Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen, Baca Yesaya 50:4-5, Lidah dan Telinga Seorang Murid

Semua yang terungkap dari lidah adalah wujud nyata kepengikutannya kepada Tuhan. Dia berkata sesuai dengan yang diajarkan dan diperintahkan oleh Guru

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
stpeterstoronto.ca
Lukisan perjalanan dua murid bersama Yesus menuju ke Emaus. 

Allah menaruh hati sebagai hamba kepada Yesaya agar dia paham dengan situasi umat dan mau meneruskan firman Tuhan kepada mereka serta melakukan segala yang baik, untuk kemuliaan Tuhan.

Jadi Yesaya dipanggil dan diutus untuk menjadi murid yang setia dan taat melakukan segala kehendak-Nya, demi kebaikan umat yang segera dibebaskannya dari pembuangan dan akan menerima serta menjalani hidup baru di negerinya dalam takut akan Tuhan.

Yesaya harus benar-benar menjadi murid Tuhan yang setia dan taat melakukan amanat agung bagi dirinya untuk membebaskan Israel dari penjajahan di negeri orang.

Allah menggunakan lidah dan telinga seorang murid bagi Yesaya untuk menjadi berkat bagi umat-Nya yang telah bertobat, setelah menderita sekian waktu lamanya. Sebab, Allah menyertai dan menolong mereka.

Demikian firman Tuhan hari ini.

"Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang." (ay 5, 6)

Allah menciptakan lidah bagi kita untuk memuliakan Tuhan, bukan untuk memalukan sesama, maupun diri kita sendiri terlebih Tuhan. Pakailah lidah kita sebagai lidah seorang murid, yang memerkatakan kasih, kebaikan yang memberkati sesama, demi kemuliaan Tuhan. Supaya hidup kita jadi berkat bagi sesama.

Jauhkan lidah yang dolak dalik (Amsal 4:23-34). Pertetapkan dan jagalah hati dalam segala kewaspadaan, agar dari lidah keluar perkataan yang berkenan kepada Kristus.

Demikian pula dengan telinga kita. Pakailah telinga kita menjadi alat pengontrol diri, agar kita senantiasa sabar mendengar, peka dan peduli dengan berbagai persoalan sesama, sehingga kehadiran kita mendatangkan kebaikan bagi sesama. Beranilah berbeda demi kasih, kebaikan dan kebenaran.

Memang kita akan menderita sekian lamanya karena kebenaran, kasih, kebaikan, ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan. Tapi, sabarlah dan tetaplah tekun di dalam Tuhan, karena pertolongan Tuhan akan datang tepat dan indah pada waktunya.

Di Minggu Sengsara kedua ini, hendaklah kita semakin taat kepada Tuhan walau harus menderita. Kita memang harus memikul salib. Tapi percayalah, segala penderitaan dan jerih lelah kita diperhitungkan Tuhan. Kitapun akan menerima mahkota kemuliaan, berkat kasih karunia melimpah dari Dia, baik di bumi maupun di sorga mulia. Amin

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved