Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik Rusia vs Ukraina

Apa itu Pasukan Chechen? Pejuang Akhmat yang Diutus Rusia ke Pos Tempur di Ukraina, Gantikan Wegner

Pasukan Akhmat adalah kelompok paramiliter yang dipimpin Ramzan Kadyrov, pemimpin republik mayoritas Muslim Rusia, Chechen, selama nyaris 11 tahun.

Istimewa/HO
Pasukan Akhmat adalah kelompok paramiliter yang dipimpin Ramzan Kadyrov, pemimpin republik mayoritas Muslim Rusia, Chechen, selama nyaris 11 tahun. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Apa itu Pasukan Chechen?

Pasukan khusus Chechen, Akhmat, disebut telah menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia untuk membantu Moskow berperang.

Penandatanganan ini dilakukan di saat kelompok tentara bayaran Wagner Group menolak mentah-mentah untuk gabung.

Sejak melancarkan invasi di Ukraina, Rusia mengandalkan kelompok paramiliter lain untuk membantu pasukannya berperang.

Baca juga: Selang Tahun 2023 Ada 40 Kasus DBD dan 1 Meninggal di Bolmong, Ini yang Dilakukan Dinas Kesehatan

Kelompok paramiliter itu terdiri dari pasukan Chechen dan Wagner Group.

Dengan bergabung bersama Kemhan Moskow, Akhmat disebut bakal mendapat manfaat yang sama dengan pasukan reguler, termasuk santunan bagi mereka dan keluarga mereka jika terluka atau terbunuh.

Siapa pasukan Akhmat?

Pasukan Akhmat adalah kelompok paramiliter yang dipimpin Ramzan Kadyrov, pemimpin republik mayoritas Muslim Rusia, Chechen, selama nyaris 11 tahun.

Kini, Pemerintah Rusia mengutus pejuang Akhmat, pasukan khusus Chechen untuk maju ke basis tempur di wilayah Ukraina, pada Senin (26/6/2023).

Penugasan tersebut dilakukan pemerintah Rusia untuk mengisi kekosongan angkatan bersenjata di zona perang, pasca kelompok tentara bayaran Wagner melancarkan serangan dan membelot mundur dari Rusia, seperti yang dikutip dari Tass.

“Saat ini, unit Akhmat secara bertahap kembali ke zona operasi militer khusus setelah Kami sekarang menerima perintah untuk kembali ke posisi tempur untuk terus mengerjakan pembebasan Maryinka,” ujar Komandan Unit Pasukan Khusus Akhmat, Apty Alaudinov.

Sebelum pejuang Akhmat diutus ke medan perang, pada akhir pekan kemarin Kremlin meminta Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov untuk mengirimkan pejuang Akhmat ke Rusia.

Guna mengendalikan situasi yang memanas di Rostov-on-Don akibat kudeta yang dilakukan 25.000 tentara bayaran Wegner Group pada presiden Rusia Vladimir Putin.

Merespon panggilan darurat itu, bos Chechen Ramzan Kadyrov yang mengklaim dirinya sebagai prajurit Putin lantas menerjunkan ribuan pasukan Akhmat untuk melawan pembelotan kelompok Wagner.

Namun pasca Bos Wegner Yevgeny Prigozhin menyetujui tawaran gencatan senjata yang diajukan presiden Putin, perang saudara yang terjadi di Moskow akhirnya mereda pada Minggu (25/6/2023).

Melansir dari Deutsche Welle, nantinya setelah kontrak kesepakatan disahkan sanksi yang dijatuhkan terhadap Prigozhin dan kelompok pasukan Wagner dicabut

Sebagai gantinya Prigozhin dan 25.000 pasukan diharuskan angkat kaki dari Rusia dan setuju untuk masuk ke wilayah pengasingan di Belarusia selama jangka waktu yang tidak ditentukan.

"Kami menarik barisan kami dan kembali ke kamp lapangan, agar tidak ada pertumpahan darah di Rusia, " kata Prigozhin dalam rekaman suara yang diunggah saluran Telegram Kremlin.

Prigozhin juga mengatakan penarikan mundur pasukan tentara bayarannya dilakukan demi menghindari pertumpahan darah di Moskow, Rusia.

Wagner Group

Tentara bayaran Wagner yang selama ini membela pasukan Rusia melawan Ukraina kini justru berbalik arah.

Tentara Wagner menyerang kota-kota di Rusia, termasuk berupaya memasuki Ibu Kota Rusia, Moskow.

Lantas siapa sebenarnya Wagner Group?

Pasukan tentara bayaran Wagner Group membelot dari pasukan Rusia setelah sebelumnya membantu menyerang pasukan Ukraina.

Grup Wagner menyerukan pemberontakan bersenjata yang bertujuan untuk menggulingkan Menteri Pertahanan Rusia.

Bahkan, bos Wagner, Yevgeny Prigozhin mengaku pasukannya telah menembak jatuh helikopter militer Rusia, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (24/6/2023), dilansir dari Kompas.com.

"Sebuah helikopter baru saja menembaki sebuah barisan sipil. Helikopter tersebut telah ditembak jatuh oleh unit-unit PMC Wagner," ujarnya dalam sebuah pesan audio.

Namun, Prigozhin tidak merinci lebih lanjut terkait klaim serangan tersebut.

Lalu, apa itu Grup Wagner yang berbalik menyerang Rusia?

Grup Wagner atau Wagner Group adalah organisasi paramiliter dari perusahaan swasta yang beroperasi di Rusia.

Secara resmi disebut Private Military Company (PMC) Wagner, grup ini pada dasarnya merupakan perusahaan militer swasta dan jaringan tentara bayaran.

Dilansir dari Live Mint, kelompok ini pertama kali diidentifikasi pada 2014 saat mendukung pasukan separatis pro Rusia di Ukraina timur.

Kala itu, organisasi ini disebut sebagai kelompok rahasia yang sebagian besar beroperasi di Afrika dan Timur Tengah.

Menurut BBC, kelompok ini diperkirakan memiliki sekitar 5.000 pejuang dari resimen elit dan pasukan khusus Rusia.

Sejak itu, Wagner kian berkembang. Bahkan, pada Januari 2023, Kementerian Pertahanan Inggris menginformasikan bahwa Grup Wagner memiliki 50.000 pejuang di Ukraina.

Organisasi ini disebut memulai rekrutmen besar-besaran pada 2022, lantaran Rusia kesulitan menemukan orang untuk tentara reguler.

Meski tentara bayaran ilegal di Rusia, Grup Wagner telah terdaftar sebagai perusahaan pada 2022 dan memiliki markas baru di St Petersburg.

Di sisi lain, investigasi BBC terhadap Wagner Group mengungkap dugaan keterlibatan seorang mantan perwira militer Rusia, Dmitri Utkin.

Dia dianggap sebagai komandan lapangan pertama Wagner dan sosok yang menamai grup dengan nama panggilannya sendiri.

Dmitri Utkin tercatat merupakan seorang veteran perang Chechnya, mantan perwira pasukan khusus dan Letnan Kolonel GRU, badan intelijen militer Rusia.

Kini, Wagner dikepalai oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha kaya yang dijuluki "koki Putin" lantaran menyediakan katering untuk Kremlin.

Sebagai kelompok tentara bayaran, Wagner umumnya merekrut veteran tentara yang membutuhkan uang untuk membayar utang.

Biasanya, mereka datang dari daerah perdesaan yang kerap dianggap hanya mampu menghasilkan uang sedikit.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca berita lainnya di: Google News

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved