Piala Dunia 2022
Mohammed Kudus Ubah Stereotipe Buruk Kampung Halaman, Pemain Timnas Ghana yang Kian Moncer
Inilah sosok Mohammed Kudus, pemain Timnas Ghana yang moncer di Piala Dunia 2022, kini ubah stereotipe buruk tentang kampung halamannya
TRIBUNMANADO.CO.ID - Moncer di Piala Dunia 2022 Qatar, pesepak bola yang bergabung bersama klub Belanda, Ajax Amsterdam ini makin tersorot publik.
Pasalnya, sosok Mohammed Kudus, pemain Timnas Ghana tersebut ternyata lahir di daerah yang dapat dikatakan sebagai daerah yang rawan.
Kini Mohammed Kudus mulai mengubah stereotipe buruk tentang kampung halamannya.
Mohammed Kudus lahir di daerah Nima, Accra, Ghana, pada 2 Agustus 2000.
Mengutip dari Al Jazeera, wilayah Nima identik dengan kawasan geng kejahatan, dan penyalahgunaan narkoba.
Baca juga: Aroma Balas Dendam, Langkah Ghana Masuk Semifinal Piala Dunia Hancur Gegara Luis Suarez

Hingga sekarang, siapa pun yang lahir atau dibesarkan di daerah itu bakal dianggap sebagai seseorang yang buruk.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, sejumlah warga sipil menentang stereotipe ini, termasuk Presiden Ghana Nana Akufo-Addo.
Sementara Kudus telah menggunakan sepak bola untuk 'menyinari' kampungnya.
Pria berumur 22 tahun tersebut menjalani masa kecilnya dengan bergabung ke klub sepak bola Strong Tower FC.
Saat di klubnya tersebut, ia mendominasi permainan dalam sebuah pertandingan dan menunjukkan kemampuan bawaan yang jarang dimiliki pemain seusianya.
Baca juga: Skenario Uruguay, Korea Selatan dan Ghana Dampingi Portugal, Lolos Babak 16 Besar Piala Dunia 2022
“Saya pertama kali melihat Kudus bermain di jalan, dan saya langsung melihat pemain bagus dalam dirinya,” kata Joshua 'Ayoba' Awuah, manajer Strong Tower, yang menemukan Kudus dan membawanya ke jalan menuju kejayaan.
“Saya mengundangnya ke tempat latihan saya, dan dia luar biasa sejak hari pertama,” kata Awuah.
“Saya menamainya 'yang terbaik di dunia'."
"Dia baru berusia 10 tahun ketika saya bertemu dengannya, tetapi kualitasnya jelas.”
Di Nima, kisahnya terus menginspirasi banyak orang, dan ia sering mengunjungi klub masa kecilnya, Strong Tower, untuk mendonasikan sepatu dan barang-barang lainnya.
“Kudus sekarang bukan hanya milik keluarga, dia milik semua orang,” kata pamannya Abdul Fatawu Alhassan.
“Saat Anda masuk ke Nima, mereka memanggilnya 'Kebangaan Nima', dan kami senang dia akan mewakili kami di Piala Dunia."
“Dia juga merupakan inspirasi besar bagi anak-anak dan bukan hanya pesepak bola yang akan datang."
"Banyak yang melihatnya sebagai panutan."
Baca juga: 7 Fakta Unik Laga Polandia vs Argentina di Piala Dunia 2022, Messi Ungguli Prestasi Maradona
"Beberapa tahun yang lalu, dia bersama mereka di sini, jadi ketika mereka melihatnya bermain untuk Black Stars [julukan Timnas Ghana], di Liga Champions dan mencetak gol, itu menginspirasi mereka untuk mengetahui bahwa mereka juga bisa melakukannya.”
Ramadan Osman yang berusia sembilan tahun, yang sering berlatih di Taman Kawukudi di Nima, ikut menggemakan pandangan Alhassan.
“Saya nomor 10, dan saya ingin menjadi Mohammed Kudus berikutnya,” ujarnya dengan percaya diri.
Kudus bermain impresif di musim ini, baik di level klub maupun tim nasional.
Ia berhasil melesakkan 10 gol dan dua assist dari 21 penampilannya di semua ajang kompetisi untuk klubnya, Ajax Amsterdam.
Sementara bersama Black Stars di Piala Dunia 2022, Kudus tampil mengesankan dengan mencetak dua gol dari dua penampilan.
Dua gol tersebut ia sarangkan ke gawang Korea Selatan di laga yang berakhir 2-3 untuk kemenangan Ghana, Senin (28/11/2022).
Dilansir Whoscored, pria berusia 22 tahun itu merupakan gelandang yang menonjol dalam hal dribel, penyelesaian peluang, dan melakukan tembakan jarak jauh.
Selain menjadi 'sinar' bagi kampung halamannya, Kudus merupakan aktor yang bisa mengantarkan Ghana melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2022.
Laga terakhir Grup H antara Ghana vs Uruguay akan dilangsungkan pada Jumat (2/12/2022) pukul 22.00 WIB di Stadion Al Janoub.
(*)
Baca Berita Tribun Manado DI SINI
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com