Manado Sulawesi Utara
Politeknik Negeri Manado Bekali Petani Desa Pangu Sulawesi Utara Pemasaran Menggunakan Gadget
Politeknik Negeri Manado memberi pelatihan tentang pemasaran menggunakan gadget kepada para petani di Desa Pangu, Mitra.
Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sektor pertanian memberikan kontribusi yang nyata bagi pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara, sesuai dengan data yang diberikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut BPS, sekitar 70 persen kontributor perekonomian di Sulut berasal dari tanaman keras dan holtikultura.
Kontribusi itu hadir dari beberapa kabupaten/kota di Sulut, termasuk Kabupaten Mitra (Minahasa Tenggara).
Beberapa desa di Mitra memiliki kelompok tani yang begitu aktif, seperti Desa Pangu, Kecamatan Ratahan, Kabupaten Mitra.
Pertanian memang merupakan mata pencaharian utama masyarakat Desa Pangu.
Desa Pangu memiliki petani aktif sebanyak 78 orang, dan yang tergabung dalam kelompok tani Ongon Jaya sebanyak 15 keluarga.
Ketua Kelompok Tani Ongon Jaya, Semmy Sanyang, mengatakan dirinya dan teman-temannya membentuk kelompok tani agar mereka bisa mendapatkan bantuan.
"Selama 12 tahun menjadi petani dan sudah 10 tahun membentuk Kelompok Tani Ongon Jaya, kami bersyukur sudah mendapatkan bantuan dari pihak kehutanan dan pertanian, dan itu sangat membantu kami para petani di sini," tuturnya.
"Kelompok Tani Ongon Jaya setiap keluarga memiliki 1 hektare lahan pertanian. Setiap lahannya pasti ada bermacam-macam hasil produk pertanian, berupa buah-buahan, sayur-sayuran, rempah-rempah, hingga minuman alkohol dari pohon aren," ucapnya.
Dia menyebut, dari hasil pertanian Semmy Sanyang bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga duduk di perguruan tinggi, apalagi dari hasil pohon aren.
Baca juga: Sosok Anis Khairunnisa Anak Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Mantan Anggota DPRD
Baca juga: BSI Sebut Pencatatan EBAS-SP Jadi Gebrakan Baru dalam Tumbuhkan Ekonomi Syariah
Dengan pohon aren, dirinya bisa membuat alkohol lokal yang bisa dipasok ke beberapa daerah untuk dijadikan minuman cap keluarga dan perjamuan.
Bukan itu saja, hasil dari pohon aren juga dibuat gula merah dan dikirim ke beberapa toko di Kota Manado.
"Per harinya saya bisa membuat 12 liter minuman alkohol yang kita kenal dengan cap tikus berkadar 45 persen-50 persen. Minuman itu saya buat sesuai dengan permintaan masyarakat. Untuk harga cap tikus, ukuran botol aqua kecil, saya jual Rp 15 ribu. Sedangkan per gelonnya dengan ukuran 25 liter dijual Rp 300 ribu-Rp 500 ribu," terangnya.
Intinya, Desa Pangu merupakan wilayah yang kaya akan produk pertanian.
"Beberapa hasil pertanian banyak dibawa ke daerah lain seperti kripik pisang, gula merah, buah salak, dan masih banyak lagi," katanya.
| Pencuri Bobol Vape Store di Kairagi Manado, Aksi Pelaku Terekam CCTV |
|
|---|
| Perhumas Muda Manado Dilantik, Farist Soeharyo Ajak Generasi Muda Sulut Ciptakan Narasi Positif |
|
|---|
| Pelajar Sebut Trotoar di Sekitar Perpustakaan Daerah Sulut Kini Lebih Nyaman untuk Pejalan Kaki |
|
|---|
| Fotografer FotoYu di Megamas Manado Utamakan Etika dan Privasi Pengunjung |
|
|---|
| Kisah Fotografer FotoYu di Kawasan Megamas Manado, Belajar Otodidak |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.