Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Profil Ahmad Munjizun, Penggembala Kuda Asal Lombok yang Lulus S3 di Amerika

Inilah sosok Ahmad Munjizun, pemuda penggembala kuda yang berhasil meraih gelar S3 di Amerika Serikat.

Editor: Indry Panigoro
(Youtube/Jizun)
Kisah pemuda bernama Ahmad Munjizun berhasil lulus S3 dan meraih gelar doktor dari kampus ternama di Amerika. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini adalah sosok Ahmad Munjizun.

Ahmad Munjizun adalah pemuda Indonesia yang berhasil meraih lulus S3 di North Carolina State University, Amerika Serikat.

Ahmad Munjizun merupakan pengembala kuda.

Ahmad Munjizun berhasil menyelesaikan studi S3 nya di Amerika.

Awalnya sebenarnya Ahmad Munjizun tidak bisa bahasa Inggris.

Pria yang akrab disapa Jizun tersebut mengaku tak menyangka.

Pasalnya, ia hanyalah seorang penggembala kuda dari Lombok yang kala itu tidak bisa berbahasa Inggris.

Dalam isi pidatonya yang viral, Jizun membongkar rahasia keberhasilannya. Seperti apa?

Kisah pemuda bernama Ahmad Munjizun berhasil lulus S3 dan meraih gelar doktor dari kampus ternama di Amerika.
Kisah pemuda bernama Ahmad Munjizun berhasil lulus S3 dan meraih gelar doktor dari kampus ternama di Amerika. (Youtube/Jizun)


Inilah sosok Ahmad Munjizun, pemuda penggembala kuda yang berhasil meraih gelar S3 di Amerika Serikat.

Ahmad Munjizun merupakan pemuda yang lahir dan besar di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Sejak kecil Ahmad Munjizun tumbuh di lingkungan peternakan.

Bahkan Ahmad Munjizun menghabiskan masa kecilnya di peternakan dengan bermain dengan kuda dan sapi.

Karena hal itu, Ahmad Munjizun mengaku tidak menyangka berhasil mendunia.

Melansir dari laman American Indonesia Exhance Foundation (AMINEF), Ahmad Munjizun berhasil merahih gelar doktor dalam ilmu hewan alias Animal Science di North Carolina State University.

Ia fokus meneliti soal vitamin K berkontribusi pada kesehatan tulang pada kuda.

Website tersebut bahkan mencatat bahwa Ahmad Munjizun terinspirasi meneliti kuda karena melihat adanya manfaat penggunaan vitamin K untuk mengobati osteoporosis pada manusia.

Ahmad bekerja di pusat pelatihan swasta Mataram, Lombok.

Selain itu ia juga menyelami dunia motivator dan kerap diundang menjadi pembicara dalam seminar motivasi.

Ahmad Munjizun juga menyibukkan diri dengan membantu mengelola peternakan kuda keluarga.

Sebelum menimba ilmu di Amerika Serikat, Ahmad Munjizun memperoleh gelar sarjana dari Universitas Mataram.

Saat itu, pria yang kerap disapa Jizun ini pernah meraih predikat mahasiswa berprestasi 1 di Universitas Mataram.

Lalu ia berhasil mendapatkan beasiswa Indonesia Endowment Fund for Education dan melanjutkan S2 di University of Queensland, Australia.

Di tahun 2017, Ahmad Munjizun berhasil meraih gelar Master dengan jurusan Equine Science atau ilmu yang mempelajari tentang kuda.

Setelah menyelesaikan gelar doktornya, ia berniat kembali ke Indonesia untuk mengembangkan ilmu kuda.

Sebelumnya Ahmad Munjizun jadi sorotan setelah pidato kelulusannya viral.

Dalam video yang diunggah akun TikTok @studentnesia, tampak momen Ahmad Munjizun mengutarakan isi hatinya.

Ia menyampaikan pidato kelulusannya dengan berkaca-kaca.

Hingga hal tersebut membuat publik penasaran dengan pria asal NTB yang berkerja sebagai penggembala kuda namun berhasil meraih gelar S3 di Amerika Serikat.

Adapun isi sambutan Ahmad Munjizun yang viral di sosial media sebagai berikut :

Momen tersebut diabadikan melalui unggahan YouTube pribadinya, Jizun Sang Pembelajar.

Inilah sosok Ahmad Munjizun pemuda asal Nusa Tenggara Barat yang viral di media sosial
Inilah sosok Ahmad Munjizun pemuda asal Nusa Tenggara Barat yang viral di media sosial (capture/aminef.or.id)

"Saya pikir tidak ada kata yang bisa menjelaskan betapa bahagianya saya hari ini," ucap Ahmad Munjizun.

"Datang dari Indonesia, desa kecil dalam pulau kecil bernama Lombok," imbuhnya.

Ia menyampaikan kenangan masa kecil yang tak lepas dari peternakan.

"Saat masih kecil saya tumbuh dengan memelihara hewan seperti kuda dan sapi," kata Jizun.

"Saya tidak tahu apakah suatu saat akan memiliki gelar PhD. Aku pun awalnya tidak bisa berbahasa Inggris," katanya.

Perjuangan Ahmad Munjizun melalui rintangan dan tantangan meraih gelar doktor sebagai balasan atas kerja kerasnya selama ini.

"Hari ini aku membuktikan bahwa kerja keras dan kegigihan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Menghasilkan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya," ungkapnya.

"Di sini aku tidak mempunyai keluarga, tapi saya memiliki teman-teman yang aku anggap keluarga sendiri," sambungnya.

Terakhir, Ahmad Munjizun menyampaikan terima kasih kepada orang tua dan keluarganya di Indonesia.

"Untuk motivator dan inspirator terbaik dalam hidup saya, yang selalu menerima saat kondisi dan buruk," ucapnya.

"Mereka tak berada disini secara fisik, ibu dan ayah saya serta saudara-saudara saya. Terima kasih banyak sudah melindungi saya. Tanpa kalian saya tidak akan berada di sini," tambahnya.

Kisah Lainnya - Sosok Nayla Zhafira, Siswa Asal Medan Tak Lulus SNBP, Malah Diterima di 6 Kampus Top Luar Negeri!

Kisah inspiratif datang dari siswi berprestasi asal Medan, Nayla Zhafira.

Meski tak lolos Seleksi Nasional Bedasarkan Prestasi (SNBP) 2023 di Indonesia, ia berhasil menahlukkan 6 universitas bergengsi di luar negeri.

Apa saja universitas yang telah menerima Nayla Zhafira?

Ternyata siswi Medan ini ikuti program khusus ini!

Kisah inspiratif datang dari siswi berprestasi asal Medan, Nayla Zhafira.
Kisah inspiratif datang dari siswi berprestasi asal Medan, Nayla Zhafira.

Nayla Zhafira justru diterima di enam perguruan tinggi luar negeri yang sangat terkenal, termasuk di Nanyang Technological University-Chemical & Biomolecular Engineering (Singapura), Monash University-Chemical Engineering (Australia), University of Western Australia-Chemical Engineering (Australia), Wageningen University and Research-Environmental Sciences (Belanda), University of New South Wales-Life Sciences (Australia), dan Curtin University-Computer Science (Australia).

Kisah Nayla Zhafira yang bersekolah di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) ini memang menarik perhatian publik.

Bagaimana tidak, meski tidak lolos SNBP, ia berhasil mendapatkan beasiswa Beasiswa Indonesia Maju yang memungkinkannya untuk mendaftar di perguruan tinggi luar negeri yang diinginkan.

Menurut Nayla, ia mengikuti program persiapan mendaftar di universitas luar negeri melalui Beasiswa Indonesia Maju.

Program tersebut melibatkan serangkaian tes dan kursus, serta pembuatan tiga esai dalam Bahasa Inggris yang menceritakan pilihan universitas, jurusan, hobi, kelebihan, serta cita-cita yang akan dikontribusikan untuk Indonesia.

Selama mengikuti program ini, Nayla juga turut serta dalam proyek sosial dengan tema Membangun Rumah Kaca Dari Botol Plastik.

Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah lingkungan, yaitu sampah plastik yang berserakan di lingkungan sekolah.

Semua proses ini akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan, dan Nayla diterima di enam perguruan tinggi luar negeri.

Nayla memilih Nanyang Technological University-Chemical & Biomolecular Engineering (Singapura) dengan menerima Fully Funded Beasiswa Indonesia Maju S1 Luar negeri.

Keberhasilannya ini bukan hanya karena bakat dan kemampuan akademiknya, tetapi juga kerja keras dan semangatnya yang tidak pernah padam.

Bagi Nayla, keberhasilannya ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dari keluarga, guru, dan pihak-pihak yang membantu selama proses mendaftar di universitas luar negeri.

Ia merasa bersyukur dan berterima kasih atas semua bantuan dan doa yang diberikan.

Kisah Nayla Zhafira ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya para siswa dan siswi yang ingin mengejar impian mereka di dunia pendidikan.

Ia membuktikan bahwa ketika seseorang memiliki tekad dan semangat yang kuat, serta dibantu oleh lingkungan yang positif, maka segala hal yang diinginkan dapat dicapai.

Semoga kisah ini dapat menjadi motivasi bagi banyak orang untuk terus berjuang dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

(TribunSumsel.com/Thalia Amanda Putri)(TribunGayo.com)

Diolah dari artikel TribunSumsel.com dan Tribungayo.com 

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com 

 

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved