Gempa Bumi
Catatan Sejarah Gempa Cianjur Sejak Tahun 1844, Disebut Kawasan yang Permanen Menjadi Rawan Gempa
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan, Kabupaten Cianjur.
- 26 November 1973: menimbulkan kerusakan;
- 10 Februari 1982: gempa bermagnitudo 5,5 dengan 7 korban luka dan banyak rumah rusak;
- 12 Juli 2000: gempa bermagnitudo 5,4 mengakibatkan 1900 rumah rusak;
- 12 Juni 2011: mengakibatkan 136 rumah rusak;
- 4 Juni 2012: mengakibatkan 104 rumah rusak;
- 8 September 2012: mengakibatkan 560 rumah rusak;
- 11 Maret 2020: mengakibatkan 760 rumah rusak;
- 21 November 2022: gempa bermagnitudo 5,6 mengakibatkan ratusan korban dan ribuan rumah rusak.
"Rata-rata gempa yang terjadi di zona ini tidak ada yang melebihi 6,0 semuanya bermagnitudo 5 koma," ujar Daryono.
Daryono mengatakan, skala gempa yang mengguncang Cianjur pada Senin kemarin sebenarnya tidak terlalu besar.
Namun, gempa bermagnitudo 5,6 itu menimbulkan kerusakan signifikan karena berjenis tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.
"Karakteristik shallow crustal earthquake sangat dangkal. Jadi memang energinya itu dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah itu masih kuat," terangnya
Selain itu, kata Daryono, struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa. Banyak sekali rumah yang dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa karena menggunakan besi tulangan atau semen standar.
Lokasi permukiman penduduk yang berada di daerah tanah lunak juga menyebabkan resonansi gelombang yang akhirnya mengamplifikasi atau memperbesar dampak getaran gempa.
Belum lagi, di daerah perbukitan atau lereng, rumah-rumah penduduk mengalami kerusakan parah lantaran topografi wilayah tidak stabil.