Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Lakukan Penelitian di Miangas, Harsen Tampomuri Temukan Hanya 1 Guru Untuk Satu Sekolah

Ada pembahasan menarik saat management Tribun Manado menghadirkan Prodcast yang membahas tentang perbatasan antara Indonesia dan Filipina

Penulis: Nielton Durado | Editor: Chintya Rantung
Dokumentasi Tribun Manado
Harsey Roy Tampomuri seorang peneliti policy network tentang dinamika Geopolitik Perbatasan Utara Indonesia hadir dalam acara TribunbaK 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada pembahasan menarik saat management Tribun Manado menghadirkan Prodcast yang membahas tentang perbatasan antara Indonesia dan Filipina yakni pulau Miangas.

Dalam Podcast dengan tema Tribun Bakudapa, ada tamu spesial yang datang.

Baca juga: Berita Foto: Monumen Robert Mongisidi - Pierre Tendean di Manado Sulawesi Utara

Baca juga: Gelar Upacara Hari Pahlawan Nasional Tahun 2022, Bupati Bolsel Sulawesi Utara Sampaikan Pesan Ini

Tamu tersebut adalah Harsey Roy Tampomuri seorang peneliti policy network tentang dinamika Geopolitik Perbatasan Utara Indonesia.

Harsen merupakan putra asli Sulawesi Utara yang saat ini sedang mengejar gelar Doktornya di Universitas Indonesia.

Berikut pembahasan menarik yang dibahas dalam Tribun Bakudapa:

Host : Bagaimana keberadaan masyarakat di Miangas dan kehidupan mereka yang berada di perbatasan antara Indonesia dan Filipina?

Harsen : Penduduk di Miangas berkisar antara 600-1000 jiwa.

Sisi positifnya pembangunan di Miangas saat ini sangat baik.

Tapi ada sedikit problem yakni tentang jaringan telepon disana.

Jadi hanya bisa tujuh orang saja menerima telepon ataupun SMS diwaktu yang bersamaan.

Tahun 2017 pertama kali saya ke Miangas itu signal disana sudah sangat baik.

Bahkan siaran TV digital juga sudah ada di Miangas dan lebih baik dari perkotaan.

Tapi saya sedikit kaget ketika tiga hari yang lalu datang ke Miangas lagi dan signalnya itu sudah tak sebaik ditahun sebelumnya.

Sekarang malah kalau kita kirim pesan ke seseorang bisa sampai dua hari baru terkirim.

Untuk gedung yang dibangun disana juga sudah memadai tapi memang kadang tak dipakai.

Seperti yang saya temukan ada gedung yang dibangun oleh kementerian di Miangas tapi mulai dibangun sampai sekarang tak pernah ditempati staf.

*Host : Lalu jika jaringan telepon dan internet belum masuk, bagaimana dengan situasi sekolah di Miangas?

*Harsen : Sekolah tahun 2017 banyak yang rusak.

Tapi ketika kami beri masukan semuanya lalu diperbaiki.

Saat ini yang kami temui kurang disana adalah rumah dinas guru.

Yang paling prihatin adalah SMP di Miangas, karena bangunan yang dipakai untuk SMP di Miangas sudah dari tahun 80an.

Sedangkan untuk SMK/SMA sekarang sudah lebih baik.

Tapi yang paling harus diperhatikan selain bangunan adalah SDM di Miangas.

Karena di Miangas masih sangat kekurangan Guru.

*Host : Bagaimana dengan fasilitas kesehatannya?

*Harsen: Kalau fasilitas kesehatannya sudah bagus. Bahkan di puskesmas lain belum ada, di Miangas sudah ada.

Sayangnya fasilitas yang baik ini tidak didukung oleh ketersediaan dokter dan tenaga medis.

Selain itu, banyak obat-obatan di pulau Miangas ini yang sudah mendekati kadaluarsa.

Bukan hanya itu, ketersediaan infus juga sangat memprihatikan di Miangas.

Kadang hanya minta di pos angkatan darat karena sudah tak tersedia lagi.

Anak-anak disana juga kualitas pendidikannya sangat jauh jika dibandingkan dengan Manado.

Jangankan dengan Manado, dengan Ibukota Kabupaten Talaud saja yakni Melonguane itu masih jauh.

Anak-anak SD kelas VI di Miangas masih belajar menggambar, bisa kita bayangkan betapa tertinggalnya mereka.

Maka dari itu program Nawacita pak Jokowi yang katanya membangun dari perbatasan harus lebih diperhatikan lagi.

*Host : menurut pak Harsen sendiri bagaimana cara menyikapi berbagai kekurangan yang ada di Miangas ini?

*Harsen : nah ini sangat penting pak. Karena sebenarnya perhatian pemerintah bisa dikatakan sudah cukup baik.

Tinggal bagaimana kita melihat Policy Making prosesnya.

Jadi ketika kita buat kebijakan ini, misalnya membangun sesuatu, maka harus dikawal sampai detailnya.

Misalnya siapa yang akan tempati? Maintenancenya seperti apa? Jangkauannya seperti apa?

Sama halnya dengan masalah pendidikan maupun kesehatan yang ada di Miangas.

Cara menyelesaikan ini sebenarnya adalah penerimaan PNS atau tenaga kesehatan.

Pemerintah harus menyiapkan kuota tenaga pendidikan maupun kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Miangas.

Ketika para PNS ini ditempatkan di Miangas, maka mereka tidak boleh diizinkan pindah darisana dalam waktu yang cukup lama.

Karena kebanyakan yang kami temui, banyak kuota PNS dihadirkan di Miangas tapi ketika mereka jadi PNS malah minta pindah.

Maka dari itu Pemerintah harus tegas dalam hal ini.

*Host : Kalau soal BBM, bagaimana temuan pak Harsen ketika melakukan penelitian di Miangas?

*Harsen : Kalau di Manado dan sekitarnya naik Rp 1000 saja sudah teriak sana-sini, di Miangas justru paling murah BBM perliternya itu Rp 15.000.

Bahkan pernah sampai Rp 50.000 dan masyarakat Miangas menganggap bahwa hal ini biasa saja.

*Host : jadi yang mahal bukan hanya di Papua tapi di Miangas juga ada yah?

*Harsen : Di Miangas juga ada, tapi mereka menganggap bahwa ini hal yang biasa.

Apalagi mata pencaharian masyarakat di Miangas kebanyakan adalah nelayan jadi BBM itu sangat diperlukan.

*Host : Ada cerita unik apa ketika melakukan penelitian di Miangas?

*Harsen : di Miangas itu terkenal dengan slogan taruh motor dimana saja tak akan hilang.

Karena pulaunya sangat kecil, jadi pencurian disana itu tak ada.

Bagi saya pemerintah harus mengawal semua proses kebijakan terutama bagi masyarakat yang hidup di perbatasan.

Mulai dari membangun hingga menyediakan fasilitasnya.

Karena kalau memangun lalu tak dikawal maka akan mubazir. (Nie)

Baca juga: Ketua DPR RI Bertemu Parlemen Korea Selatan, Puan Maharani : Annyeonghaseyo

Baca juga: Dituding Berkepribadian Ganda, Kamaruddin Simanjuntak Ungkap Bukti Brigadir J Sehat Karena Hal Ini

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved