Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa Itu

Apa Itu Siklon Herman, Ditakuti Peneliti BRIN hingga Meminta Ampun Kepada Allah

Siklon Herman membuat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN), Dr. Erma Yulihastin, khawatir pada Indonesia

Editor: Glendi Manengal
Twitter @EYulihastin
Siklon Herman - BMKG mendeteksi kemunculan siklon tropis Herman di Samudera Hindia sebelah selatan Banten berpotensi memengaruhi cuaca di beberapa wilayah di Indonesia. 

Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.

Kadangkala di pusat siklon tropis terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon.

Diameter mata siklon bervariasi mulai dari 10 hingga 100 km.

Mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, yaitu wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km, yang merupakan wilayah dimana terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.

Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari.

Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.

Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi, yaitu "badai tropis" atau "typhoon" atau "topan" jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat, "siklon" atau "cyclone" jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan "hurricane" jika terbentuk di Samudra Atlantik.

Deteksi BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan siklon tropis Herman di Samudera Hindia sebelah selatan Banten berpotensi memengaruhi cuaca di beberapa wilayah di Indonesia.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, siklon tropis Herman terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Banten, tepatnya sekitar 14,4 lintang selatan dan 103,0 bujur timur dengan kecepatan angin maksimum 55 knot dan tekanan udara minimum sebesar 987 milibar (mb).

"Diperkirakan intensitas siklon tropis Herman menurun dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah timur-tenggara menjauhi Indonesia," katanya di Jakarta, Antara, Kamis, 30 Maret. 

Dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan, yakni hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.

Angin kencang mencapai 25 knot berpotensi terjadi di wilayah pesisir barat Bengkulu, pesisir barat dan selatan Lampung, pesisir barat dan selatan Banten, dan pesisir selatan Jawa Barat.

Guswanto juga menyampaikan bahwa siklon tropis itu juga berpotensi memicu gelombang tinggi 1,25-2,5 meter di Teluk Lampung, perairan Bengkulu, dan perairan selatan Jawa Timur.

Baca berita Tribun Manado lainnya di Google News

Telah tayang di BangkaPos.com

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved