Viral Medsos
PANTAS Pria Ponorogo Kekeh Tutup Tembok Akses Jalan 13 KK, Ternyata Masalah Sepele Ini Tak Disadari
Kasus penutupan akses jalan warga di Ponorogo dengan tembok, agaknya tak menemui titik mufakat dengan pemilik lahan, Bagus Robyanto.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tetap tak menemui titik terang.
Kasus Pria Ponorogo tutup aksen jalan yang dilewati 13 KK tetap tak menemui titik terang.
Pria Ponorogo itu bernama Bagus Robyanto.
Bagus Robyanto merupan pemilik lahan yang menembok lahannya sendiri.
Lahan yang ditembok itu merupakan akses keluar masuk 13 KK.
Memang ternyata secara hukum Roby memenangkan persoalan tersebut karena lahan itu adalah milik dia dan keluarga.
Kasus penutupan akses jalan warga di Ponorogo dengan tembok, agaknya tak menemui titik mufakat dengan pemilik lahan, Bagus Robyanto.
Bahkan pemerintahan setempat ikut turun tangan, termasuk Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko alias Kang Giri, namun Roby tetap bergeming dan kekeh pada pendiriannya.
Namun, jika Roby tidak merobohkan tembok itu, maka 13 KK yang terisolir tidak memiliki akses keluar masuk menuju rumah mereka.
Diketahui Bagus Robyanto selaku pemilik lahan yang menembok jalan ini selalu menang setelah dua kali gugatan warga diajukan ke Pengadilan Negeri (PN) Kelas 1B Ponorogo.

"Dua kali memang warga menggugat perihal jalan itu. Yang tergugat adalah Sudoko Harijanto dan Bagus Robyanto."
"Dan dua-duanya gugatan warga ditolak," ujar Humas PN Kelas 1B Ponorogo, Fajar Pramono, Kamis (6/7/2023).
Meski Kang Giri suah menemui warga dan Roby, namun belum ada kesepakatan untuk membongkar tembok tersebut.
"Saya sudah kesana (lokasi penembokan). Ketemu kedua belah pihak. Warga maupun pemilik kafe link (Bagus Robyanto dan ayahnya) sudah saya temui," kata Kang Giri, Selasa (4/7/2023).
Kang Giri menerangkan, dirinya bertemu kedua belah pihak untuk mencari solusi yang terbaik.
Dia hanya ingin mendengarkan pendapat, baik dari warga maupun pria Ponorogo yang menutup jalan dengan tembok.
"Saya tidak mencari kebenaran. Saya dengarkan biar tidak berat sebelah. Saya mencari titik tengahnya," kata Kang Giri kepada awak media.
Dia menjelaskan bahwa kasus ini muncul karena ketidakharmonisan.
Ketidakharmonisan ini diduga Kang Giri tidak terjadi dalam waktu baru-baru ini, akan tetapi sudah lama.

Bahkan, menurut Lurah Bangunsari, Andrea Perdana, sebenarnya cuma ada satu solusi menyelesaikan masalah antar warga ini.
Yakni dengan menurunkan tensi satu per satu dari 13 KK yang terdampak.
Andrea Perdana menyebutkan bahwa intinya adalah menurunkan tensi.
"Kuncinya dikomunikasi. Yang depan (Bagus Robyanto) saya ajak komunikasi. Belakang juga saya ajak komunikasi," kata Andrea Perdana ketika dihubungi.
Adanya hubungan timbal balik yang baik juga menjadi syarat penting agar semua bisa terselesaikan.
Dia mengatakan bahwa 13 KK tersebut merasa dibantu ketika viral di media sosial (medsos).
Namun kenyataannya hanya sekedar viral, tetapi tidak membantu secara sosial.
"Ya saya sebut, 'Pak sabar ya', intinya nglendeh (sabar). Penembokan ini merupakan contoh pembelajaran," bebernya.
Sebelumnya ketika pihak Bagus Robyanto merelakan tanahnya untuk dilintasi, dia mengaku seyogyanya yang memakai memberikan timbal balik.
Contohnya adalah sopan santun.
"Bisa saat melintas menyapa 'monggo', misalnya begitu. Itu yang mungkin hilang. Mungkin tidak terjadi sebegitu (ditembok jalannya)," terangnya.
Kasus ini sebenarnya warga yang di belakang membutuhkan, pun yang di depan juga harus dihormati.
"Ketika itu terjadi mungkin ada kesepakatan, baru dirundingkan," urainya.
Ketika ditanya warga apakah tembok bisa dibuka, Andrea menjawab, hal itu tergantung dari warga juga.
"Jika tembok dibuka dengan paksa ya susah. Kalau dengan hati (mungkin bisa), ndak mungkin kan ingin bermusuhan selamanya? Mudah-mudahan segera sadar," pungkas Andrea.

Sementara itu, Bagus Robyanto tetap berkeputusan untuk mengikuti aturan hukum yang telah berlaku.
Setelah memenangkan gugatan, akhirnya Bagus Robyanto memutuskan untuk tetap menutup jalan dengan tembok.
Pasca keputusan tersebut, warga yang berkonflik dengan Bagus Robyanto akhirnya menyerah dan kini memilih bungkam.
Beberapa warga yang terdampak penutupan jalan dengan tembok setinggi empat meter memilih bungkam saat dikonfirmasi.
"Mohon maaf kami tidak bisa menyampaikan apa-apa lagi," ujar seorang ibu rumah tangga yang tinggal di dekat jalan yang ditutup tembok setinggi empat meter.
Senada dengan ibu tersebut, Ketua RT 01/RW 07, Kelurahan Bangunsari, Agus M, pun enggan berkomentar.
Ia menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut ke pemerintah daerah.
(Surya.co.id/Akira Tandika Paramitaningtyas).
Artikel ini diolah dari Surya.co.id
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com
Baca Berita Lainnya di: Google News
Fenomena Bendera Bajak Laut One Piece Viral, Simbol Perlawanan atau Ekspresi Kreatif? |
![]() |
---|
Sosok Memed yang Dijuluki Thomas Alva Edi Sound Penemu Sound Horeg, Ternyata Bukan Orang Sembarangan |
![]() |
---|
Lutfi Haryono Pengemis di Gorontalo Dikantongi Uang Rp5,7 Juta, Dulu Viral karena Saldo Ratusan Juta |
![]() |
---|
Sosok Connie Francis Penyanyi Pretty Little Baby, Alami Kisah Tragis dan Meninggal di Usia 87 Tahun |
![]() |
---|
Sosok Sahdan Arya Maulana, Ketua RT Termuda yang Viral Cor Jalan Rusak, Ingin Jadi Gubernur Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.