Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa Itu

Apa Itu Mastodon? yang Disebut Bakal Jadi Tempat Pengguna Twitter Ramai-ramai Migrasi

Sejumlah pengguna Twitter memilih beralih ke platform alternatif lain setelah Twitter diambil alih Elon Musk akhir Oktober 2022

Editor: Glendi Manengal
KOMPAS.com/Galuh Putri Riyanto
Logo Twitter dan Mastodon. Apa itu Mastodon? Media sosial yang jadi pilihan pengguna Twitter untuk bermigrasi. Banyak pengguna bermigrasi setelah Twitter diambil alih Elon Musk. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Belakangan ini, dikabarkan banyak pengguna media sosial yang mulai meninggalkan Twitter.

Hal ini dikabarkan lantaran kebijakan baru Elon Musk membuat beberapa kalangan enggan menggunakan Twitter.

Miliarder itu dinilai melakukan perubahan yang cenderung negatif dengan PHK besar-besaran.

Perubahan fitur produk yang kontroversial dan pendekatan konten yang ramah dengan ujaran kebencian.

Diketahui semenjak twitter diambil alih oleh Elon Musk.

Media sosial terus mendapat sorotan publik karena kebijakannya.

Bahkan kini banyak penggunanya ramai-ramai migrasi ke platform lain.

Mastodon saat ini menjadi pilihan tempat migrasi para pengguna twitter.

Lantas apa itu Mastodon?

Baca juga: Hari Pahlawan 10 November, Olly Dondokambey Ziarah TMP, Steven Kandouw Inspektur Upacara

Baca juga: Selamat Hari Pahlawan 2022, Berikut Daftar Orang Sulawesi Utara yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Elon Musk, CEO Tesla Inc dan SpaceX yang kini resmi beli Twitter. Berikut ini profilnya.
Elon Musk, CEO Tesla Inc dan SpaceX yang beli Twitter. (Pinterest)

Para pengguna Twitter memilih beralih ke platform alternatif lain setelah Twitter diambil alih Elon Musk akhir Oktober 2022. Salah satu jejaring sosial yang populer jadi pilihan adalah Mastodon.

Migrasi pengguna Twitter ini disebabkan karena kontroversi Elon Musk sebagai pemilik baru Twitter dan perubahan sejumlah produk Twitter.

Misalnya, di bawah kendali Musk, Twitter memungut biaya langganan Twitter Blue seharga 7.99 dollar AS (Rp 124.760) untuk pengguna yang ingin mendapatkan centang biru (verified account).

Media sosial Mastodon yang menjadi "sasaran" migrasi, dilaporkan mengalami pertumbuhan pesat sejak Elon Musk membeli Twitter.

Dalam sebuah unggahan di Mastodon, CEO and lead developer Mastodon, Eugen Rochko, mengeklaim hampir 500.000 pengguna telah bergabung dengan Mastodon sejak 27 Oktober atau bertepatan dengan hari di mana Elon Musk resmi menutup transaksi akuisisi.

Pertumbuhan pengguna baru yang mendaftar di Mastodon juga turut melonjak. Dari biasanya hanya sekitar 60-80 pendaftar per jam sebelum 27 Oktober, menjadi ribuan pendaftar per jam saat ini.

Rochko juga mengeklaim Mastodon telah memiliki 1 juta pengguna aktif bulanan (monthly active user) per Senin 7 November 2022. Ini merupakan tonggak sejarah baru bagi Mastodon sendiri sejak diluncurkan enam tahun silam.

Lantas, apa itu Mastodon yang banyak digunakan sebagai alternatif Twitter?

Mastodon, jejaring sosial terdesentralisasi

Mastodon adalah jejaring sosial terdesentralisasi dan bersifat terbuka (free, open-source decentralized social media platform). Mastodon diluncurkan oleh Eugen Rochko pada 2016.

Perangkat lunak Mastodon dikembangkan oleh Mastodon gGmbH, sebuah organisasi nirlaba Jerman yang dipimpin oleh Rochko.

Aplikasi ini bisa di-download di Google Play Store dan Apple App Store, atau bisa juga diakses lewat browser.

Dari segi tampilan, Mastodon memang memiliki antarmuka yang mirip seperti Twitter. Misalnya, di halaman muka, pengguna bisa melihat linimasa, explore, serta trending topic.

Halaman muka Mastodon juga memiliki tab "hashtag" (tagar) yang sering dipakai di platform serta tab "news" (berita) yang paling sering dibicarakan di platform.

Mastodon juga memiliki fitur yang hampir serupa dengan Twitter. Sebut saja fitur reply (balas), retweet, bookmark, like, favorite, hashtag (tagar), serta follow (mengikuti) pengguna lain.

Karena fitur dan tampilan yang mirip, tak heran sejumlah pengguna Twitter memutuskan beralih ke Mastodon.

Meski mirip, Mastodon membawa sejumlah perbedaan. Misalnya, Mastodon memungkinkan penggunanya membuat postingan dengan batas 500 karakter. Twitter sendiri saat ini memiliki limit hingga 280 karakter per satu tweet.

Mastodon juga menyajikan timeline berdasarkan urutan waktu (chronological feed), bukan berdasarkan algoritma seperti Twitter.

Ada ribuan server

Yang perlu digarisbawahi, Mastodon adalah platform jejering sosial terdesentralisasi, bukan platform jejaring sosial mandiri macam Twitter, Instagram, dan Facebook.

Misalnya, meski Instagram dan Facebook memiliki induk perusahaan yang sama (Meta Platforms Inc.), pengguna harus tetap membuat akun di Instagram dan Facebook.

Setiap postingan, orang yang diikuti, timeline di Instagram dan Facebook pengguna pun berbeda-beda. Ini dikarenakan Instagram dan Facebook merupakan dua platform sosial yang terpisah dan berdiri sendiri.

Nah, alih-alih menyerupai jejaring sosial mandiri macam Twitter, Facebook, Instagram, Rochko justru merancang Mastodon lebih seperti layanan e-mail atau RSS.

Jadi Mastodon seperti sistem distribusi yang memungkinkan orang-orang mengirim pesan publik ke siapa saja yang mereka ikuti di layanan.

Alhasil, di Mastodon, siapa saja bisa membuat server dan menjadi host. Lalu, Mastodon bekerja di background untuk saling menghubungkannya.

Menurut laporan New York Times, setidaknya ada 4.000 server independen yang ada di Mastodon. Kebanyakan server dijalankan oleh berbagai grup dan individu.

Untuk bergabung dengan Mastodon, pengguna tidak bisa melakukan registrasi seperti biasa, seperti ketika membuat akun baru di Twitter, Facebook, atau Instagram, misalnya.

Di Mastodon, pengguna harus memilih satu server terlebih dahulu untuk mendaftar. Beberapa di antara server terbuka untuk siapa saja.

Namun, beberapa di antarnya juga memerlukan undangan. Hal ini bergantung dengan kebijakan tiap-tiap orang yang menjalankan server. Pengguna bisa menjalankan server sendiri juga.

Contohnya, ada salah satu server bernama "Mastodon.social", yang dioperasikan oleh organisasi nirlaba yang membekingi Mastodon.

Namun, server ini saat ini tidak menerima pengguna baru lagi. Contoh nama server lainnya adalah Mstnd.social, Mastodon.Art, Toot.community, Scholar.social, dan lainnya.

Nantinya, server yang dipilih bakal menjadi rumah bagi akun, profil, dan timeline pengguna. Meski begitu, pengguna tetap bisa berinteraksi dengan seluruh server yang ada di Mastodon seperti di jejaring sosial biasanya.

Tiap-tiap pengguna bakal memiliki nama akun (username) mirip seperti alamat e-mail. Username bakal menyertakan nama pilihan sekaligus nama server tempat pengguna mendaftar.

Misalnya, username "janedoe@mastodon.social". Ini menandakan bahwa pemilik akun tersebut bernama janedoe, yang mendaftarkan lewat server Mastodon.social.

Mastodon juga hadir gratis dan bebas iklan. Mastodon sebagian besar didanai berdasarkan urunan dari orang-orang yang menggunakannya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The New York Times, Selasa (8/11/2022).

Telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved