Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah Istana Batu Tulis, Jadi Tempat Megawati Umumkan Ganjar Pranowo Capres dari PDIP

Istana Batu Tulis, Bogor akan menjadi tepat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan bakal Calon Presiden (Capres) 2024.

Editor: Ventrico Nonutu
Fahmi Ramadhan
Gerbang Istana Batu Tulis Bogor, Jawa Barat. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Istana Batu Tulis, Bogor akan menjadi tepat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan bakal Calon Presiden (Capres) 2024.

Dikabarkan Megawati akan mengumumkan capres dari PDIP pada Jumat (21/4/2023) ini.

Dari informasi yang diterima, Megawati akan mengumumkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP.

Lokasi tempat pengumuman capres PDIP, Istana Batu Tulis ternyata punya sejarah panjang.

Penasaran bagaimana sejarah Istana Batu Tulis?

Baca juga: Capres PDIP Antara Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan Budi Gunawan, Segera Diumumkan Megawati

Istana Batu Tulis tertelak di Jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Melansir TribunnewsBogor.com, Istana Batu Tulis ini berada tak jauh dari Prasasti Batu Tulis, prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran.

Dulu, Istana Batu Tulis menjadi tempat peristirahatan Presiden Soekarno.

Istana ini memiliki kedekatan historis dengan Megawati Soekarnoputri dan kerap menjadi tempat pertemuan figur publik tanah air.

Ganjar Pranowo. Sanksi PDIP Kepada Ganjar Pranowo Usai Pernyataan 'Siap Maju Capres'.
Ganjar Pranowo. (Kompas.com)

Kompleks bangunan Istana Batu Tulis sebenarnya bernama Hing Puri Bima Cakti.

Saat ini, di sekitar bangunan dikelilingi perkampungan penduduk.

Istana yang berdiri di atas lahan seluas 3,8 hektare itu dikeliling tembok berwarna putih.

Menurut catatan sejarah, pembangunan kompleks bangunan tersebut dilakukan setelah kunjungan seorang ahli gunung berapi bernama Van Riebeeck pada 1702.

Kala itu, Abarham Van Riebeeck ditugaskan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda di Batavia (kini Jakarta) untuk memeriksa kondisi Buitenzorg (Bogor), setelah meletusnya Gunung Salak, 1699.

Dalam catatannya tertulis, lumpur akibat letusan Gunung Salak sempat menyumbat aliran Sungai Ciliwung.

Ia lantas membersihkan sumbatan tersebut karena Sungai Ciliwung merupakan sumber air bagi penduduk Batavia.

Van Riebeeck kemudian dipersilahkan membangun sebuah tempat peristirahatan untuk memantau aktivitas Gunung Salak.

Kompleks bangunan itu yang kemudian saat ini menjadi cikal bakal Istana Batu Tulis.

Van Riebeeck kemudian meminta arsitek RM Soedarsono untuk merancang sebuah bangunan rumah tinggal dan tempat peristirahatan.

Sejumlah elemen gaya bangunan Istana Batu Tulis ini hampir sama dengan Istana Tampaksiring di Bali.

Kemiripan itu lantaran arsitek dari kedua bangunan itu merupakan orang yang sama.

Menurut cerita masyarakat sekitar, dulu, Presiden Soekarno kerap menginap di Istana Batu Tulis.

Tak hanya menginap, Soekarno juga gemar bercengkerama dengan warga sekitar.

Setelah Soekarno meninggal, pengelolaan Istana Batu Tulis sempat diambil alih pemerintah Orde Baru.

Baru pada pemerintahan mendiang Presiden Abdurrahman Wahid, pengelolaan Istana Batu Tulis diserahkan kembali kepada ahli waris Soekarno.

Telah tayang di Tribunnews.com

Baca Berita Lainnya di Google News

Baca Berita Terbaru Tribun Manado KLIK INI

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved