Sulawesi Utara
Nasib Bendungan Lolak Sulawesi Utara, Sudah Selesai Dibangun Masih Terbelit Masalah Lahan
Bendungan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara sudah selesai dibangun, meski begitu masih ada saja kendala teknis di lapangan
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bendungan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara sudah selesai dibangun, meski begitu masih ada saja kendala teknis di lapangan.
I Komang Sudana, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I mengatakan, masalahnya ada bagian bendungan ini yang masuk kawasan Hutan
"Kalau fisik bendungan sudah selesai, namun kita tunggu izin dulu," katanya kepada trinunmanado.co.id, pekan lalu di Kantor PUPR Sulut di sela Pencanangan Hari Bakti PU ke-77.
Izin dimaksud kata I Komang Sudana soal Pelepasan Kawasan Hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
"Perlu dilakukan izin Pelepasan Kawasan Hutan," katanya.
Pasalnya, pembangunan Bendungan Lolak ini masih didera persoalan ganti rugi lahan yang diklaim masyarakat.
Belakangan lahan yang masuk areal genangan air itu ternyata masuk Kawasan Hutan.
BWS Sulawesi I enggan membayar ganti rugi lahan ke warga yang mengklaim dengan alasan lokasi dimaksud masuk kawasan hutan, jika dibayarkan ganti rugi dikhawatirkan berimplikasi hukum.
I Komang Sudana mengatakan, masalah ini tinggal menunggu rekomendasi KLHK maka akan ditindaklanjuti sesuai rekomendasi tersebut.
Adapun Bendungan Lolak dibangun menghabiskan dana Rp 1,8 Triliun. Angka itu membengkak dari rencana awalnya hanya Rp 1,6 Triliun.
Bendungan Lolak memiliki luas area genangan 97,46 hektar dengan kapasitas tampung mencapai 16,1 juta meter kubik.
Saat beroperasi akan memasok air irigasi seluas 2.214 hektar, mendukung penyediaan air baku 500 liter/detik, pariwisata, konservasi air dan memiliki potensi tenaga listrik 2,43 mw.
Bendungan Lolak juga disiapkan menjadi destinasi pariwisata baru di daerah Bolaang Mongondow.
Bendungan Kuwil Kawangkoan Siap Tampung Air, Gubernur Olly Dondokambey Perdana Tutup Pintu Air
Bendungan Kuwil - Kawangkoan, Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara siap digunakan.
Rencananya pekan ini akan mulai menampung air dari Sungai Tondano.
I Komang Sudana, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I mengatakan direncanakan secara perdana, Gubernur Olly Dondokambey akan menutup pintu air untuk mulai melakukan pengisian Bendungan Kuwil - Kawangkoan.
"Minggu ini rencananya penutupan pintu air untuk mulai mengisi waduk. Kalau sudah ditutup kan tergenang, sambil kita merapikan semuanya," kata I Komang Sudana kepada tribunmanado.co.id, akhir pekan lalu di Kantor Dinas PUPR Sulut.
Diperkirakan bendungan akan penuh terisi dalam waktu sebulan. Saat waduk penuh, maka saatnya diresmikan Presiden Joko Widodo, Desember 2022.
"Pak Presiden nanti akan resmikan, pintu airnya dibuka," kata dia.
Ia menjelaskan, meski melakukan penampungan, air sungai Tondano tetap dialirkan.
Ada konstruksi di terowongan namanya bottom outlet tujuannya mengalirkan air ke sungai, masih ada masih diatur.
Adapun Konstruksi Bendungan Kuwil Kawangkoan menghabiskan anggaran hampir Rp 2 Triliun, berubah dari proyeksi awal Rp 1,4 Triliun.
Pengadaan lahan Bendungan pun cukup besar mencapai Rp 232 Miliar.
Pengerjaan proyek Bendungan Kuwil-Kawangkoan sudah dimulai sejak 2016 ditandai dengan ground breaking.
6 tahun berlalu, akhirnya proyek ini tuntas menanti diresmikan.
Sekilas informasi soal Bendungan Kuwil-Kawangkian, adapun daya tampung bendungan Kuwil-Kawangkoan mencapai 23,37 juta meter kubik dan luas genangan 139 hektare (ha).
Diharapkan bendungan ini bisa mereduksi banjir sebesar 282,18 meter kubik per detik yang sering terjadi di Kota Manado dan sekitarnya.
Selain itu, dengan debit 4,50 m3/detik, bendungan ini bisa menyediakan kebutuhan air baku bagi warga kota Manado, Kecamatan Kalawat, Kota Bitung dan KEK Bitung.
Tak hanya itu Bendungan Kuwil juga memiliki kapasitas pembangkit listrik tenaga air sebesar 1,2 Mega Watt.
Selain berfungsi sebagai bendungan, dilakukan penataan kawasan sekitar bendungan Kuwil-Kawangkoan.
Di area bendungan tersebut ditemukan kubur tua leluhur Minahasa yang disebut waruga.
Sebagai bagian penataan bendungan, sebanyak 86 waruga dipindahkan dalam satu area dan ditata sebagai objek wisata budaya.
Penataan ini menghabiskan anggaran Rp 33 miliar.
Jadi bendungan ini nanti bisa dimanfaatkan untuk wisata air sekaligus wisata budaya.(ryo)
Baca juga: Berita Populer Bola: Nasib Penonton Bayaran Piala Dunia 2022, Sosok Enner Valencia, Inggris vs Iran
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Pagi, Seorang Pemotor Tewas di Tempat, Korban Tabrakan dengan Mobil CRV