Islam
Penjelasan Islam tentang Mimpi, Adakah yang Merupakan Petunjuk dari Allah?
“Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: “Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia.”
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
Mimpi menurut Hadits Nabi Muhammad SAW
“Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah.” (HR. Bukhari 7017).
“Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan orang yang paling benar mimpinya di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya.
Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu).
Mimpi itu ada tiga macam:
(1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah.
(2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan.
(3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.” (HR. Muslim no. 4200).
“Mimpi baik yang berasal dari seorang yang saleh adalah satu bagian dari 46 bagian kenabian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Menceritakan kepada kami Jarir dari A`amasy dari Abu Sufyan dari Jabir ra: Seorang Arab gunung datang kepada Nabi saw. seraya berkata: Wahai utusan Allah, saya bermimpi seolah-olah kepalaku dipenggal kemudian ia menjauh dan aku telusurinya lalu Rasulullah menjawab: janganlah kamu ceritakan kepada orang lain tentang permainan syaithan terhadapmu dalam tidurmu. (Al-Munziri : 873)
Mimpi menurut para Ulama
Perlu diketahui bahwa Para Ulama bersepakat bahwa mimpi tidaklah bisa dijadikan hujjah atau dalil.
Mimpi hanyalah sebatas pemberi kabar baik atau peringatan atau pelajaran.
Mimpi dapat diceritakan kepada siapa pun, namun hanya mimpi yang baik-baik saja. Sebagaimana yang dikatakan Nabi dalam hadits berikut:
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik-baik saja atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Iibnu Hajar menjelaskan bila mimpi itu adalah mimpi Nabi maka bagian dari kenabian adalah hakikatnya dan bila dari selain nabi maka itu adalah perumpamaan.