Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sitaro Sulawesi Utara

Harga Cabai Rawit di Pasar Tradisional Sitaro Naik Rp 10 Ribu per Kilogram

Kali ini harga Cabai Rawit mengalami kenaikan sebesar Rp 10 ribu, dari sebelumnya Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 50 ribu per kilogramnya.

Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Chintya Rantung
Octavian Hermanses/Tribun manado
Suasana di Pasar Ulu Siau Sitaro 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kenaikan harga bumbu dapur kembali terjadi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).

Kali ini harga Cabai Rawit mengalami kenaikan sebesar Rp 10 ribu, dari sebelumnya Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 50 ribu per kilogramnya.

Sejumlah penjual bumbu dapur yang dijumpai tribunmanado.co.id mengaku belum mengetahui persis penyebab naiknya harga Cabe Rawit tersebut.

Yang pasti, kata para penjual, mereka masih berharap pasokan bumbu dapur termasuk Cabe Rawit dari luar daerah, khususnya Provinsi Gorontalo.

"Belum tahu (penyebab naiknya harga). Yang jelas harga jual di tingkat distributor telah naik," kata Anis, salah satu penjual Cabe Rawit.

Kenaikan harga ini, lanjutnya, tidak begitu berdampak terhadap tingkat aktivitas jual beli di pasaran.

Dimana sampai saat ini, masyarakat selaku konsumen tetap membeli Cabe Rawit sesuai kebutuhan yang ada.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sitaro, Richard Sasombo membenarkan jika Kabupaten Sitaro bukanlah daerah penghasil tanaman bumbu dapur.

Untuk itu, naik turun harga kebutuhan pokok, khususnya jenis bumbu dapur di Sitaro merupakan hal yang biasa namun tetap mendapat pengawasan intensif pemerintah daerah.

"Kami tetap rutin memonitoring pergerakam harga bahan pokok, termasuk bumbu dapur," kata Sasombo, Kamis (22/6/2023).

Guna mencegah ketergantungan pasokan bumbu dapur dari luar daerah, Pemkab Sitaro terus menggencarakan program Gesit Menanam atau Gesit Nanam yang dicetuskan Bupati Evangelian Sasingen.

"Meskipun jumlah produksinya terbilang kecil, namun paling tidak masyarakat bisa terbiasa dengan menanam," katanya lagi.

Selain penyediaan bibit tanaman hortikultura, pemerintah daerah juga terus melakukan pendampingan terhadap para kelompok tani maupun perorangan.

"Apabila semua sudah ada kesadaran untuk menanam, maka tidak menutup kemungkinan ketergantungan kita terhadap pasokan dari luar daerah bisa sedikit berkurang," lanjutnya. (HER)

Baca juga: Sekda Minahasa Lynda Watania Ingatkan Hukum Tua Soal Pengelolaan Dana Desa

Baca juga: Potret Keindahan Objek Wisata Makatete Hills Warembungan Minahasa Sulawesi Utara 

Baca berita lainnya di: Google News

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved