BPK
Anggota VI BPK RI DR Pius Lustrilanang Isi Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera di Unima Tondano
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menggelar kuliah umum dan bedah buku Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera)
TRIBUNMANADO.CO.ID - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menggelar kuliah umum dan bedah buku Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) di Auditorium Universitas Negeri Manado (Unima), Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara, Senin (12/12/2022).
Diawali dengan Sambutan Rektor Unima Prof Dr Deitje Katuuk, M.Pd, Kuliah Umum tersebut dikemas dengan Talk Show atau Diskusi bersama mahasiswa Unima, dengan menampilkan sejumlah Narasumber dari Unima yakni Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial Unima, Dr Goinpeace Tumbel, S.Sos, M.AP, M.Si.
Kemudian, Koordinator Prodi Administrasi Negara Dr Devie Siwij, SIP, MAP, dan Wakil Dekan Bidang Keuangan Umum Fakultas Ilmu Sosial, Dr Isye Junita Melo, SH, serta moderator Angie Kuntak.
Sedangkan, sebagai Keynote Speech dalam Kuliah Umum tersebut yakni Anggota VI BPK RI Dr Pius Lustrilanang S.Ip, M.Si, CSFA, CFRA yang juga sebagai aktivis dan politisi Indonesia.

Rektor Unima dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan, karena dipenghujung tahun 2022 ini, bisa mengikuti bersama agenda Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999 di Auditorium Universitas Negeri Manado.
"Pertama, saya menyampaikan selamat datang kepada bapak Puis Lustrilanang, sebagai Anggota VI BPK RI, dan penggagas Aldera, selamat datang di Kampus Unima yang sejuk, dan selamat datang kepada kita semua," kata Prof Katuuk.
Lanjut Rektor, kehadiran bapak Pius Lustrilanang untuk memberikan kuliah umum bagi kita sangat penting, tidak saja sebagai Anggota VI BPK RI, tetapi sebagai pelaku sejarah, dan penggagas buku Aldera.
Sebab, kata Rektor, gagasan penulisan, dan kehadiran buku ini mempunya arti sangat penting bagi unika sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang saat ini mendidik 18.000 anak bangsa, kaum muda, putra putri terbaik Indonesia.

"Tentu kehadiran bapak Pius Lustrilanang di Kampus Unima ibaratnya seperti Oase ditengah gurun, ditengah dahaga kaum muda, untuk belajar jiwa dan semangat, perjuangan dan pengorbanan kaum muda 1993-1999 yang telah mendedikasikan diri menegakkan demokrasi di tanah air," jelas Prof Deitje Katuuk.
Oleh karena itu, sebagai LPTK yang mempersiapkan guru masa depan, agenda hari ini sangat penting untuk memperluas wawasan civitas akademika Unima tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan dalam sebuah negara demokrasi yang besar.
"Kita semua boleh belajar dari pelaku sejarah membangun demokrasi di tanah air yang kita cintai ini," ujar Prof Katuuk.
Selain itu, kata Rektor, kegiatan bedah buku seperti ini, merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama setiap perguruan tinggi.

Melalui bedah buku ini, diharapkan akan dapat dijelaskan benang merah dan pesan yang ingin disampaikan.
"Benang merah dan pesan itu ialah bahwa membangun demokrasi bukanlah sesuatu yang mudah. Membangun demokrasi membutuhkan perjuangan, pengorbanan, dan semangat juang yang tinggi," tegas Prof Deitje Katuuk
Dalam perjuangan itu, tidak jarang terjadi konflik nilai antara kepentingan pribadi dengan kepentingan kelompok, bahkan konflik dengan kepentingan negara, dan di dalam buku ini disajikan bagaimana komitmen terhadap cita-cita bersama dalam membangun demokrasi.
"Harapannya, kehadiran buku ini memberikan pencerahan tentang perjuangan membangun demokrasi dan pencerahan tentang nilai-nilai demokrasi yang menjadi cita-cita bersama yang telah diletakan oleh the founding fathers negara kita ini," tandas Rektor Unima.

Sementara itu, Anggota VI BPK RI Pius Lustrilanang dalam Kuliah Umumnya mengungkapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menghadiri acara Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera, dalam keadaan sehat dan dalam suasana yang penuh kekeluargaan dan kebersamaan.
Menurutnya, ALDERA adalah salah satu sarana perjuangan untuk rakyat. Perjuangan untuk rakyat itu tidak boleh pernah berhenti.
"ALDERA didirikan dan berjuang di tengah kondisi pemerintahan pada saat itu, maka kini kita pun memerlukan sarana perjuangan untuk rakyat," ujar Lustrilanang.
Ia mengatakan, dari ALDERA dirinya mulai belajar, bahwa hakikatnya ALDERA itu adalah akar perjuangan.
"Jika dulu kita di ALDERA berjuang mereformasi pemerintahan untuk rakyat, maka hari ini kita berjuang untuk mewujudkan tata kelola sector publik yang lebih baik," sebutnya.
Ia pun menceritakan, sewaktu dirinya menjadi seorang mahasiswa, seorang aktivis. Maka hari ini, saya adalah seorang Pejabat Negara, Anggota BPK RI.
"Tetapi, panggilan jiwa saya tetap sama bahwa apapun kita harus berjuang mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik, untuk rakyat," tegas Lustrilanang.
Ia pun berpesan kepada Para mahasiswa, para aktivis kampus, junior-juniornya, perlu dicatat dan digaris bawahi, bahwa kita sebagai generasi muda memiliki tugas dan peran yang signifikan untuk bangsa.
"Generasi muda sebelumnya, dari zaman sebelum kemerdekaan, lalu berlanjut ke era Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, hingga saat ini mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar bagi negara, dengan berbagai Gerakan-gerakan organisasinya," kata Lustrilanang menyemangati mahasiswa Unima.
Kata dia, Mahasiswa memiliki peran sebagai agen perubahan sosial yang bergerak dari akar rumput, mengemban misi perubahan di berbagai bidang, mengintegrasikan berbagai elemen rakyat.
Oleh karena itu, saat ini mahasiswa mestinya tidak merasa puas diri dengan hanya duduk di ruang kelas, atau di kafe, tempat wifii publik dan melupakan karakter aslinya.
"Bahwa mahasiswa sebagai kaum muda terdidik memiliki tugas yang mulia sebagaimana para senior-seniornya terdahulu," tegas Lustrilanang
Mantan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini menekankan, bahwa perjuangan untuk rakyat tidak boleh berhenti. Jika saat itu dirinya sebagai mahasiswa berjuang melalui ALDERA, maka saat ini sebagai Anggota BPK dan sesuai dengan latar belakang keilmuan saya di bidang manajemen kebijakan publik, sudah menjadi panggilan jiwa saya untuk terus mewujudkan Governance yang baik di sektor publik.
"Yang paling utama ialah kemampuan pemimpin, pemimpin harus mampu menggerakkan bawahan maupun stakeholder lainnya untuk melakukan perubahan," jelasnya
Ia menyebut, ada tiga karateristik kapabilitas dalam dynamic governance yaitu thinking ahead (berpikir ke depan), thinking again (berpikir kembali), dan thinking across (berpikir lintas batas).
"Ketiga kemampuan ini harus didukung oleh orang yang memiliki kemampuan (able people) dan harus dilakukan dengan proses yang cepat, tangkas dan baik/ benar (agile process)," papar Doktor Lulusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Brawijaya ini.
Diakhir penyampaiannya, Lustrilanang menyimpulkan, bahwa ALDERA adalah sarana perjuangan yang lahir di tengah situasi dan zaman saat itu, yang bercita-cita untuk mewujudkan pemerintahan yang baik untuk kesejahteraan rakyat.
"Saat ini perjuangan ALDERA tidak akan berhenti, meskipun ALDERA sudah tidak ada secara formal Lembaga. Tetapi, semangat untuk perubahan tata kelola publik yang baik harus terus kita wujudkan," jelasnya.
Sebab, itu merupakan tanggung jawab kita bersama, terutama anda-anda sebagai generasi muda terdidik.
"Setiap kebijakan publik perlu disesuaikan dengan situasi berbagai perubahan yang ada, dan yang terpenting tujuan akhirnya adalah untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, setiap kebijakan publik harus berkualitas," pungkas Anggota VI BPK RI.
Diketahui, dalam Kuliah Umum dan Bedah Buku tersebut, turut dihadiri Anggota VI BPK RI
Dr. Plus Lustrilanang, S.IP., M.Si., CSFA, Kepala BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara Arief Fadillah, S.E. M.M, CSFA.
Kemudian, Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Frits R. Muntu, S.Sos, Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara Drs. Melky M. Onibala, M.S J. Inspektur Kabupaten Minahasa Moudy Lontaan, S.Sos, Kapolres Minahasa AKBP Tommy Bambang Soulssa, SIK, Praktisi Hukum, Bapak Daniel TF. Sinambela, SH Reft. Cemmy Rumengan, M.Th
Dari Universitas Negeri Manado, Para Wakil Rektor Ketua dan Sekertaris Senat, Para Guru Besar, Ketua dan Sekertaris, Para Dekan dan Wakil Dekan, dan Segenap Jajaran Universitas Negeri Manado serta Para Narasumber dan Moderator Beda Buku, juga Mahasiswa serta undangan. (Adv/Mjr)