Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Lalu Lintas

Pemudik Ini Tewas Padahal Baru 1 Jam Tiba di Kampung, Korban Ditusuk Keponakannya Tapi Salah Orang

Pemudik yang baru saja tiba di kampung halamannya di Slawi, Tegal, Jawa Tengah tersebut harus meregang nyawa 

Editor: Glendi Manengal
Istimewa/TribunManado
Foto Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Terjadi pembunuhan di Slawi, Tegal, Jawa Tengah.

Diketahui seorang pria meninggal dunia ditikam.

Korban yang diketahui baru pulang kampung atau mudik jadi korban dari keponakannya sendiri.

Ternyata korban ditusuk oleh keponakannya, padahal baru satu jam pulang kampung.

Terkait hal tersebut ternyata pelaku salah sasaran.

Ternyata pelaku punya masalah sama ayahnya.

Namun malah salah sasaran menikam pamannya.

Korban meninggal dunia dikarenakan kehabisan banyak darah.

Baca juga: Kecelakaan Maut Pukul 11.30 WIB, Gadis 15 Tahun Pembonceng Tewas, Motor Dibawa Pelajar Menabrak Truk

Baca juga: Masih Ingat Ibu Norma Risma? Dulu Selingkuh dengan Menantu Sendiri, Kini Hidup Susah, Dibenci Orang

Tragis seorang pemudik tewas di tangan keponakannya sendiri lantaran salah sasaran.

Pemudik yang baru saja tiba di kampung halamannya di Slawi, Tegal, Jawa Tengah tersebut harus meregang nyawa tatkala keponakannya berinisial ARP (23) menusuknya dengan belati pada Senin (17/4/2023).

Sempat dilarikan akan rumah sakit, sosok Wahyono (32) tewas lantaran kehabisan darah di perjalanan.

Niat Wahyono untuk merayakan lebaran bersama keluarga tersebut mendadak sirna tatkala dirinya tewas.

Diketahui, Wahyono yang baru saja tiba di kampung halamannya tak lebih dari satu jam itu langsung ditusuk oleh keponakannya.

Awak media Tribun sempat mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) penusukan yaitu di rumah korban Wahyono, pada Selasa (18/4/2023).

Terlihat tetangga dan beberapa sanak saudara datang ke rumah duka untuk berbelasungkawa atas peristiwa yang terjadi.

Adapun pihak keluarga korban masih shock dan berduka, sehingga enggan ditemui atau dimintai keterangan oleh awak media.

Namun Ayah pelaku yang notabenenya adalah kakak dari korban, Rosichi, berkenan menemui awak media dan sedikit menceritakan kronologi pada saat kejadian yang merenggut nyawa adiknya.

Rosichi menjelaskan, sang anak pernah mengalami beberapa kali kecelakaan yang mengakibatkan luka pada bagian kepala dan cukup parah.

Pada usia 6 bulan pelaku mengalami kecelakaan sampai tempurung otaknya pecah, sehingga sampai usia tiga tahun rutin melakukan kontrol ke spesialis anak.

Kemudian pada usia 3 tahun, pelaku kembali mengalami kecelakaan lalu lintas dan luka di bagian kepala lagi.

Ketiga kalinya mengalami kecelakaan dan kembali mengalami gagar otak hingga hilang ingatan.

Singkat cerita karena kecelakaan yang berulang dan mengenai bagian kepala, pada tahun 2007 syaraf bagian otak pelaku kena sehingga masuk rumah sakit dan mendapat perawatan.

Kerusakan syaraf tersebut, mengakibatkan pelaku menjadi berbeda dalam artian ketika marah maka akan menggebu-gebu dan tidak terkontrol, terlebih jika keinginannya tidak dipenuhi.

"Jadi anak saya ini kan habis menjual tanah warisan dan rencananya ingin dibuatkan rumah, sehingga saat nanti pulang dari pondok pesantren sudah ada rumah.

Tapi yang beli inikan bayarnya nyicil baru setengahnya, nah sedikit demi sedikit saya belikan material batu bata, besi, dan lain-lain akhirnya uang habis.

Nah anak saya ini marah dan minta uang penjualan tanah Rp 40 juta ditarik lagi dan ingin ia gunakan beli motor baru.

Tapi kan uang sudah saya belikan material jadi sisa Rp 3 juta. Anak saya tidak mau dan akhirnya marah, ngamuk dan mengancam saya, akhirnya saya melarikan diri keluar rumah," ungkap Rosichi, pada Tribun.

Bahkan untuk menghindari kejaran dan amukan sang anak, Rosichi kabur sembunyi di makam desa setempat dari subuh sampai malam hari.

Rosichi pun mengaku ia belum sempat bertemu dengan sang adik yang menjadi korban, karena sejak subuh sibuk kabur dari kejaran sang anak.

Ia tidak berani masuk ke rumah karena mengetahui sang anak masih mencarinya.

"Adik saya ini baru sampai rumah sekitar setangah sampai satu jam, sampai peristiwa penusukan terjadi dilakukan anak saya." ujar Rosichi

"Seharusnya sasarannya saya, tapi yang kena malah adik saya atau om nya sendiri, ya salah sasaran. Adik saya ditusuk di bagian dada pakai pisau belati,"  tambahnya.

Rosichi menyebut, sang anak pulang ke rumah sekitar satu bulan sebelum lebaran.

Tapi saat masih di pondok pun, kondisi kejiwaan atau saraf sang anak juga sudah terganggu.

Sehingga puncaknya saat minta sepeda motor baru tapi tidak bisa dipenuhi hingga akhirnya mengamuk.

Sejak kecil atau tepatnya kelas 1 SD, pelaku tinggal dengan sang ayah karena kedua orangtuanya bercerai.

"Dokter sudah menyampaikan ke saya bahwa akibat luka di bagian kepala ini, kedepannya akan menimbulkan masalah ke anak saya.

Bahkan dokter mengingatkan untuk menjaga anak ini, obat-obatan untuk saraf juga sampai saat ini masih dikonsumsi anak saya," paparnya.

Adapun saat kejadian, korban yang adalah om dari pelaku sedang ada di belakang kemudian mengetahui keponakannya datang-datang mengamuk mencari ayahnya.

Pemuda tersebut kemudian ditanya oleh korban ada apa sampai merusak sepeda motor.

Kemudian tiba-tiba pelaku langsung menusuk korban hingga tumbang.

Sempat hendak dibawa ke rumah sakit terdekat.

Namun, karena kehabisan banyak darah, korban meninggal dunia dalam perjalanan.

"Saya mau menolong, tapi anak saya ini masih mengincar saya. Sempat pisau hendak mengenai bagian leher, tapi saya masih bisa mengelak dan kabur menjauh dari rumah," kata Rosichi.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Tegal, AKP Vonny Farizky, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya mengungkapkan pelaku langsung berhasil diamankan.

Hal itu dikarenakan saat kejadian ada anggota Polres Tegal yang sedang ada di sekitar TKP.

Sementara untuk motif dari pelaku sampai saat ini masih dalam proses penyelidikan, dan pendalaman lebih lanjut.

"Proses autopsi sudah kami lakukan, hasilnya korban meninggal dunia karena mendapat tiga kali tusukan benda tajam di bagian dada," imbuh Kasatreskrim.

Kini proses hukum tengah bergulir dan mengancam pelaku.

Pelaku terancam tak dapat merayakan lebaran bersama keluarga pada tahun ini.

Baca berita Tribun Manado lainnya di Google News

Telah tayang di TribunJateng

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved