Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa Itu

Apa Itu Gurindam Dua Belas? Karya Sastra Buatan Raja Ali Haji yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Inilah arti dan isi dari Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad yang jadi Google Doodle hari ini

Penulis: Erlina Langi | Editor: Erlina Langi
HO
Apa Itu Gurindam Dua Belas? Karya Sastra Buatan Raja Ali Haji yang Jadi Google Doodle Hari Ini 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad banyak dicari lantaran menjadi Google Doodle hari ini.

Hal tersebut membuat banyak yang mencari tentang sosok Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad alias Raja Ali Haji.

Tak hanya mencari tahu tentang siapa Raja Ali Haji, tapi banyak juga yang mencari tahu tentang hasil karya dari Raja Ali Haji.

Raja Ali Haji merupakan tokoh penting di dunia Bahasa dan sastra Melayu.

Raja Ali Haji adalah seorang ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19.

Baca juga: Sosok Raja Ali Haji Bin Raja Haji Ahmad, Tokoh yang Jadi Google Doodle Hari Ini, Ini Hasil Karyanya?

Capture  Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad
Capture Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad (Capture Google)

Selain itu, Raja Ali Haji menciptakan sebuah buku yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga, yang menjadi kamus ekabahasa Melayu pertama di Nusantara.

Meski begitu, karyanya yang paling tersohor adalah Gurindam Dua Belas.

Ditulis pada 1847, ketika ia berusia 38 tahun di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.

Lantas apa Itu Gurindam Dua Belas?

Dilansir dari Kemdikbud, Gurindam Dua Belas adalah suatu karya sastra yang dibuat oleh Raja Ali Haji, seorang sastrawan dari Kepulauan Riau.

Karya sastra ini berbahasa Melayu Kuno dengan ciri khas banyaknya istilah tasawuf, kata-kata kiasan dan metafora.

Karya ini terdiri dari dua belas pasal dan dikategorikan sebagai “Syi’r Al-Irsyadi” atau puisi didaktik karena berisikan nasehat atau petunjuk hidup, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

Pembuatan karya ini dilatarbelakangi oleh konflik internal kerajaan dan tekanan penjajah yang ada pada kerajaan Riau-Lingga saat itu.

Agar nilai-nilai keislaman tidak terkikis oleh konflik internal dan eksternal pada masyarakat Melayu saat itu.

Raja Ali Haji
Raja Ali Haji (pinangpaleo.com)
Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved