Bolmut Sulawesi Utara
Pupuk Mahal, Petani Jagung di Bolmut Sulawesi Utara Menjerit
Petani jagung di Bolmut mengeluhkan harga pupuk yang tinggi. Pasalnya, harga pupuk tak sebanding dengan harga jagung yang turun sehingga tak sepadan.
Penulis: Alpri Agogoh | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLMUT - Mahalnya harga pupuk yang tidak sesuai dengan penjuan hasil panen, membuat petani jagung di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sulawesi Utara, menjerit.
Hal ini mengakibatkan daya beli petani menurun.
Tomo, salah satu petani jagung di Desa Mokoditek, mengaku petani rata-rata belum mau menjual hasil panen jagung karena harganya turun.
"Haraganya jagung turun. Belum lagi, saat ini harga pupuk sangat mahal," ujar Tomo, Jumat (2/12/2022).
Menurutnya, hasil panen yang diperoleh petani kadang tidak sesuai dengan biaya produksi.
Ia membeberkan, saat ini merupakan musim tanam bagi petani.
Baca juga: Cabai di Bolmong Sulawesi Utara Masih Sepi Peminat, Ari Laute: Belum Musim Panen
Baca juga: Waspada, Oknum Tak Dikenal Catut Nama Pimpinan Kejari Bitung, Modus Hubungi Kepala Dinas dan Menipu
"Ini berdampak pada produksi jagung melimpah yang berimbas pada turunnya harga jual," katanya.
Masalahnya, dengan harga jual Rp 2.800-Rp. 2.900 per kilogram, petani rugi.
Hasil penjualan tidak bisa menutupi biaya produksi.

‘’Angkanya jauh, padahal rata-rata petani meminjam uang bank. Belum lagi untuk kelanjutan hidup satu tahun ke depan, kemudian modal untuk musim tanam berikutnya,’’ungkapnya.
Ia berharap harga jual jagung itu sekitar Rp 3.400-Rp 3.500 per kilogram, supaya ada keuntungan bagi petani.
Saat ini, petani memilih menjual jagung mereka langsung ke perusahaan.
Baca juga: Link Nonton Ghana vs Uruguay di Piala Dunia 2022, Tayang Malam Ini Pukul 22.00 WIB
Baca juga: Kapolsek Kotamobagu Sulawesi Utara Gelar Jumat Curhat Bersama Masyarakat
Hal tersebut karena harga belinya agak tinggi, yaitu Rp 3.100 per kilogram.
Meski tidak ada untung, paling tidak mereka tidak rugi banyak.(*)
Baca berita lainnya di: Google News.