Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

HUT RI

Mengenal Baju Adat Kawasaran, Dipakai Kaesang Pangarep dan Erina Gudono saat Upacara HUT ke-78 RI

Kaesang Pangarep dan Erina Gudono mengenakan baju adat Kawasaran dari Minahasa, Sulawesi Utara.

Editor: Ventrico Nonutu
Kolase Tribun Manado / IG Kaesang dan Erina / YouTube Sekretariat Presiden
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono mengenakan baju adat Kawasaran dari Minahasa, saat menghadiri upacara HUR ke-78 RI. 

Lalu, tengkorak monyet sebagai simbol kehebatan ksatria yang berhasil membunuh musuh.

Dulunya, sebelum menggunakan tengkorak monyet, rakyat Minahasa menggunakan tengkorak musuh.

Namun, saat ini diganti memakai tengkorak monyet.

"Kalau dulu ini tengkorak manusia (musuh) dan menjadi lambang kekuatan saat perang, tapi sekarang diganti dengan tengkorak monyet," terang pelaku ritual dan pelatih tari Kawasaran, Tonaas Rinto Taroreh, kepada stylo.grid.id, pada Mei 2023.

Lebih lanjut, Tonaas mengungkapkan paruh burung Taong dan bulu ayam jantan dipakai untuk topi perang dalam tarian Kawasaran.

Topi perang itu, jelas Tonaas, menggambarkan dunia dewa untuk mengingatkan bahwa dunia hanya sementara.

Tak hanya itu, Tonaas juga menerangkan makna topi perang adalah sebagai pengingat untuk berbuat baik kepada sesama dan rela berkorban demi kepentingan orang banyak.

"Topi perang tersebut menggambarkan dunia atas, alam dewa yang menjadi pengingat bahwa dunia hanya sementara."

"Juga memberi ingatan untuk berbuat kebaikan ke sesama dan rela mengorbankan nyawa demi keberlangsungan banyak orang," jelas Tonaas.

Sementara itu, untuk warna, baju adat tarian Kawasaran didominasi oleh merah.

Warna merah sebagai simbol kehidupan.

"Kalau merah itu kan, simbol kehidupan, karena bukan sekadar perang, tapi para leluhur juga mempertahankan kehidupan sampai disebut pelindung negeri," urainya.

Sebagai pelengkap, baju adat Kawasaran juga memiliki pedang (santi), perisai (kelung), dan tombak (wengkow).

Dikatakan Tonaas, pedang atau santi adalah lambang pemisah antara baik dan jahat.

"Santi ini menjadi lambang pemisah antara yang baik dan yang jahat, ini juga pernah dipakai saat perang Spanyol dan jadi senjata khas Minahasa," ungkap Tonaas.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved