Sosok Saprudin Bastomi WNI Perawat Taman, Rumput, dan Pohon di Venue Piala Dunia 2022 Qatar
Dari perawatan tanaman di beberapa stadion tersebut, ternyata ada racikan khusus dari pria kelahiran Indramayu, Indonesia, yakni Saprudin Bastomi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rumput lapangan menjadi elemen paling penting dalam penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
Butuh perlakuan khusus agar rumput bisa sangat siap untuk digunakan.
Itu adalah tanggungjawab dari para perawat rumput.
Baca juga: Kelompok Militan Al Qaeda Minta Warga Muslim Tak Saksikan Piala Dunia 2022 di Qatar, Ini Alasannya
Suasana di Stadion Lusail Qatar. (MUSTAFA ABUMUNES / AFP)
Ternyata satu di antara orang yang merawat rumput stadion untuk piala dunia 2022 adalah warga negara Indonesia.
Dia adalah Saprudin Bastomi warga asli Indramayu.
bertugas mengurus taman, rumput, dan pohon di venue Piala Dunia 2022 Qatar.
Ternyata kemampuannya tersebut ia dapa sejak masih SD.
Baca juga: 5 Pemain Bintang di Piala Dunia 2022, Dua Paling Dinantikan
Di balik penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar ternyata ada peran vital yang dilakukan oleh warga negara Indonesia (WNI) di Qatar.
Untuk diketahui event akbar ini akan dimulai pada besok, Minggu (20/11/2022).
Sosok yang punya peran penting dalam gelaran ini adalah Saprudin Bastomi.
Perlu diketahui, terdapat delapan stadion yang akan dijadikan tempat digelarnya setiap laga, yakni Al Janoub Stadium, Al Thumama Stadium, Khalifa Internasional Stadium, Ahmad Bin Ali Stadium, Education City Stadium, Al Bayt Stadium, Estadio Ras Abu Aboud Stadium, dan Lusail Stadium.
Baca juga: Nama 10 Pemain Bintang yang Tak Ikut Piala Dunia 2022 Lantaran Cidera, Ada yang Sedang Bersinar
Dari perawatan tanaman di beberapa stadion tersebut, ternyata ada racikan khusus dari pria kelahiran Indramayu, Indonesia, yakni Saprudin Bastomi.
Jurnalis Wartakotalive.com, Eko Priyono, berkesempatan mewawancarai langsung Saprudin di Qatar.
Saprudin telah dipercaya mengurus proyek Supreme Committee Nurseries dan Tress Transplanting, yakni arahan dari Supreme Committee for Delivery dan Legacy (SC) yang merupakan lembaga khusus menangani persiapan turnamen piala dunia di Qatar.
"Di proyek tersebut saya bertugas menyiapkan tanaman, baik pohon, bunga, atau rumput untuk seluruh stadion yang sedang dibangun untuk persiapan PD 2022 tersebut," kata Saprudin, Sabtu (19/11/2022) waktu setempat.
"Di antaranya stadion Al Bayt di Al Khor, stadion Al Janoub di Al Wakra, stadion Ahmad Bin Ali di Al Rayyan, stadion Education City di Qatar Foundation, stadion Al Thumama, stadium 974 dan stadion Lusail," tambah Saprudin.
Saprudin mengungkap keahliannya ini bermula ketika masih duduk di Sekolah Dasar kerap membantu orang tua memanen padi, memanen jeruk, dan merawat rumput untuk pakan hewan kambing.
Saat SD pada tahun 1988, tepat di desa Segeran, yang terkenal sebagai wilayah penghasil jeruk tengah mengalami kerugian karena banyak yang mati.
Kemudian, para petani beranggapan, penyebab jeruk mati itu dikarenakan aktivitas Pertamina yang kala itu tengah mencari (Eksplorasi) sumber minyak bumi di sekitar desa.
"Dianggap telah mencemari atau merusak tanah, sehingga tidak subur lagi, dan menyebabkan jeruk mati," ujar Saprudin.
Lalu, ia berinisiatif mencari jawaban tersebut ketika dirinya sudah berkuliah di Fakultas Pertanian.
Materi dan teori perlahan satu demi satu ia pahami, kemudian ia berhasil mengetahuinya penyebab jeruk mati beberapa tahun lalu.
"Waktu itu ditengarai oleh serangan bakteri pada jeruk yang biasa disebut penyakit (CVPD) (Citrus Vein Phloem Degeneration), dan bukan oleh kegiatan eksplorasi Pertamina," jelas Saprudin.
Sebelum sampai saat ini, dirinya terlebih dahulu mengawali karir bekerja di pabrik jamur Champignon (Agaricus Bisporus) sebagai Kaur Quality Assurance Dan R&D yang berlokasi di Paguyangan, Bumiayu daerah Brebes selatan, persis di kaki Gunung Slamet.
Kemudian, dia bergabung dengan Supreme Committee Nurseries, yang merupakan bertugas untuk menumbuhkan rumput yang diperlukan untuk stadion piala dunia 2022.
Bermodalkan langkah awal memahami Ilmu Tanah di Universitas Gadjah Mada, Saprudin juga ditarik khusus untuk bertanggungjawab secara penuh perihal operasional.
"Produksi dan pemeliharaan sekitar 16.000 pohon, dan 679.000 senak, dan rumput mencakup area seluas 425.000 meter persegi, 80-an varietas pohon dan semak yang berbeda, berasal dari pohon yang sudah besar disumbangkan penduduk Qatar," terangnya.
Supreme Committee Nurseries ini merupakan satu lembaga pembibitan terbesar, dan paling beragam jenis tanamannya di wilayah Timur Tengah.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com