RENUNGAN KRISTEN MALAM - Sikap Hati yang Keliru Terhadap Ikat Janji

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sikap hati kita terhadap hubungan ikat janji akan sangat menentukan berkat yang akan kita peroleh dari ikat janji itu sendiri. Sikap hati yang keliru akan menghalangi berkat Allah atas hidup kita. Sikap hati yang keliru tersebut antara lain ialah:

a. Melupakan ikat janji
b. Tidak setia kepada ikat janji
c. Membuat ikat janji dengan tujuan yang keliru.

1. Hati-hatilah supaya jangan kamu melupakan perjanjian Tuhan, Allahmu yang telah diikat-Nya dengan kamu. (Ulangan 4:23).

2. Dalam zaman Daud terjadilah kelaparan selama tiga tahun berturut-turut, lalu Daud pergi menanyakan petunjuk Tuhan. Berfirmanlah Tuhan : “Pada Saul dan keluarganya melekat hutang darah, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon.” (II Samuel 21:1).
Karena raja Saul bersikap tidak setia terhadap ikat-janji yang telah dibuat oleh Yosua dengan orang-orang Gibeon (Yosua 9:1-15) dan melanggarnya, maka hal tersebut mengakibatkan Allah menghukum bangsa Israel.

3. “Kamu menutupi mesbah Tuhan dengan airmata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu. Dan kamu bertanya: “Oleh karena apa?” Oleh sebab Tuhan telah menjadi saksi antara engkau dan istri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia-, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu (Maleakhi 2:13-14)
Ketidaksetiaan terhadap ikat-janji pernikahan mengakibatkan hukuman Allah terhadap orang yang melakukannya.

Baca juga: RENUNGAN FIRMAN - Markus 8:36 Memperoleh Seluruh Dunia tapi Kehilangan Nyawa

Baca juga: Renungan Kristen, Kamis 3 November 2022, 1 Samuel 5 :1-7: Allah Segala allah

4. Jumlah mereka yang mengadakan komplotan itu lebih dari empat puluh orang. Mereka pergi kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan berkata: “Kami telah bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa kami tidak akan makan atau minum, sebelum kami membunuh Paulus.” (Kisah 23:13,14)
Ikat janji yang dibuat dengan tujuan tidak benar seperti diatas justru akan mempercepat hukuman Allah atas orang-orang yang berbuat sedemikian.

RENUNGAN/PENERAPAN :

1. Setiap pelanggaran walaupun dengan alasan lupa pasti ada konsekwensinya. Misalnya, lupa membayar rekening listrik akibatnya didenda.
Pernahkah Anda mengalami hal yang semacam itu?
[ ] Pernah
[ ] Tidak pernah

Demikian juga setiap pelanggaran terhadap ikat-janji yang kita buat dihadapan Tuhan. Ia sendiri yang akan menuntut pertanggungan jawab atas hal tersebut.

Cukup sering orang yang sedang berada di dalam permasalahan berjanji kepada Tuhan: “Kalau Tuhan menolong saya keluar dari permasalahan ini, saya berjanji akan lebih bersungguh-sungguh dengan Tuhan.” Namun setelah ia menerima pertolongan Tuhan, ia melupakan janjinya tersebut.
Menurut Anda, apakah Tuhan akan membiarkan saja perbuatan orang yang semacam itu?

[ ] Ya, Ia membiarkannya
[ ] Tidak

Allah adalah Allah yang penuh kasih dan panjang sabar. Namun Ia juga adalah Allah yang setia. Ketidaksetiaan kepada janji yang semacam itu merupakan sikap yang bertolak belakang dengan sifat Allah. Itu sebabnya demi mendidik kita untuk menjadi serupa dengan sifat-Nya, Ia akan menuntut pertanggungan jawab atas ketidaksetiaan semacam diatas.

2. Perjanjian kerja merupakan salah satu bentuk dari perjanjian. Ketidaksetiaan pada perjanjian tersebut akan menghalangi berkat Tuhan dalam hidup orang yang melakukannya. Bentuk dari ketidaksetiaan itu dapat berupa:

a. Tidak jujur dalam keuangan
b. Mencuri waktu
c. Menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi
d. Membocorkan rahasia perusahaan

Ada juga orang Kristen yang masih melakukan hal-hal diatas. Menurut Anda, apakah mereka memperkenankan hati Tuhan?
[ ] Ya
[ ] Tidak

Apakah Tuhan akan memberkati orang-orang yang berbuat hal-hal tersebut?
[ ] Ya
[ ] Tidak

Orang-orang yang melakukan hal-hal tersebut diatas mungkin saja nampak mendapat keuntungan secara jasmani, tetapi mereka tidak akan mendapatkan berkat Tuhan. Berkat Tuhan itu tidak hanya terbatas kepada hal-hal materi saja, tetapi terutama hal-hal rohani dan jiwani.

4. Hafalkan ayat 1 Petrus 1:22)