Sains
Saat Stres Kita Suka Makan Makanan Manis, Berikut Penjelasannya Menurut Sains
Asupan gula dapat membantu pelepasan hormon dopamin pada bagian otak yang disebut nucleus accumbens dan menimbulkan perasaan bahagia yang kuat.
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Umumnya manusia akan banyak mengonsumsi makanan manis saat dilanda stres.
Lantas kenapa makanan manis selalu dicari saat sedang stres?
Berikut penjelasannya menurut sains.
1. Asupan Gula Menurunkan Hormon Kortisol Penyebab Stres
Stres dipicu oleh pelepasan hormon kortisol dari hippocampus yang terdapat pada otak.
Pelepasan kortisol memicu peningkatan denyut jantung, tekanan darah, gula darah, pernapasan, dan fungsi otot.
Mekanisme ini sebenarnya bermanfaat untuk meningkatkan kesigapan teman-teman saat berhadapan dengan situasi yang tertekan.
Namun, jumlah kortisol yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan stres, rasa cemas, serta gejala depresi.
Keinginan makan manis saat stres diduga berkaitan dengan kortisol dalam tubuh.
Pada sebuah penelitian, ditemukan bahwa konsumsi gula menurunkan jumlah kortisol dan aktivitas hippocampus.
Respons otak dalam menanggapi stres juga turut membaik.
Meski demikian, hubungan langsung antara asupan gula dengan stres masih perlu dikaji lebih lanjut, karena asupan gula bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi aktivitas hippocampus.
2. Makan Manis saat Stres Memberikan Energi untuk Otak
Otak membutuhkan energi agar bisa menjalankan fungsinya. Rata-rata, otak orang dewasa menggunakan 20 persen energi total yang dimiliki tubuh, sedangkan saat stres akan ada 12 persen tambahan energi yang dibutuhkan.
Sumber energi otak berasal dari karbohidrat, dan gula (glukosa) adalah jenis karbohidrat yang paling mudah diubah menjadi energi.
Kekurangan asupan karbohidrat, ditambah kondisi stres dan lapar, dapat menurunkan sejumlah fungsi otak. Salah satu fungsi otak adalah mengatur metabolisme tubuh, pencernaan, dan kemampuan berpikir.
Saat kekurangan glukosa, otak tidak dapat menjalankan fungsi ini karena terhalang oleh sejenis saraf di dalam hipotalamus.
Hal itulah yang membuat banyak orang ingin makan manis saat stres, agar otak memiliki cukup energi.
3. Gula Memunculkan Perasaan Bahagia
Asupan gula dapat membantu pelepasan hormon dopamin pada bagian otak yang disebut nucleus accumbens dan menimbulkan perasaan bahagia yang kuat.
Selain itu, asupan gula juga memicu pelepasan hormon serotonin.
Hormon ini memberikan efek yang menenangkan sehingga stres mereda.
Efek inilah yang menimbulkan kesan seolah makanan manis dapat mengatasi stres.
Akan tetapi, efek ini tidak terasa saat teman-teman mengonsumsi makanan dengan pemanis buatan. Rasa manis yang dihasilkan hanya memicu otak dan tubuh untuk makan lebih banyak.
Meski begitu, hal ini masih perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut.
Batasi Konsumsi Makanan Manis
Meski makanan manis bisa memberikan energi untuk tubuh dan menangani stres, tapi baiknya jangan dikonsumsi berlebihan.
makanan manis berlebih bisa berdampak pada peningkatan berat badan yang kemudian memicu banyak penyakit lain.
Jadi, baiknya konsumsi makanan manis yang lebih sehat saat mengalami stres.
Makanan manis yang sehat antara lain adalah beragam jenis buah. Tapi jangan sembarangan pilih buah, ya.
Hindari buah dengan kandungan gula terlalu tinggi, seperti mangga atau durian. Pilih buah, seperti apel atau semangka manis yang segar.
Selain buah, cobalah konsumsi kacang-kacangan seperti almond yang dipanggang.
Teman-teman juga bisa mengimbangi makanan manis dengan olahraga untuk meredakan stres.
Itu penjelasan ilmiah tentang makanan manis yang selalu diminati saat stres.
(Penulis: Gloria Setyvani Putri/Amirul Nisa)
Baca berita lainnya di Google News
Berita terbaru Tribun Manado klik di sini
SUMBER GRID