TKW di Dubai
Nama Pria yang Jebak Ida TKW di Dubai Jadi PSK, Janjikan Gaji Besar
Diketahui, Ida diajak oleh pria bernama Rahmat untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Timur Tengah.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus hilangnya Ida TKW di Dubai yang ternyata dijadikan PSK oleh temannya sendiri mendapat sorotan dari pemerintah.
Ternyata sebelum kabur dari rumah majikannya, Ida diimingi gaji yang lebih besar.
Pelakuknya ternyata adalah seorang pria Indonesia bernama Eka.
Baca juga: Kisah Pilu Ida TKW di Dubai, Diimingi Jadi ART Gaji Besar, Malah Dipaksa Jadi PSK Oleh Teman Sendiri
Kini kasus tersebut juga sudah ditangani oleh Konsul Jenderal RI di Dubai.
bahkan Dubai Foundation for Women and Children akan ikut menangani Ida.
Terungkap tenyata Eka tak hanya melakukannya kepada Ida, namun ada juga 3 PMI lain.
Mereka mendapat perlakuan sama yaitu disekap.
Baca juga: Populer Sulut: Kasus Perjodohan Anak Usia Dini, TKW Boltim Korban Penganiayaan, Kisah Raymond Sumual
Inilah sosok pria yang tipu Ida TKW asal Cianjur.
Korban disekap hingga dua bulan.
Bahkan, korban juga dijebak jaringan PSK.
Dilansir dari TribunStyle, terkuak sudah sosok jahat yang menjebak dan menipu Ida TKI atau PMI (Pekerja Migran Indonesia) di Dubai.
Nahasnya Ida TKI asal Cianjur, itu sempat dilaporkan hilang dan dijadikan pekerja seks (PSK).
Baca juga: Jadi TKW Ilegal, Wanita Asal Sulawesi Utara Dianiya Pasangan di Malaysia, Ini Kabar Terbarunya
Anak Ida yang meminta tolong di sosial media pun sempat viral, dan mengakui bahwa terakhir kali berkomunikasi dengannya dua bulan lalu.
Keberadaan kini Ida telah ditemukan kepolisian Dubai pada Senin (10/7/2023) pukul 04.00 waktu setempat.
Konsul Jenderal RI di Dubai, Kartika Candra Negara mengatakan Ida ditemukan di sebuah apartemen bersama teman wanita sesama PMI berinisial SP asal Serang, Banten.
Setelah Ida ditemukan, Kartika Candra Negara langsung berkomunikasi dengannya.
"Dalam pertemuan tersebut Konjen RI juga fasilitasi pembicaraan video PMI Ida dengan dua anak dan (mantan) suaminya (Suryana) di Cianjur," ungkapnya, Selasa (11/7/2023), dikutip dari Kompas.com.
Kepolisian Dubai kemudian memeriksa Ida dan rekannya yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Untuk sementara, Ida akan tinggal di Dubai Foundation for Women and Children.
Kartika Candra Negara menambahkan pihak KJRI Dubai sedang mengupayakan proses hukum yang melibatkan Ida dapat segera selesai sehingga dapat dipulangkan ke Indonesia secepat mungkin.
"Kami minta Kepolisian Dubai untuk mengupayakan agar proses hukum kedua PMI dapat berjalan dalam waktu tidak terlalu lama," lanjutnya.
Setelah proses pemeriksaan selesai, KJRI akan langsung memulangkan Ida ke kampung halamannya.
Diketahui, Ida diajak oleh pria bernama Rahmat untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Timur Tengah.
Rahmat menjanjikan Ida gaji yang cukup besar jika mau berangkat bekerja dengannya.
Ida mengiyakan ajakan tersebut dan berangkat ke Timur Tengah pada bulan Mei 2022.
Lantaran tidak betah, Ida membuat postingan di Facebook dan menceritakan perlakuan majikannya di Dubai.
Seorang pria bernama Eka kemudian menawarkan Ida pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi dengan syarat Ida kabur dari rumah majikan.
Ida yang tergiur dengan gaji tinggi mengikuti perintah Eka.
Setelah kabur, Ida diminta masuk ke dalam sebuah mobil yang berisi dua pria berbadan besar.
Sejak saat itu, Ida dilaporkan hilang dan diduga dipekerjakan sebagai pekerja seks.
Kata Kuasa Hukum Ida
Kuasa hukum keluarga Ida, Salatudin Gayo mengatakan keberadaan Ida telah diketahui tim Mabes Polri dan KJRI Dubai.
Selain Ida, ada tiga PMI lainnya yang juga disekap.
"Tidak hanya Ida saja, namun tim juga berhasil menemukan dan mengamankan tiga orang PMI lainnya asal Indonesia," paparnya, Selasa (11/7/2023), dikutip dari TribunJabar.id.
Menurutnya Ida menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan meminta petugas kepolisian mengusut tuntas kasus ini.
"Kita meminta semua sindikat yang terlibat dalam kasus ini ditangkap, karena baru satu orang tersangka yang berhasil diamankan polisi, yakni tersangka H Rahmat," lanjutnya.
Suami Ida, Surayana mengatakan istrinya sempat mengeluh terkait pekerjaan di media sosial Facebook.
"Saat dikirim sponsor asal Cianjur, istri saya ditempatkan di Dubai. Namun istri saya saat itu tidak boleh memasak nasi dan hampir tiap hari makan dengan roti selama beberapa bulan," ungkapnya, Senin (10/7/2023).
Karena tidak betah, Ida tergiur tawaran pekerjaan lain yang didapat di media sosial.
"Saat sering curhat di media sosial, tidak lama istri saya didekati seseorang asal Indonesia yang mengiming-imingi pekerjaan yang lebih enak dengan gaji yang cukup besar," tambahnya.
Kasus serupa juga terjadi beberapa waktu lalu.
Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) Cianjur menjadi sorotan karena videonya yang viral di medsos.
Dalam video tersebut, sang TKW meminta tolong agar dipulangkan ke Indonesia karena selalu disalahkan oleh majikan.
Sang TKW Cianjur tersebut atau TKW difitnah anak majikan dan sudah tak tahan lagi.
Video yang beredar tersebut akhirnya sampai ke tangan Bareskrim Polri.
Berdasarkan rekaman video yang beredar, sosok pekerja migran yang belum diketahui identitasnya tersebut meminta bantuan kepada pemerintah Indonesia.
Ia meminta untuk segera dipulangkan lagi ke Indonesia, Kamis (26/1/2023).
"Buat pemerintah Indonesia, tolong bantu saya. Saya ingin pulang ke Indonesia."
Wanita yang berkeredung warna hijau tua tersebut mengaku dirinya diberangkatkan PT Putra Timur Mandiri.
"Yang memberangkatkan saya PT PTM, Putra Timur Mandiri," tutur TKW dalam video.
"Saya mau pulang ke Indonesia, tolong bantu saya. Saya di sini difitnah terus sama anak-anak majikan saya."
"Saya selalu disalahkan terus sama majikan saya."
"Saya makan ini itu selalu enggak boleh sama majikan saya."
"Saya mohon bantu saya pulang ke Indonesia. Saya mohon, terima kasih," katanya dalam video yang berdurasi sekitar 40 detik tersebut.
Beredarnya video seorang PMI tersebut pun ditanggapi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI, Mahfud MD, melalui akun Twitter resmi pribadinya.
"PMI asal Cianjur minta bantuan pemerintah untuk pulang. Harap Bu Menteri PPA Bintang membantu TKW ini. Ada nama PT pengirimnya, tapi alamat kerja TKW tak disebut. Videonya tampak dibuat buru-buru dalam keadaan takut," tulis Mahfud MD di akun Twitter-nya, sekitar pukul 06.13 WIB, pada Kamis (26/1/2023).
Mahfud MD pun kini mengapresiasi Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri yang berhasil melacak Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Cianjur yang membuat video singkat untuk meminta pemerintah memulangkannya.
Mahfud MD mengatakan, saat ini PMI atau TKI Cianjur tersebut berada di Dammam, Arab Saudi.
Ia mengatakan, dirinya juga telah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk menangani persoalan tersebut.
"Betul, kan? Dengan alat digital yang canggih, Penyidik Siber Polri sudah langsung menemukan TKW tersebut. Ada di Damman dan sudah diinfokan ke Kementerian Luar Negeri untuk ditangani," tulis Mahfud di akun Twitter-nya, @mohmahfudmd, pada Kamis (26/1/2023), pukul 19.21 WIB.
"Apreasi untuk Direktorat Tindak Pidana Siber Polri," imbuh Mahfud MD.
Sementara itu seorang TKW bernama Aslem yang menjadi korban penipuan Wowon Erawan (60) dkk, menceritakan kisah dirinya yang berhasil selamat.
Ia salah satu korban yang selamat dari aksi pembunuhan berantai di Cianjur, Jawa Barat, oleh Wowon cs.
Perempuan asal Karawang, Jawa Barat, ini mengaku sudah enam tahun menjadi TKW di Dubai.
Selama itu pula dia tertipu iming-iming penggandaan uang yang dilakukan oleh Wowon alias Aki.
Awalnya Aslem mengetahui praktik penggandaan uang tersebut dari Yeni, temannya yang juga istri dari tersangka M Dede Solehudin (35).
Aslem kemudian rutin menyetorkan uang untuk digandakan.
Setelah pulang ke Indonesia pada akhir tahun 2022, Aslem bermaksud menanyakan keberadaan uang yang selama ini sudah ia setorkan ke Wowon.
Totalnya diperkirakan mencapai Rp288 juta.
Aslem selanjutnya diminta Dede untuk berangkat dan bertemu di kediamannya yang berada di Cianjur.
Saat itu Aslem juga diminta tidak memberitahukan keberadaannya kepada siapa pun.
Namun Aslem mengurungkan niatnya berangkat ke Cianjur.
Kemudian tersiar kabar bahwa Wowon, Dede, dan Solihin alias Duloh, ditangkap atas aksi pembunuhan berantai.
"Kalau saya kemarin tanggal 28-29 Desember 2022 pergi ke Cianjur ketemu Dede, mungkin nasib saya enggak akan ada di sini, beda lagi ceritanya," kata Aslem dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (26/1/2023) malam.
"Bahkan pas awal Januari, setelah tanggal 28-29 Desember, saya pun berencana untuk balik lagi ke Cianjur kalau belum kasus ini terungkap," sambungnya.
Aslem pun berharap kasus penipuan dan pembunuhan yang dilakukan oleh Wowon cs bisa diusut tuntas agar tidak ada lagi korban lainnya.
"Semoganya ini jadi pelajaran buat semuanya. supaya tidak ada lagi korban selanjutnya," pungkas Aslem.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.