Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Jasad Dalam Koper

Fakta-fakta Kasus Jasad Mahasiswi dalam Koper, Pelaku Ternyata Kekasih Sekaligus Guru Gitar Korban

terungkap fakta-fakta kasus temuan jasad wanita dalam koper di Cangar-Pacet, Kabupaten Mojokerto

Editor: Glendi Manengal
INSTAGRAM/IST via Surya.co.id
Jasad wanita dalam koper yang ditemukan di Cangar-Pacet, Mojokerto, ternyata mahasiswi Ubaya Surabaya 

Pelaku diam-diam menggadaikan kendaraan korban, setelah korban dibunuh oleh pelaku.

Hilang sejak 3 Mei 2023

Angelina Natania sempat dilaporkan pergi dari rumahnya di kawasan Gunung Anyar, Surabaya sejak Rabu (3/5/2023).

Saat dilaporkan hilang, Natania membawa mobil Mitsubishi XPander warna abu-abu nopol L 1893 FY.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengatakan, kontak terakhir antara korban dan keluarga terjadi pada Mei 2023.

Saat itu, korban diketahui berada di salah satu apartemen di kawasan Gunung Anyar, Surabaya.

Setelah itu, jejak tak ditemukan, begitu juga dengan mobil Xpander milik korban.

Akhirnya pihak keluarga melaporkan kehilangan korban pada 5 Mei 2023. 

"Benar korban awalnya hilang tanggal 3 Mei, meninggalkan rumah, tapi belum balik. Tanggal 5 Mei enggak ada kontak kemudian bapaknya melaporkan ke Polrestabes Surabaya," kata Mirzal di Surabaya, Kamis (8/6/2023).

Hasil penyelidikan, ketika korban pergi dari rumah menjumpai pacarnya di sebuah hunian kawasan Surabaya Timur. Saat itulah korban dibunuh.

Setelah korban sudah dieksekusi, pelaku kemudian mencari cara mengaburkan kejahatan tersebut.

Sosok korban di mata dekan

Dekan Fakultas Hukum Ubaya, Dr. Yoan Nursari Simanjuntak, menjelas

Angeline Nathania dikenal sebagai mahasiswa yang aktif dan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,277.

Ia menjalani kehidupan kampus dengan baik dan memiliki hubungan sosial yang baik dengan teman-teman sejawatnya.

"Selama proses belajar di Fakultas Hukum, tidak pernah terlihat adanya kendala dalam bersosialisasi dengan sesama mahasiswa maupun dosen. Kondisi ini membuat pihak kampus merasa sangat berduka atas peristiwa tragis yang menimpanya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi cobaan ini," ungkap Dr Yoan kepada SURYA.co.id, Jumat (9/6/2023) pagi.

Dalam hal ini, Fakultas Hukum Ubaya melalui Lembaga Biro Bantuan Hukum (LBH) menyatakan kesiapannya untuk mendampingi keluarga korban dalam proses hukum selanjutnya.

"Seluruh jajaran Fakultas Hukum Ubaya dan keluarga besar Ubaya juga telah sepakat untuk menyerahkan seluruh proses hukum kepada pihak Kepolisian, agar dapat dilakukan penyelidikan yang objektif dan menyeluruh," terangnya.

Tak hanya itu, dikatakan Dr Yoan bahwa rekan mahasiswa, dosen, dan alumni terus menyuarakan doa dan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Kesedihan mendalam atas kepergian Angeline Nathania dirasakan oleh teman-temannya, yang kemudian secara sukarela menggalang dana dukacita sebagai bentuk penghormatan terakhir.

"Semoga keluarga korban diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi kepergian Angeline Nathania. Peristiwa tragis ini akan terus dipantau perkembangannya, serta diharapkan dapat menjadi peringatan bagi seluruh civitas akademika untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan di lingkungan kampus. Semoga Angeline Nathania mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketenangan serta kekuatan dalam menghadapi duka yang mendalam," harapnya.

Harapan ayah pupus

Jenazah Angeline, Kamis (8/6/2024) malam disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya.

Bambang Sumarjo, ayah ketika ditemui matanya terlihat sangat merah.

Harapan Bambang Sumarjo tahun depan melihat putrinya, Angeline Nathania berdiri di hadapan banyak orang menjalani proses wisuda atas pemberian gelar sarjana hukum ternyata pupus.

Sumber Surya.co.id

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved