Gunung Lokon Siaga
Ribuan Warga Tomohon Mengungsi, Banyak Lari ke Manado Selamatkan Diri dari Erupsi Gunung Lokon 2011
Berdasarkan data rekaman kegempaan Gunung Lokon cenderung adanya peningkatan yang signifikan sejak 13 Juni 2023 pukul 18:50 WITA.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gunung Lokon yang berada di Kota Tomohon, Sulawesi Utara ( Sulut ) dinaikkan dari level II waspada menjadi level III siaga.
Seiring meningkatnya status Gunung Lokon, potensi ancaman bahaya ialah terjadi erupsi freatik secara tiba-tiba.
Berdasarkan data rekaman kegempaan Gunung Lokon cenderung adanya peningkatan yang signifikan sejak 13 Juni 2023 pukul 18:50 WITA.
Baca juga: Gunung Lokon Tomohon Siaga, Berikut Arti Status Gunung Mulai dari Normal, Waspada, Siaga hingga Awas
Saat itu mulai terkam adanya gempa Tremor dengan amplituda maksimum 28 mm, dan lama gempa 7200 detik, jumlah gempa hingga 16 Juli 2023 masih tinggi dibanding sebelum Juni 2023.
Dari data tersebut jelas bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di bagian permukaan setelah terekamnya gempa Tremor.
Sedari kemarin, Senin 17 Juli 2023, status Gunung Lokon Tomohon Sulut naik level dari waspada menjadi level III siaga.
Keputusan naik status menjadi siaga ini ditetapkan Badan Geologi Kementerian ESDM, Senin (17/7/2023) pukul 18.00 WITA kemarin.
Terkait naik status ini, tidak diperbolehkan ada aktivitas di sekitar kawah Tompaluan dengan radius hingga 2.5 km.
"Status naik seiring peningkatan aktivitas Gunung Lokon," kata Kepala Badan Geologi, Sugeng Mujiyanto, Senin malam ini.
Dijelaskan dalam keterangan ke Tribumanado.co.id, letusan ini dapat diikuti dengan erupsi freatomagmatik-magmatik.

Letusan letusan dapat disertai dengan lontaran material pijar berukuran lapili sampai bongkah dan hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas letusan secara tiba tiba.
Dengan cuaca di Kota Tomohon yang sering hujan akhir ini, masyarakat agar mewaspadai terjadinya lahar hujan pada alur Sungau Pasahapen, juga alur sungai lainnya yang berhulu di puncak G. Lokon.
"Karena batuan terdiri dari material letusan yang bersifat lepas, mudah terbawa oleh aliran air yang berkembang menjadi lahar hujan," katanya.
Masyarakat yang berada di sekitar alur Sungai Pasahapen juga dimbau mewaspadai terjadinya awan panas.
Berbicara soal Gunung Lokon, tentu warga Sulut khusunya Tomohon tak akan bisa melupakan erupsi Gunung Lokon 2011.

Letusan Dahyat Gunung Lokon 2011
Dua belas tahun lalu, atau tepatnya pada 14 Juli 2011, Gunung Lokon Tomohon itu mengalami letusan dahsyat.
Diberitakan Harian Kompas, 16 Juli 2011, letusan Gunung Lokon terjadi sekitar pukul 23.31 waktu setempat.
Letusan itu adalah yang terbesar dari letusan vulkanik yang berlangsung hampir satu bulan, sejak gunung itu menunjukkan gejala meletus 18 Juni 2011.
Erupsi Gunung Lokon berlangsung selama 1.200 detik, diikuti gempa vulkanik lebih dari 100 kali di perut gunung.
Sepanjang Jumat (sehari setelah erupsi), Gunung Lokon sempat meletus kecil sekitar pukul 16.58. Setelah itu, aktivitas Gunung Lokon langsung mereda.
Ribuan warga kaki gunung di Kelurahan Kinilow I, Kinilow II, Tinoor, dan Kakaskasen dipaksa mengungsi.

Ribuan warga mengungsi
Sebagian dari mereka lari menyelamatkan diri ke tempat aman, beberapa di antaranya berlari ke Manado.
Pemerintah Kota Tomohon mencatat sekitar 10.000 warga kaki gunung terpaksa mengungsi, sebagian di antaranya menempati lokasi pengungsian yang diadakan oleh pemerintah kota setempat.
Jumlah warga yang menempati enam lokasi pengungsian tercatat 6.000 orang.
Posko bencana di Kota Tomohon menyebutkan tak ada korban jiwa ataupun warga yang cedera akibat erupsi, kecuali seorang pengungsi bernama Blasius Tumembouw (71) meninggal di Rumah Sakit Bethesda, Tomohon, akibat panas tinggi.
Mengutip Kompas.com, 28 Agustus 2011, setelah 14 Juli, Gunung Lokon kembali meletus pada 17 Juli 2011.
Letusan terjadi setelah hampir 20 tahun aktivitasnya menurun.
Tidak ada korban jiwa
Sebelumnya, pada 10 Juli 2011, statusnya dinaikkan dari siaga level III ke awas level IV. Pascaletusan, statusnya pada 24 Juli diturunkan dari awas level IV ke siaga level III.
Mengutip Harian Kompas, 18 Juli 2011, letusan kedua (17 Juli) lebih besar daripada letusan pertama (14 Juli), menurut petugas pengamat Pos Gunung Api Lokon dan Mahawu, Freddy Korompis.
Dia mengatakan dua erupsi Gunung Lokon dari kawah Tompaluan mengeluarkan debu dan pasir yang langsung terbawa angin ke arah utara, yakni kawasan Kota Manado.
Langit Kota Manado sepanjang siang hari tampak mendung tertutup debu.
Atap rumah-rumah di Manado tampak terselubung debu tipis.
Jarak Gunung Lokon dari Kota Manado sekitar 30 kilometer.
Meski demikian, dua letusan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
Gunung Lokon kembali meletus pada 3 Desember 2012 pukul 15.42 WITA. Dibanding letusan pertamanya energi letusan mengalami peningkatan.
"Tinggi asap letusan mencapai 4.000 meter dari Kawah Tompaluan, warna putih kelabu tebal, tertiup arah angin ke arah selatan," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, melalui surat elektronik dari San Fransisco, Amerika Serikat (AS), dikutip Kompas.com, 3 Desember 2012.
(Sumber: Tribunmanado.co.id/Ndo/Kompas.com/Ahmad Arif | Editor: Agus Mulyadi, Heru Margianto)
Artikel ini hasil kompilasi TRIBUNMANADO.CO.ID dari artikel yang sudah tayang di TribunManado.co.id dan telah tayang di Kompas.com
Baca Berita Lainnya di: Google News
Cerita Warga yang Tetap Garap Lahan di Bawah Kaki Gunung Lokon Tomohon: Kalau Meletus Baru Lari |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Masyarakat hingga Wisatawan Mancanegara Bebas Lakukan Pendakian ke Gunung Lokon |
![]() |
---|
Masyarakat Diminta Tak Beraktivitas di Dekat Gunung Lokon Tomohon Radius 2.5 Km, Status Siaga |
![]() |
---|
Gunung Lokon Tomohon Siaga, Berikut Arti Status Gunung Mulai dari Normal, Waspada, Siaga hingga Awas |
![]() |
---|
BREAKING NEWS, Warga Kakaskasen Tomohon Tetap Beraktivitas Seperti Biasa Meski Gunung Lokon Siaga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.