G20
Apa Itu Bamboo Dome? Tempat Dikumpulkannya Para Pemimpin G20 untuk Santap Siap, Ini Filosofinya
Seperti yang diketahui G20 digelar di Bali, Indonesia. Dimana para pemimpin di beberapa negara bakal berkumpul bersama-sama di Bali.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui G20 digelar di Bali, Indonesia.
Dimana para pemimpin di beberapa negara bakal berkumpul bersama-sama di Bali.
Terkait hal tersebut para pemimpin G20 bakal dibawa ketempa-tempa yang indah di bali.
Salah satunya yakni Bamboo Dome.
Dimana ini menjadi salah satu tempat para pemimpin G20 bertemu.
Bahkan tempat tersebut memiliki filosofi sendiri.
Lantas apa sebenarnya itu Bamboo Dome?
Dan seperti apa filosofinya? berikut penjelasanya.
Baca juga: Gempa Terkini Guncang Banten Rabu 16 November 2022, Pusat di Darat Kekuatan Magnitudo 4,9
Baca juga: Jadwal Piala Dunia 2022 Grup B: Inggris, Iran, Amerika Serikat dan Wales
Para pemimpin G20 menikmati santap siang di bangunan Bamboo Dome di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, pada Selasa (15/11/2022).
Namun tak banyak yang tahu, tempat indah itu ternyata tersebut memiliki filosofi tersendiri.
“Waktu itu, permintaannya cukup sederhana, Presiden Joko Widodo ingin makan siang dengan pemandangan laut,” kata Visual Creative Consultant KTT G20, Elwin Mok, dalam rilis Tim Komunikasi dan Media G20, Selasa (15/11/2022).
Elwin menceritakan, inspirasi itu muncul saat dalam perjalanan singkat ke Pantai Melasti di selatan Bali.
Di sana Elwin bersama timnya mendapat ide brilian.
Mereka melihat sejumlah pekerja konstruksi menggunakan bambu dalam sebuah proyek bangunan setelah diskusi diputuskan bambu menjadi bahan utama untuk lokasi makan siang.
Bambu menyimpan filosofi yang sangat dalam, mudah untuk dibentuk melengkung karena sifatnya yang lentur, elastis, dan gampang beradaptasi. Selain itu, bangunan bambu juga terkenal paling kuat terhadap guncangan gempa.
Tim pun segera membuat desain disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Bali.
"Sejak dari kecil sudah membuat mainan bambu," ujar desainer Bamboo Dome Rubi Roesli.
Selain itu untuk mematangkan ide, Rubi dan Elwin kemudian menemui pengajar dan pakar perhitungan bambu Universitas Gajah Mada (UGM) Ashar Saputra. Mereka berdiskusi hingga mendapatkan bentuk yang tepat yaitu kubah setengah lingkaran atau dome.
“Jadi sesuai dengan lambang G20 berupa gunungan,” kata Rubi. Ditambah bambu ramah lingkungan. Sehingga setelah KTT G20 Bamboo Dome dibongkar bambunya masih bisa dipakai ulang untuk keperluan lain.
Bukan hanya dari sisi arsitektur Bamboo Dome dapat sekaligus promosi Indonesia ke dunia internasional akan kualitas budaya Indonesia.
"Kami ingin menunjukkan bahwa di tengah dunia yang sintetis, ada Indonesia yang masih otentik," harap Elwin.
Terletak di tepi pantai, Bamboo Dome dapat dilihat dari anjungan lobi hotel tempat yang sama berlangsungnya KTT G20.
Dalam ruang makan seluas sekitar 800 meter persegi tersebut, disediakan 43 kursi dengan tata letak satu meja besar melingkar sehingga para pemimpin dan delegasi dapat menikmati suguhan makanan khas Indonesia bersama-sama.
Telah tayang di Tribunnews.com