Rocky Gerung semakin mencuat, setelah kritikan-kritikan tajamnya kepada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Biodata Rocky Gerung
Nama Lengkap: Rocky Gerung
Tempat, Tanggal Lahir: Manado, Sulawesi Utara, 20 Januari 1959
Agama: Katolik
Nama Saudara: Grevo Gerung
Pendidikan: Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia
Hobi: Traveling, naik gunung, membaca
Pendiri Organisasi: Setara Institute, Perhimpunan Pendidikan Demokrasi
Media Sosial:
Youtube: Rocky Gerung Official
Karya Rocky Gerung
Dikutip dari TribunKaltim.co, Rocky Gerung sudah menelurkan sejumlah karya, berupa buku dan jurnal.
Adapun karya-karya Rocky ini, meliputi:
Buku:
1. Teori Sosial dan Praktik Politik. Jakarta: Penerbit Grafiti (1991).
2. Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus. Depok: Filsafat UI Press (2006).
3. Demokrasi dan Kekecewaan, Centre for the Study of Islam and Democracy (2009).
Jurnal:
1. Pluralisme dan Konsekwensinya: Catatan Kaki untuk Filsafat Politik’ Nurcholish Madjid, Paper PSIK Universitas Paramadina (2007).
2. Feminisme versus Kearifan Lokal, Jurnal Perempuan 57 (2008).
3. Representasi, Kedaulatan, dan Etika Publik, Jentera Jurnal Hukum 20 (2010).
4. Feminist Ethics against Stigma of Theocracy-Patriarchy: a Reflection of 2014 Presidential Election, Jurnal Perempuan (2014).
5. Jalan Ideologi dalam Negara Demokrasi, Konfrontasi: Jurnal Kultural, Ekonomi Dan Perubahan Sosial (2015).
6. Feminist Pedagogy: A Political Position, Jurnal Perempuan 21 (2016).
(tribunmanado.co.id/PosBelitung.co/TribunSumsel.com)
Baca berita-berita terbaru Tribun Manado di: Google News
kejadian
Heboh
lempar botol
diskusi
pembicara
Yogyakarta
narasumber
kritik
Rocky Gerung
profil
Waluyo Wasis Nugroho
Rocky Gerung Sebut Sri Mulyani Alami Stres di Kabinet Jokowi: Zaman SBY Dapat Pujian |
![]() |
---|
Alasan Rocky Gerung Tak Kritik Megawati, Terus Kritik Jokowi dan Pencalonan Gibran, Singgung Boneka |
![]() |
---|
Rocky Gerung Dilaporkan 8 Kali ke Polisi: Tiap Kali Ada Panggilan Polisi, Pusing! |
![]() |
---|
Rocky Gerung Kembali Akui Selalu Gagal Dapatkan Perempuan |
![]() |
---|
Rocky Gerung Bongkar Cara Jokowi yang Menguntungkan Koruptor, Singgung Dinasti Politik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.