Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kajian Islam

Doa Islam Hari Selasa, Mintalah Ampunan dan Petunjuk dari Allah SWT, Berikut Bacaan Doanya

Di hari Selasa ini sudahkah Anda mengawalinya dengan doa. Setiap hari dalam Islam memiliki keutamaannya.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
NET
Ilustrasi perempuan berdoa di hari Selasa 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Selamat hari Selasa Tribunners.

Di hari Selasa ini sudahkah Anda mengawalinya dengan doa.

Setiap hari dalam Islam memiliki keutamaannya.

Termasuk hari Selasa.

Hari Selasa bahkan putri kesayangannya Rasullullah SAW Siti Fatimah Az-Zahra rutin membaca doa khusus.

Setiap datang hari Selasa, Fatimah Az Zahra memanjatkan doa. Berikut doanya:

اللَهُمَّ اجْعَلْ غَفْلَةَ النَّاسِ لَنَا ذِكْراً ، وَاجْعَلْ ذِكْرَهُمْ لَنَا شُكْراً ، وَاجْعَلْ صَالِحَ مَا نَقُولَ بِأَلْسِنَتِنَا نِيَّةً فِي قُلُوبِنَا ، اللَّهُمَّ إِنَّ مَغْفِرَتِكَ أَوْسَعَ مِنْ ذُنُوبِنَا ، وَرَحْمَتِكَ أَرْجَى عِنْدَنَا مِنْ أَعْمَالِنَا ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ ، وَوَفِّقْنَا لِصَالِحِ الأَعْمَالِ ، وَالصَّوَابِ مِنَ الْفِعَالِ

 Allahummaj-al ghaflatan naasi lanaa dzikra, waj'al dzikrahum lanaa syukra, waj'al shaaliha laa naquulu bialsinatinaa niyyatan fii quluubinaa, allahumma inna maghfirataka awsa' min dzunuubinaa, warahmataka arjaa 'indinaa min a'maalinaa, allahumma shali 'alaa muhammadin wa aali muhammadin, wawaffiqnaa lishalihil a'maali wash-shawaabi minal fi'aal.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah lalainya manusia sebagai zikir bagi kami, dan jadikanlah zikir mereka sebagai syukur bagi kami dan jadikanlah kebaikan yang kami ucapkan memalui lisan kami sebagai niat dalam hati kami. Ya Allah, sesungguhnya ampunan-Mu lebih lebih luas daripada dosa kami dan rahmat-Mu lebih kamu harapkan dari amal kami. Ya Allah, sampaikan salat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya dan anugerahkanlah kami taufik supaya dapat mengerjakan amal dengan baik dan bertindak secara benar."

Setidaknya ada 3 manfaat penting dari doa yang dipanjatkan putri Rasulullah ini.

Pertama, agar laku lampah kita di dunia selalu dihitung sebagai kebaikan.

Kedua, agar selalu mendapatkan rahmat Allah di mana pun kita berada.

Dan ketiga, agar mendapatkan syafaat Nabi di hari kiamat kelak.

Sosok Fatimah Az Zahra

Fatimah Az Zahra dikenal sebagai putri kesayangan dan "pengawal" Rasulullah SAW yang memiliki banyak keistimewaan serta keutamaan.

Salah satu keutamaan Fatimah Az Zahra adalah menjadi perempuan yang dikhususkan hanya untuk beribadah kepada Allah, sehingga ia tidak pernah haid.

Fatimah Az Zahra menikah dengan Ali bin Abi Thalib, yang kemudian mempunyai putra bernama Hasan dan Hussain bin Ali.

Ilustrasi Fatimah az-Zahra
Ilustrasi Fatimah az-Zahra (dalamislam.com)

Kelahiran Fatimah Az Zahra

Fatimah Az Zahra adalah putri keempat Nabi Muhammad dari istri pertamanya, Siti Khadijah.

Sebagai anak bungsu Nabi Muhammad dari Khadijah, Fatimah Az Zahra memiliki lima saudara kandung, yaitu Abdullah, Qasim, Zainab, Ruqayyah, dan Ummu Kultsum.

Para sejarawan berselisih paham terkait tahun kelahiran Fatimah Az Zahra. Sebagian menuturkan bahwa Fatimah lahir lima tahun sebelum masa kenabian atau pada tahun 605.

Kelahirannya itu bertepatan dengan peristiwa penting, yakni renovasi Kabah oleh kaum Quraisy.

Saat itu, Rasulullah menjadi penengah kaum Quraisy yang sama-sama mengklaim berhak meletakkan hajar aswad ke tempat semula.

 Setelah peristiwa itu, Rasulullah menyambut kelahiran putri bungsunya yang kemudian dinamai Fatimah.

Bayi Fatimah langsung disusukan kepada ibunya, Khadijah, tidak pada perempuan lain sebagaimana tradisi masyarakat Arab saat itu.

Baca juga: Siapa Saja yang Pernah Mengasuh Nabi Muhammad?

Sejak kelahirannya, Rasulullah telah melihat tanda-tanda keberkahan dan kebaikan.

Oleh karena itu, Sayyidah Fatimah mendapat gelar Az Zahra, yang artinya berseri dan bersinar wajahnya bak bunga.

Dalam bahasa Arab, zahra memiliki arti cantik, bersinar, bercahaya, cemerlang, bunga, dan keindahan.

Di samping itu, ada pula sejarawan yang meyakini bahwa Fatimah Az Zahra lahir pada tahun 612 atau 615.

Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, kelahiran Fatimah yang disambut dengan sukacita menandai babak baru bagi kehidupan orang Arab.

Pasalnya, saat itu orang Arab masih menganggap bayi perempuan merupakan aib, bahkan tidak sedikit yang mengubur bayinya apabila berjenis kelamin perempuan.

Tradisi itu dipatahkan oleh Rasulullah yang bangga dengan kelahiran putrinya dan menyayanginya sepenuh hati.

Ilustrasi
Ilustrasi Fatimah Az Zahra(freepik via TribunJogja)

Putri kesayangan Rasulullah

Diriwayatkan bahwa Fatimah Az Zahra adalah putri kesayangan Rasulullah. Rasa sayang Rasulullah diungkapkan melalui perkataan bahwa Fatimah adalah bagian dari tubuhnya.

Sehingga siapa pun yang memarahi Fatimah berarti memarahi Rasulullah, dan barang siapa memarahi Rasulullah berarti memarahi Allah.

Sejak kecil, Fatimah diasuh oleh orang para pemeluk Islam pertama, yakni Nabi Muhammad dan Siti Khadijah.

Namun, pada tahun 619, Fatimah dan Nabi Muhammad harus menghadapi masa-masa tersedih, karena kehilangan Siti Khadijah.

Sepeninggal Khadijah, Fatimah menjadi seakan menggantikan peran sang ibu sebagai pendamping Nabi Muhammad dalam perjuangan penyebaran Islam.

Saat perjuangan Nabi diganggu orang-orang kafir, Fatimah menjadi satu-satunya pelipur lara dan penenang hati Rasulullah.

Kehidupan Fatimah pun tidak pernah jauh dari Rasulullah hingga ia dijuluki Ummu Abiha, yaitu ibu dari ayahnya.

Julukan ini diberikan Rasulullah karena selain sebagai putrinya, Fatimah juga seakan menjadi ibu bagi Nabi dalam mengemban risalah Allah.

Konon, Fatimah Az Zahra memiliki lebih dari 30 julukan, termasuk di antaranya Ummul Aimmah, Ummul Hasan, Ummul Husein, Ummul Muhsin, Batul Haniyah, Al-Hurrah, Hashan, Haura Insiyah, Mubarakah, Shiddiqah, Radhiyah, Mardhiyah, Thahirah, Zakiyah, Muhaddatsah, Sayyidah an-Nisa al-Alamin, Shabirah, dan lainnya.

Menikah dengan Ali bin Abi Thalib

Pada tahun 624 atau tahun 2 Hijriah, Fatimah Az Zahra menikah dengan Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus anak asuh Nabi Muhammad.

Fatimah Az Zahra menikah pada usia sekitar 19 tahun (apabila tahun kelahirannya dianggap pada 605).

 Dari pernikahannya, Fatimah memiliki dua putra (Hasan dan Husain) dan dua putri (Zainab dan Ummu Kultsum).

Sebenarnya, Fatimah sempat mengandung anak kelima yang kemudian dinamai Muhsin, tetapi tidak selamat.

Keistimewaan dan keutamaan Fatimah Az Zahra

Fatimah Az Zahra adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah dari segi ucapan, gaya bicara, dan karakternya.

Ibunya, Siti Khadijah, juga merupakan perempuan utama penghuni surga yang memiliki sifat-sifat terpuji.

Dari kedua orang tuanya, Fatimah mewarisi sifat-sifat kebaikan, keutamaan, kemuliaan, kesucian, zuhud, dermawan, yang merupakan sifat hamba Allah yang paling suci.

Dalam riwayat disebutkan bahwa Fatimah Az Zahra adalah seorang pemalu, sederhana, selalu berkata jujur, rendah hati, pemberani, bisa menjaga kehormatan, dan menjaga diri.

Selain itu, Fatimah Az Zahra memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan, berikut di antaranya.

Penjaga rahasia Rasulullah

Fatimah Az Zahra termasuk satu dari salah sedikit orang yang dipercaya untuk menjaga rahasia Rasulullah.

Rahasia yang dipercayakan oleh Rasulullah pun dijaga dengan baik oleh Fatimah, sekalipun ditanya oleh istri Rasulullah, Aisyah.

kesabaran yang tinggi

Kesabaran Fatimah dapat dilihat dari berbagai tantangan yang dihadapinya bersama Rasul dari kaum kafir Quraisy.

 Fatimah menjadi saksi ketika kaum kafir Quraisy menentang bahkan menganiaya Rasulullah. Cobaan itu ia hadapi dengan sabar, sama seperti ketika kehilangan sang ibu.

Pemimpin seluruh perempuan di dunia
Fatimah Az Zahra adalah pemimpin bagi perempuan di dunia, sebagaimana HR Bukhari, "Tidakkah engkau senang jika engkau menjadi penghulu bagi wanita seluruh alam?."

Hadis Rasulullah itu mengisyaratkan bahwa kedudukan Fatimah lebih tinggi daripada seluruh perempuan mukmin di muka bumi.

Penghuni surga

Salah satu gelar Fatimah Az Zahra adalah Al-Batul, yang artinya perempuan yang dikhususkan untuk beribadah kepada Allah dan sebaik-baik perempuan penghuni surga.

Bahkan Fatimah Az Zahra tidak pernah haid dan ketika melahirkan hanya mengeluarkan darah nifas pada waktu itu saja.

Dalam Kitab Fatawa al-Zhahiriyah di kalangan Hanafiyah, disebut bahwa sesungguhnya Fatimah tidak pernah haid sama sekali.

Saat melahirkan, ia langsung suci dari nifasnya agar tidak terlewatkan salat baginya.

Wafat

Konon, kematian Fatimah Az Zahra termasuk dalam rahasia yang diungkapkan Rasulullah kepadanya.

Diriwayatkan bahwa Fatimah akan menjadi orang pertama yang menyusul Rasulullah wafat.

Enam bulan setelah wafatnya Nabi Muhammad pada 632, Fatimah sakit dan akhirnya meninggal. Namun, terdapat perbedaan pendapat pula tentang penyebab wafatnya Fatimah.

Kalangan Muslim Sunni meyakini bahwa Fatimah meninggal karena sakit setelah menanggung kesedihan akibat wafatnya Nabi Muhammad.

Sedangkan Muslim Syiah berargumen bahwa Fatimah, yang tengah mengandung Muhsin, mengalami keguguran saat rumahnya diserang oleh Umar, dan akhirnya meninggal dunia.

Referensi:

Aizid, Rizem. (2018). The Great Sahaba. Yogyakarta: Laksana.
Asy-Syaikh, Abdus Sattar. (2015). Fathimah Az-Zahra: Penghulu Wanita Surga. Edisi Indonesia. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Artikel ini hasil kompilasi TRIBUNMANADO.CO.ID dari artikel yang sudah tayang di KOMPAS.COM  dan TribunManado.co.id 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved