Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Satu Keluarga Tewas Membusuk di Kalideres, Diduga Diracun, Dokter Forensik: Pelaku Ada di dalam Situ

Dari hasil olah TKP, ditemukan adanya kapur barus, bedak bayi dan lilin yang berada di sekitaran jenazah.

Editor: Tesalonika Geatri
kolase Tribunmanado/ Tribun Jakarta/(Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI)
Satu Keluarga Tewas Membusuk di Kalideres, Diduga Diracun, Dokter Forensik: Pelaku Ada di dalam Situ. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Penyebab kematian satu keluarga di Kalideres masih menjadi misterius hingga saat ini.

Diketahui kejadian tersebut terjadi di Kompleks Citra Garden 1 Extension Kalideres Jakarta Barat, Kamis Malam (10/11/2022)

Kini beberapa dugaan muncul terkait penyebab satu keluarga tewas.

Dokter forensik mengatakan bahwa ia yakin kasus kematian ini bukan karena kelaparan.

Sebelumnya penyebab kematian satu keluarga ini disebut-sebut karena kelaparan.

4 mayat ditemukan di dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore. Terbaru, polisi membeberkan satu jasad yakni sang anak perempuan, DF, meninggal dua minggu setelah 3 anggota keluarga lain tiada, Sabtu (12/11/2022).
4 mayat ditemukan di dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore. Terbaru, polisi membeberkan satu jasad yakni sang anak perempuan, DF, meninggal dua minggu setelah 3 anggota keluarga lain tiada, Sabtu (12/11/2022). (YouTube Kompastv)

Terbaru dari hasil olah TKP, ditemukan adanya kapur barus, bedak bayi dan lilin yang berada di sekitaran jenazah.

Tak hanya itu, polisi juga menemukan buku-buku dan nota pembelian makanan yang ada di dalam rumah tersebut.

Namun belum dipastikan kapan terakhir jenazah tersebut makan sebelum meninggal dunia.

Diketahui keempat jenazah ditemukan meninggal dunia di empat lokasi berbeda.

Hingga saat ini, masih belum diketahui apa maksud dari adanya bedak tabur, kapur barus di sana.

Apakah memang disengaja, dan kalau disengaja diletakan oleh siapa, apakah salah satu dari mereka atau orang lain.

Dokter Forensik, dr Ferryal Basbeth mengatakan bahwa ia yakni kasus kematian ini bukan karena kelaparan.

Ia pun menduga bahwa ada jenazah yang sengaja dibunuh oleh salah satu mayat tesebut.

"Kalau kita lihat dari kasus ini, ini kan memang family sight, artinya memang pelaku pembunuhannya itu ada di dalam keluarga itu. Jadi bisa jadi setelah dia membunuh satu rumah, kemudian dia bunuh diri," ungkapnya dilansir dari Youtube tvOneNews, Selasa (15/11/2022).

Polisi Beberkan Fakta soal Kapur Barus dan Bedak Bayi di TKP Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres
Polisi Beberkan Fakta soal Kapur Barus dan Bedak Bayi di TKP Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres (Tribunnews.com)

Dirinya pun mengatakan, lambung keempat mayat itu kosong saat autopsi tidak serta merta menyimpulkan bahwa mereka mati kelaparan.

"Kalau kita lihat kapan sih tetangga terakhir melihat orang-orang yang ada di keluarga itu, misalnya secara utuh tidak satu aja yang kelihatan tetapi beberapa juga ada yang melihat," jelas dia.

Baca juga: Viral Video Pria Hidup Lagi usai Dinyatakan Meninggal Dunia di Bogor, Ini Kronologinya

Baca juga: Pria yang Jadi Korban Kebakaran di Rumengkor Minahasa Sulawesi Utara Dikenal Tertutup 

Sebab menurut dia, seseorang yang tewas karena kelaparan itu membutuhkan waktu.

"Nah orang untuk mati kelaparan itu perlu waktu, karena ada orang yang koma saja dan tidak diberi apa-apa tanpa infus bisa meninggal dalam waktu 7 hari, tidak diberi makan dan minum, itu pun 7 hari mayat itu tidak busuk," urainya.

Ia menegaskan, perlu dilakukan investigasi mendalam termasuk kapan terakhir kali tetangga melihat para korban.

Soal penyebab kematian, ia pun menduga mereka bukan kelaparan tapi bisa jadi karena racun.

"Kemudian kalau dugaan saya bisa jadi racun, racun itu bisa masuk dari bermacam-macam, ini dugaan yang perlu kita lihat," tambahnya

Dirinya tak yakin jika para korban itu meninggal karena kelaparan.

"Kalau kelaparan itu nggak mungkin, kelaparan kemudian meninggal sama-sama semua, itu nihil deh. Kalau saya melihatnya tidak seperti itu," tandasnya.

Kemudian ia juga mengurai soal pemeriksaan toksikologi dan hispatologi yang akan dilakukan kepada keempat mayat tersebut.

"Toksikologi forensik itu biasanya ahlinya dari apotek, biasanya dilihat maksudnya racun-racun yang mematikan itu apa saja, dan masuknya lewat mana.

Saya sih enggak ngerti, karena golden standarnya itu dari olah TKP," kata dia.

Olah TKP ini, kata dia, sangat menentukan sekali karena mayat sudah busuk itu biasanya kalau diautopsi sebab matinya sulit ditentukan karena kondisinya sudah membusuk lanjut.

"Kalau hispatologi itu biasanya diambil jaringan kemudian dibawa ke lab patologi anatomi, kemudian diperiksa. Tapi kalau mayat udah membusuk lanjut, sebab kematian itu sulit ditentukan karena kondisi mayatnya membusuk lanjut," kata dia.

"Yang ingin dicari biasanya apakan ada infeksi kronis, misalnya kurang gizi, itu bisa infeksi, untuk melihat sel-selnya, kemudian jaringan-jaringannya apakah ada perlemakan hati atau gangguan lambung. Tapi kalau mayatnya membusuk lanjut sulit dilakukan," tutup dia.

Dilaporkan

Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala membeberkan dua teori terkait kasus satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Sementara, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian satu keluarga.

Namun polisi menemukan petunjuk baru setelah mendatangi kembali lokasi penemuan mayat di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat.

Adrianus Meliala bmembeberkan teori yang pertama yakni korban bisa saja meninggal bukan karena kelaparan tapi sengaja dilaparkan oleh seseorang.

Ada kemungkinan satu atau dua orang dari korban yang sengaja ditutup aksesnya untuk makan.

Hingga akhirnya korban harus meninggal dunia karena tidak bisa makan akibat penutupan akses ke makanan tersebut.

"Teori pertama adalah mereka bukan kelaparan, tapi dilaparkan. Artinya ada mungkin ada dua orang yang sengaja ditutup aksesnya untuk kemudian tidak makan hingga mati," kata Adrianus dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (14/11/2022).

Adrianus menuturkan penutupan akses keluar rumah, ditutupnya jendela dan seluruh ventilasi yang ada di rumah membuat bau jenazah tidak tercium keluar.

Hal tersebut bisa saja sudah dipersiapkan oleh seseorang, sehingga untuk menyamarkan keberadaan jenazah di dalam rumah tersebut.

"Nah untuk itu maka untuk membuat bau tidak kemana-mana, sebelum yang ketiga-keempat mati, sehingga dipakailah itu tadi," imbuhnya.

Teori kedua, Adrianus mengatakan yakni adanya suatu keyakinan bersama terkait hidup setelah mati atau bisa saja dari keempat anggota keluarga tersebut, terdapat satu dua orang yang tidak setuju.

Namun orang yang tidak setuju tersebut dipaksa untuk ikut mati bersama.

"Teori kedua, bahwa ada suatu keyakinan bersama yang mereka yakini mengenai hidup setelah mati itu.

Mungkin sekali misalnya dari keempat orang itu, satu dua orang tidak meyakini kemudian dipaksa mati bersama," terang Adrianus.

Artikel ini telah tayang di: TribunNewsmaker.com

Sumber: TribunNewsmaker
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved