Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Pembunuhan Brigadir J

Putri Candrawathi Menangis Ceritakan Kejadian di Magelang: 'Diancam, Dibanting, Diperkosa Yosua'

Putri Candrawathi menangis saat ceritakan kejadian di Magelang. Mengaku mendapatkan pengancaman dan kekerasan dari Yosua.

Editor: Frandi Piring
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Putri Candrawathi saat ceritakan kejadian di Magelang. Mengaku mendapatkan pengancaman dan kekerasan dari Yosua. 

Itu sudah pasti dia akan sedih dan menangis," ujar Arman saat ditemui di luar persidangan.

Sebut diperkosa, diancam, dan dibanting

Ketika sidang dibuka kembali, Hakim Wahyu kemudian kembali mendalami peristiwa yang terjadi setelah tanggal 7 di Magelang.

Namun, di sela-sela pertanyaan terhadap Istri Sambo itu, Hakim Wahyu menyinggung pemakaman Brigadir J yang digelar secara kedinasan oleh Polri.

“Apakah Saudara tahu proses pemakaman bagi seorang anggota kepolisian?” tanya Hakim Wahyu

“Tidak tahu, Yang Mulia,” jawab Putri.

Mendengar jawaban tersebut, lantas Hakim Wahyu pun menjelaskan syarat untuk dapat dimakamkan secara kedinasan oleh Polri.

“Untuk mendapatkan seperti itu berarti yang bersangkutan tidak boleh mendapatkan cemar sedikit pun atau noda dalam catatan kariernya, faktanya almarhum Yosua dimakamkan dengan kebesaran dari kepolisian,” ujar Hakim.

“Kalau seandainya dia seperti yang Saudara sampaikan, melakukan pelecehan seksual kepada Saudara tentunya dia tidak akan mendapatkan hal itu,” ucapnya melanjutkan.

Selain itu, Hakim Wahyu juga menyinggung laporan polisi terkait pelecehan seksual yang dihentikan oleh Kepolisian.

Atas pernyataan Hakim tersebut, lantas Putri membeberkan peristiwa pemerkosaan pada tanggal 7 Juli yang ia alami di Magelang.

Dalam sidang yang telah digelar terbuka, Putri mengaku telah diperkosa, diancam, dan mendapatkan kekerasan fisik dari mantan ajudannya itu.

“Mohon maaf, Yang Mulia, mohon izin yang terjadi memang Yosua melakukan kekerasan seksual, pengancaman

dan penganiayaan membanting saya tiga kali ke bawah itu yang memang benar-benar terjadi,” tutur Putri.

Seraya menangis, Putri menyatakan juga tidak memahami bagaimana pertimbangan Polri bisa memakamkan orang yang melakukan pemerkosaan terhadap seorang Bhayangkari.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved