Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bolmong Sulawesi Utara

Kisah Warga Berambut Merah di Bilalang Bolmong Sulawesi Utara

Menurut mereka, jika ada darah Portugis, maka pasti ada ciri lainnya seperti bentuk tubuh yang besar.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Liana Sari Pobela
Siswi SD di Bilalang, Bolmong, Sulawesi Utara 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada pemandangan unik bilamana anda mengunjungi Bilalang bersatu di Kecamatan Bilalang, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara atau Sulut.

Di sana terdapat banyak warga berambut merah.

Sosok rambut merah bisa dijumpai di mana saja, di rumah, lorong dan lapangan.

Dan mereka bisa siapa saja; orang tua, pemuda, remaja hingga anak - anak.

Ini bukan rambut yang dicat. Tapi rambut original.

Sejumlah warga di sini memang mewarisi rambut merah sedari lahir.

Terkait rambut merah di Bilalang ini, mengemuka sejumlah teori.

Ada yang menyebut ini hasil perkawinan seorang Portugis dengan warga setempat pada abad 16 lampau.

Namun ada pula yang membantah teori itu.

Menurut mereka, jika ada darah Portugis, maka pasti ada ciri lainnya seperti bentuk tubuh yang besar.

Di kalangan warga Bilalang berkembang sebuah legenda tentang asal usul rambut merah ini.

Dahulu kala, seorang wanita hamil meninggal dunia.

Dia ditaruh dalam peti kayu. Tiga hari kemudian tampaklah seorang bayi dengan rambut merah dan bermata cokelat muda.

Beberapa waktu lalu, tribunmanado melakukan penelusuran dan menemukan seratusan warga Bilalang berambut merah dan bermata cokelat muda.

Di mana mata dengan warna tersebut hanya bisa ditemukan di Eropa, Asia Barat dan Amerika. 

Sementara untuk orang Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya memiliki iris berwarna cokelat atau berpigmen gelap

Salah seorang yang memiliki rambut merah dan bermata cokelat mudabernama Sandi Pobela.

Sandi punya rambut merah dan mata cokelat muda.

Kulitnya sawo matang dengan bintik bintik cokelat.

Sandi menduga rambutnya itu diwarisi dari sang kakek.

"Kakek punya rambut merah, tapi kedua orang tua saya tidak," kata dia beberapa waktu lalu.

Sebut dia, sang anak lebih ekstrim lagi. Rambutnya merah kekuningan. Matanya seperti berkilau.

Sandi tak begitu tahu asal rambut merahnya.

Ia hanya pernah mendengar cerita tentang seorang Portugis yang menikah dengan warga setempat. 

"Tapi itu hanya cerita saja," katanya. 

Berambut merah ternyata mendatangkan banyak kesulitan baginya.

Dia bercerita, sewaktu sekolah dirinya pernah dibully. 

"Mereka ledek saya sebagai turunan kompeni," katanya. 

Hal lebih kejam ia alami saat kuliah. Seorang dosen sampai menarik rambutnya untuk membuktikan itu rambut asli.

Gundah, ia pernah nyaris mengecat hitam rambutnya.

"Tapi saya sadar, ini karunia Tuhan," katanya. (Art) 

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved