Inisiatif Ekonomi Masjid
I-EMAS Gelar Dialog Transformasi Layanan Kesehatan, Masjid Sebagai Solusi Kehidupan
Inisiatif Ekonomi Masjid ( I-EMAS ) gelar dialog untuk menjadikan beragam permasalahan yang terjadi di masyarakat bisa menjadi solusi yang konkrit.
Arief juga berharap kolaborasi antara I-EMAS, IDI, BSI serta Masjid Agung Sunda Kelapa menjadi contoh tonggak dalam Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan yang dipelopori oleh masjid demi terlaksananya masjid yang dapat memberikan maslahat bagi umat mulai dari ekonomi, pendidikan hingga kesehatan
Sekretaris Jenderal PB IDI dr Ulul Albab Sp OG memberikan pemahaman bahwa masjid sebagai sentra pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
Ulul Albab mengatakan ada 2 langkah dalam pemberdayaan kesehatan melalui masjid.
Pertama, masjid yg kita dorong untuk melakukan ibadah yang sehat atau yang kedua masjid juga bisa menjadi tempat layanan kesehatan.
Dirinya pun mencontohkan seperti Masjid Nabawi yang bisa dilihat bersama bahwa kini menjadi contoh semua urusan bersatu mulai dari keagamaan, ekonomi, serta politik bahkan kesehatan.
"Kita dari IDI berharap bahwa dialog ini merupakan langkah pembuka transformasi kesehatan berbasis masjid,” ujar Ulul Albab.
Ketua Pokja Kesehatan I-EMAS dr Ardiansyah Bahar, MKM menjelaskan berbagai kegiatan berawal dari hasil diskusi terbuka saat agenda Musyawarah Nasional I-EMAS tahun 2022 lalu.
Bahwa sebagai umat Islam, kita didorong untuk menjaga kesehatan menjaga kebersihan karena kita sama-sama tahu apabila kita sehat kita bisa melakukan ibadah secara maksimal.
“Kalau bicara jumlah, sampai hari ini total ada sekitar 800.000 masjid di Indonesia.
Ini tentu jumlah yang sangat besar bahkan Puskesmas kita sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan saja hanya sekitar 10.000-an ya jadi kalau ada 800 ribuan instansi yang bisa didotong untuk memaksimalkan potensinya, tentu sangat bermanfaat untuk kesehatan kita. Belum lagi penyebarannya kita sama-sama tahu yang namanya masjid itu tersebar dari kota sampai ke pelosok ya, sehingga penyebarannya ini sudah tentu sangat potensial untuk pemberdayaan di bidang kesehatan," ujar Ardiansyah Bahar.
Ardiansyah Bahar pun juga mengungkapkan beberapa program yang bisa diadaptasi untuk menjalankan sebuah transformasi layanan kesehatan berbasis masjid.
Misalnya, mulai dari membuat kuliah pakar, infografik, layanan konsultasi, layanan home-care syariah dan masih banyak layanan kesehatan lainnya.
Sejalan dengan pemikiran dr. Ardi, dr. Kemal Imran , Sp.S (K), relawan dokter Masjid Agung Sunda Kelapa juga membeberkan pengalamannya sebagai seorang dokter dalam memberikan edukasi dan pelayanan terhadap jamaah.
“Sehabis sholat Jumat, gratis. Obatnya hanya Paracetamol. Yang berniat membantu pun semakin banyak(seperti cek THT atau mata).
Operasi juga gratis, pelayanannya setelah sholat tarawih. Kemudian setiap hari Minggu jika kemudian semakin menurun kesehatannya. Di sini juga sudah tersedia seperti penyakit dalam, poli syaraf, poli THT dan poli umum,” jelas dia.
Akhirnya Terungkap Jenjang Pendidikan Wahyudin Moridu sebelum Jadi Anggota DPRD, Pernah Ikut Paket C |
![]() |
---|
Gempa Bumi Baru Saja Guncang Jawa Barat Minggu 21 September 2025 Dini Hari, Simak Info BMKG di Sini |
![]() |
---|
Tanggapi Kasus Wahyudin Moridu, Ketua Badan Kehormatan DPRD Gorontalo Sebut Masalah Hugel Hal Biasa |
![]() |
---|
Selain Katakan Cukai Rokok Tinggi, Menkeu Purbaya Juga Sebut Satgas BLBI Banyak Janji Minim Hasil |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Manado Sulut Hari Ini Minggu 21 September 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.